ANALISIS

Beban Berat Timnas Inggris di Jalan yang Mulus

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 29 Jun 2018 08:27 WIB
Ada suka cita di balik kegagalan timnas Inggris jadi juara grup. Namun, kini mereka diadang beban yang lebih besar di fase knock out Piala Dunia 2018.
Timnas Inggris punya beban dan tuntutan yang lebih berat di fase knock out Piala Dunia 2018. (REUTERS/Ivan Alvarado)
Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Inggris membuang peluang untuk jadi juara grup G saat bertanding melawan Belgia di Piala Dunia 2018. Inggris bukan kalah setelah mereka menurunkan tim inti dan bersusah payah, melainkan karena sudah siap dengan kemungkinan jalan tersebut sejak pertandingan belum dimulai.

Gareth Southgate memutuskan untuk melakukan rotasi besar-besaran dalam laga lawan Belgia. Banyak pemain-pemain yang disimpan untuk laga terakhir, mulai dari Kyle Walker, Jesse Lingard, hingga Raheem Sterling dan Harry Kane.

Tajuk laga big match perebutan status juara grup melawan Belgia pun menjadi pudar. Southgate memilih menggunakan laga ini untuk mengistirahatkan sejumlah andalannya dan kubu Belgia juga punya pemikiran yang serupa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayangan-bayangan duel ketat dan sengit di laga Inggris lawan Belgia pun tidak terjadi karena tim yang tampil di lapangan bukanlah tim dengan komposisi terbaik menurut pilihan pelatih masing-masing.

Southgate jelas berani mengambil risiko mengistirahatkan pemain di laga terakhir. Pemain Inggris era 90-an ini tak takut dengan status runner up grup karena hanya ditunggu oleh Kolombia.

Timnas Inggris memainkan sejumlah pemain pelapis pada laga lawan Belgia.Timnas Inggris memainkan sejumlah pemain pelapis pada laga lawan Belgia. (Foto: REUTERS/Marko Djurica)
Sosok Kolombia sendiri bukanlah sosok tim yang terlalu menakutkan karena penampilan mereka masih labil di Piala Dunia 2018. Bahkan bila berbicara peluang di atas kertas, status runner up grup punya jalan yang lebih cerah dibandingkan status juara grup.

Pasalnya juara grup G punya peluang untuk berjumpa Brasil di perempat final dan dalam bayang-bayang duel lawan tim besar lainnya (Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina) di babak semifinal.

Dengan gambaran seperti itu, maka duel lawan Jepang di babak 16 besar seolah jadi 'bonus' sementara sebelum jalan terjal di depan mata.

Mengesampingkan hipotesa bahwa Inggris sengaja memilih jalan yang lebih mudah di babak 16 besar, alasan Southgate menurunkan banyak pemain cadangan di laga terakhir adalah untuk memberikan waktu istirahat kepada para pemain.

Bomber timnas Inggris, Harry Kane diistirahatkan pada laga lawan Belgia.Bomber timnas Inggris, Harry Kane diistirahatkan pada laga lawan Belgia. (Foto: REUTERS/Fabrizio Bensch)
Di turnamen model Piala Dunia 2018, kebugaran pemain jadi salah satu faktor utama karena padatnya jadwal. Inggris memulai laga pada 18 Juni dan memainkan duel kedua enam hari kemudian. Jarak lebih rapat ada di jeda antara duel kedua dan ketiga yang hanya empat hari.

Inggris pun sudah harus kembali berlaga di tanggal 3 Juli untuk duel berikutnya di babak 16 besar. Dengan gambaran padatnya jadwal, logis bila Southgate memilih untuk memberikan istirahat untuk sejumlah pemain andalan.

Andai saja Southgate menurunkan formasi terbaik dan ada 1-2 pemain yang cedera, maka Southgate akan mendapatkan kritikan, tak peduli bila di akhir pertandingan Inggris mampu mengalahkan Belgia.

Tak Temukan Pemain Super Sub

Selain mengistirahatkan pemain, Southgate juga punya misi lain yang bisa dilihat dari laga ini. Southgate ingin mendapatkan pemain yang sekiranya bisa diandalkan bila komposisi terbaik yang ia genggam saat ini tidak bekerja dengan baik.

Namun bila melihat penampilan Inggris di laga lawan Belgia, pemain-pemain cadangan 'Three Lions' tidak menunjukkan performa impresif.

Marcus Rashford membuang peluang untuk mencetak gol ke gawang Belgia.Marcus Rashford membuang peluang untuk mencetak gol ke gawang Belgia. (Foto: REUTERS/Lee Smith)
Hal itu bisa terlihat dari statistik yang terlihat di laga lawan Belgia. Jamie Vardy dan kawan-kawan hanya mencatat satu tembakan ke gawang.

Koordinasi permainan Inggris tak rapi, alur bola tidak berjalan dengan baik, dan lini belakang sering salah komunikasi.

Bermain dengan banyak pemain yang sering duduk di bangku cadangan, terutama di bagian lini serang, jelas Southgate akan kesulitan mendapatkan nama yang kira-kira bisa cocok jadi solusi di kala kebuntuan melanda nantinya.

Southgate Dipuji Namun Siaga Dicaci

Southgate saat ini jelas dalam posisi yang bagus. Dua laga dengan kemenangan dan kekalahan dari Belgia tidak dianggap sebagai sebuah kegagalan. Status runner up grup sudah bisa menghindarkan Inggris dari duel lawan Brasil, Argentina, Prancis, Portugal, Uruguay, dalam perjalanan menuju final.

Tim-tim yang ada di hadapan Inggris saat ini adalah tim-tim dengan status kuda hitam, seperti Kolombia, Swedia, atau Swiss.

Gareth Southgate harus siap dicaci bila Inggris kalah dari Kolombia di babak 16 besar.Gareth Southgate harus siap dicaci bila Inggris kalah dari Kolombia di babak 16 besar. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Optimisme, keyakinan, dan kepercayaan diri Inggris melambung di atas awan. Mereka dalam gairah dan optimsme besar bisa membawa pulang kembali trofi Piala Dunia, meskipun dalam kenyataan trofi Piala Dunia yang ada saat ini tidak pernah mereka menangkan (karena tahun 1966 mereka masih mengangkat trofi Piala Dunia lama).

Namun satu hal yang harus diingat Southgate dan pasukannya, 'Three Lions' belum benar-benar teruji dalam laga sulit. Tunisia dan Panama memang di atas kertas memiliki kekuatan di bawah mereka.

Sebaliknya, Kolombia sudah melewati banyak ujian sulit di fase grup. Mereka sudah terbiasa dalam tekanan dan kesulitan di Piala Dunia kali ini.

Inggris akan maju ke babak 16 besar dengan kepercayaan diri, namun mereka pasti sudah menyadari risiko besar yang ada bila mereka kalah dari Kolombia di laga berikutnya.

Saat itu terjadi, segala puji-puji untuk Southgate dan timnya akan sirna, termasuk keputusannya memainkan tim lapis dua di laga terakhir lawan Belgia.

(arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER