Jakarta, CNN Indonesia -- Kroasia menang atas Nigeria di fase grup
Piala Dunia 2018 berkat dua gol penting, bukan karena permainan indah yang ditampilkan Luka Modric dan kawan-kawan.
Kedua negara disebut-sebut membuat persaingan di Grup D pada Piala Dunia kali ini menjadi panas. Vatreni dan Super Eagles akan memperebutkan tiket perdelapan final bersama dengan tim kejutan Islandia dan kesebelasan
runner-up empat tahun lalu Argentina.
Pertandingan antara Kroasia dan Nigeria merupakan laga terakhir di hari ketiga Piala Dunia 2018 setelah duel antara Argentina dan Islandia serta Denmark dan Peru yang diwarnai lebih banyak peluang emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada harapan laga akan memiliki daya pikat karena Kroasia dihuni deretan pemain bintang dan cukup tenar di Eropa dan Nigeria menjadi salah satu negara Afrika yang punya jam terbang tinggi di Piala Dunia. Tetapi ekspektasi tak sejalan dengan kenyataan.
 Kroasia dan Nigeria menampilkan pemain-pemain bintang dalam laga pertama di Piala Dunia 2018. (REUTERS/Ivan Alvarado) |
Kroasia dan Nigeria sama-sama kerepotan menyusun serangan yang benar-benar matang.
Talenta-talenta yang menjanjikan seperti Modric, Ivan Rakitic, Ivan Perisic, dan Mario Mandzukic tampak masih demam panggung tampil di Piala Dunia karena kesulitan mengeluarkan kemampuan terbaik.
Dengan kinerja 'ruang mesin' yang tak maksimal, peluang emas pun sulit tercipta. Beruntung, pertahanan Nigeria pun membuat kesalahan yang berakibat pada gol-gol Kroasia.
 Luka Modric mencetak gol pertama di turnamen Piala Dunia dalam laga Kroasia melawan Nigeria. (REUTERS/Fabrizio Bensch) |
Unforced error yang dilakukan lini belakang menjadi salah satu titik kelemahan Nigeria. Selain itu kreativitas Nigeria di atas lapangan juga kalah mentereng ketimbang jaket tim yang digunakan ketika memasuki arena pertandingan.
John Obi Mikel, Wilfred Ndidi, dan Victor Moses tak maksimal memanfaatkan kondisi lawan yang tidak berada di level tertinggi. Sehingga tak ada suplai yang layak bagi empat pemain depan yang turun bergantian selama 90 menit.
Bagi Kroasia, tiga poin di laga perdana jelas lebih utama ketimbang permainan terbaik.
Pada akhirnya sepak bola lebih membutuhkan gol dan poin di klasemen untuk menentukan laju sebuah kesebelasan dalam sebuah turnamen atau kompetisi, bukan penampilan yang menawan.
Anak asuh Zlatko Dalic mungkin akan mendapat suntikan kepercayaan diri berkat kemenangan di laga perdana, membuat mereka menyempurnakan mental tanding mereka pada laga selanjutnya ketika menghadapi unggulan utama Grup D Argentina.
Sementara Nigeria Gernot Rohr harus melakukan reparasi besar-besaran untuk menjaga kans menyamai capaian terbaik Nigeria di Piala Dunia, masuk ke perdelapan final, seperti yang pernah dibukukan pada 1994, 1998, 2010 dan 2014.
(ptr)