ANALISIS

Spanyol Seperti Macan Ompong Lawan Rusia

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Senin, 02 Jul 2018 06:23 WIB
Timnas Spanyol bermain seperti tidak memiliki taring saat dikalahkan Rusia di babak 16 besar Piala Dunia 2018.
Spanyol disingkirkan Rusia lewat drama adu penalti di Piala Dunia 2018. (REUTERS/Christian Hartmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Spanyol bermain seperti tidak memiliki taring saat dikalahkan Rusia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. Sebuah penampilan buruk yang menandai akhir era Andres Iniesta bersama La Furia Roja.

Dominasi 79 persen penguasaan bola dan 1.114 umpan yang dilakukan Spanyol tidak memiliki arti saat melawan Rusia. Sebuah drama adu penalti akhirnya menghentikan laju Spanyol di Piala Dunia 2018.

Spanyol hanya bisa menyalahkan diri sendiri saat dikalahkan Rusia. Pasalnya, La Furia Roja terlihat seperti macan ompong, tidak memiliki taring untuk melakukan penyelesaian akhir dan mencetak gol.

Rusia memiliki rencana permainan yang jelas di laga ini. Tim Beruang Merah menumpuk seluruh pemain di belakang dan berusaha berusaha menyerang lewat serangan balik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isco satu-satunya gelandang Spanyol yang tampil apik di babak pertama.Isco satu-satunya gelandang Spanyol yang tampil apik di babak pertama. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Bahkan ketika bek Sergei Ignashevich melakukan kesalahan dengan menciptakan gol bunuh diri pada menit ke-12, Rusia tidak berusaha untuk mengubah strategi permainan. Tuan rumah tetap sabar menunggu di belakang.

Spanyol juga punya rencana permainan yang jelas, meskipun sangat membosankan. Strategi Spanyol adalah: mengumpan, mengumpan, mengumpan, mengumpan, mengumpan hingga mendapatkan celah untuk mencetak gol.

Di akhir babak pertama Spanyol memiliki 74 persen pengusaaan bola dan melakukan 438 umpan dengan 90 persen di antaranya sukses. Sedangkan Rusia hanya melakukan 144 usaha umpan dengan tingkat kesuksesan 70 persen.

Spanyol Seperti Macan Ompong
Gol bunuh diri Ignashevich membuat Spanyol seperti tidak punya gairah untuk mencetak gol saat unggul 1-0. Pertandingan pun sempat membosankan hingga pertengahan babak pertama.

Satu-satunya momen menghibur setelah gol bunuh diri Ignashevich mungkin adalah ketika suporter di Stadion Luzhniki melakukan Mexican Wave pada menit ke-32. Ketika tindakan suporter lebih mencuri perhatian daripada penampilan kedua tim, hal itu menunjukkan betapa membosankannya laga babak pertama Spanyol vs Rusia.

Gol penalti Dzyuba pada menit ke-41 membuat Spanyol sepertinya sadar mereka harus lebih agresif untuk membongkar pertahanan Rusia. Tapi, Rusia terlihat sudah mampu membaca pola permainan Spanyol yang hanya mengumpan dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya di sepertiga akhir pertahanan tuan rumah.

Strategi bertahan Rusia membuat Spanyol frustrasi.Strategi bertahan Rusia membuat Spanyol frustrasi. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Di babak kedua ceritanya sama. Spanyol melakukan banyak penguasaan bola dan Rusia memilih bertahan. Spanyol lebih agresif menyerang ketika Iniesta masuk menggantikan David Silva pada menit ke-67.

Kehadiran Iniesta sukses membantu Isco dalam membangun serangan. Sebelum Iniesta masuk, Isco hanya sendirian bergerak berusaha membongkar pertahanan Rusia. Sementara Marco Asensio terlihat tidak berguna sepanjang pertandingan.

Aksi Individu

Terkadang Anda membutuhkan sentuhan magis individu untuk membongkar strategi ekstra bertahan seperti Rusia. Kondisi itu yang sepertinya dipahami Fernando Hierro saat memasukkan Rodrigo pada menit ke-104 dan menarik keluar Asensio.

[Gambas:Video CNN]

Masuknya Rodrigo membuat serangan Spanyol lebih mengalir. Beberapa kali peluang didapat juara Piala Dunia 2010 itu. Tapi, ketangguhan Akinfeev di bawah mistar gawang Rusia membuat Spanyol gagal mencetak gol kemenangan.

Spanyol akhirnya seperti macan ompong setelah 120 menit laga berjalan. Sebanyak 24 tembakan ke gawang dan sembilan shot on target yang diciptakan tidak ada yang mampu berbuah gol.

Aksi individu jugalah yang menentukan kekalahan dari Rusia. Penampilan apik Akinfeev saat drama adu penalti membuat Spanyol tersingkir, sementara David De Gea melanjutkan penampilan buruk di Piala Dunia 2018. Akinfeev berhasil memblok tendangan penalti Koke dan Iago Aspas.

Pujian harus diberikan kepada Rusia yang menjalankan strategi yang dipersiapkan pelatih Stanislav Cherchesov sepenuh hati sepanjang 120 menit. Sementara bagi Spanyol, RFEF harus mencari pelatih yang lebih cocok untuk Sergio Ramos dan kawan-kawan. (nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER