Jakarta, CNN Indonesia --
Inggris menggunakan
Piala Dunia 2018 sebagai awalan generasi baru mereka, tapi rekor buruk The Three Lions ketika menghadapi adu penalti mungkin tak semudah itu untuk dilupakan.
Pada enam dari 12 penampilan terakhir Inggris di turnamen internasional, mereka kalah karena adu penalti. Hanya sekali Inggris pernah memenanginya yaitu melawan
Spanyol di Piala Eropa 1996.
Kegagalan dari titik putih juga pernah dialami sang pelatih, Gareth Southgate. Ketika bermain di adu penalti di semifinal melawan Jerman, Southgate hanya mengirimkan bola ke tangan kiper Andreas Kopke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya beberapa dekade untuk memikirkan peristiwa itu baik-baik," kata Southgate pekan lalu.
Pengalaman itu membantunya sebagai pelatih dalam menyiapkan tim, terutama Inggris kini akan berhadapan dengan Kolombia di babak 16 Besar Piala Dunia 2018.
Dua partai laga 16 besar lainnya diakhiri dengan adu penalti, yaitu Spanyol vs Rusia dan Kroasia vs Denmark.
Southgate juga termasuk dalam skuat Inggris di Piala Dunia 1998 yang dilatih Glenn Hoddle, yang meyakini bahwa adu penalti adalah semacam lotere yang tidak bisa direka ulang di sesi latihan sehingga tak ada gunanya untuk berlatih.
Di turnamen itu, Inggris kalah adu penalti dari Argentina sehingga gagal ke perempat final.
 Timnas Inggris akan menghadapi Kolombia di 16 Besar Piala Dunia. (REUTERS/Ivan Alvarado) |
Jika ada satu hal yang terus menerus ditekankan Southgate pada pemainnya adalah adu penalti tidak ditentukan oleh kebetulan.
"Ini bukan masalah kebetulan," kata Marcus Rashford pada akhir pekan lalu, di basis latihan Inggris di Repino.
"Ini soal teknik dan setiap teknik membutuhkan waktu untuk dipelajari dan disempurnakan. Ini bukan soal peluang, tapi bisa melakukannya di bawah tekanan."
Inggris telah berlatih penalti sejak Maret lalu. Para pemain akan belajar berjalan dari garis tengah lapangan menuju titik putih, demikian pula tendangannya.
 Kiper Kolomia, Ospina, tidak memiliki rekor yang baik dalam menahan penalti. (Reuters/John Sibley) |
Southgate menggunakan analisis video serta uji psikometrik untuk mencari algojo-algojo terbaik.
"Ada beberapa momen ketika Anda bahkan bisa menebak arah kiper bergerak, sehingga penalti itu bisa disempurnakan," kata Rashford.
Kiper Timnas Inggris, Jordan Pickford, pernah menyelamatkan lima dari 30 penalti yang ia hadapi di laga resmi. Rekam jejak ini mirip dengan dua penjaga gawang cadangan, yaitu Jack Butland yang menyelamatkan empat dari 25 kesempatan, dan Nick Pope yang menahan tiga dari 13 penalti.
Di dalam sesi latihan, kiper-kiper Inggris pun mempelajari kebiasaan lawan-lawannya. Metode ini sempat tak membuahkan hasil ketika Ferjani Sassi dari Tunisia berhasil membobol gawangnya dari titik putih.
"Pemuda yang mengeksekusi penalti itu sebelumnya belum pernah mengambil penalti. Saya kesulitan menebak arahnya," kata Pickford.
"Tapi saya bisa sedikit meraba-rabanya dan bergerak ke arah yang benar."
 Jordan Pickford disebut Thibaut Courtois memiliki kekurangan fisik dalam menahan penalti. (REUTERS/Gonzalo Fuentes) |
Kiper Belgia, Thibaut Courtois, pernah menyebut tinggi badan Pickford yaitu 1,85 meter sebagai kelemahan, tapi kiper Kolombia David Ospina bahkan lebih 'mungil' lagi dengan tinggi 1,83 meter.
Inggris juga bisa berharap dari rekor Ospina yang hanya pernah menyelamatkan 3 dari 38 penalti yang ia hadapai.
Hanya saja, Ospina pernah membawa Kolombia menang atas Peru di adu penalti Copa America dengan menggagalkan tendangan Miguel Trauco.
Bagi Inggris, separuh beban mereka adalah soal mental. Lalu seberapa berat kegagalan-kegagalan masa lalu menghantui mereka?
"Kami tak bisa mengubah masa lalu, semua itu sekarang telah tiada," kata Rashford.
"Yang bisa kami hadapi sekarang adalah yang di depan kami, dan saya kira kami tak pernah memikirkan hal itu dengan Inggris. Itu tentu saja akan mempengaruhi suasana hati."
"Kami memahami soal kegagalan itu, tapi rekor itu bukan sesuatu yang kami pikirkan."
 Marcus Rashford menyatakan dirinya siap jika ditunjuk sebagai algojo dalam duel adu penalti. (REUTERS/Marko Djurica) |
Rashford mengatakan ia bersedia menjadi algojo penalti jika diperlukan, dan demikian pula dengan Dele Alli.
Harry Kane yang menghujamkan dua penalti ke gawang Panama tentu saja akan menjadi salah satu pemain yang diandalkan, sementara Jamie Vardy yang memang jadi eksekutor Leicester City juga bisa menjadi opsi.
Jordan Henderson, Kieran Trippier, dan Kyle Walker juga bisa masuk daftar pilihan Southgate.
"Anda harus bisa mengendalikannya, Anda harus menjadi tuannya," kata Alli. "Saya yakin dengan diri saya sendiri."
"Kami harus berusaha keras untuk melatih penalti dan kami telah melakukannya. Kami berusaha mengendalikan situasi itu dan bukan sebaliknya. Hal ini mengubah cara berpikir kami."
(vws)