Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Inggris menjadi kontestan babak perempat final
Piala Dunia 2018 yang memastikan tiket paling akhir. Menjalani laga 16 besar menghadapi Kolombia, Inggris sempat dihadapkan pada mimpi buruk bernama adu penalti.
Tidak seperti dalam tiga adu penalti sebelumnya di Piala Dunia yang selalu berakhir dengan kegagalan, The Three Lions kali ini mencatatkan kesuksesan.
Inggris hampir kembali didekati hantu kegagalan ketika sepakan ketiga yang dieksekusi Jordan Henderson bisa ditepis David Ospina.
Kerasnya tendangan Luis Muriel yang membuat bola menghantam mistar dan refleks Jordan Pickford mengantisipasi tendangan Carlos Bacca serta mulusnya eksekusi Kieran Trippier dan Eric Dier akhirnya membukukan sejarah baru bagi sepak bola Inggris, khususnya dalam urusan adu penalti.
 Jordan Henderson gagal melakukan tugas sebagai eksekutor di babak adu penalti. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Sebelum babak tos-tosan yang nyaris membuat langkah terhenti, Inggris hampir lulus ke fase selanjutnya dalam waktu normal.
Anak asuh Gareth Southgate berhasil membukukan keunggulan melalui penalti Harry Kane. Hanya butuh beberapa detik lagi untuk merayakan kemenangan, Yerry Mina kemudian mengacaukan rencana tersebut dengan sundulannya memanfaatkan sepak pojok Juan Cuadrado.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam waktu normal, Inggris bermain lebih agresif. Kane dan kawan-kawan langsung menguasai bola sejak wasit Mark Geiger meniup peluit tanda pertandingan dimulai.
Peluang pertama hadir lewat tendangan bebas Ashley Young yang masih dapat diamankan David Ospina.
Set piece menjadi bagian yang gagal dimanfaatkan Inggris di laga melawan Kolombia. Anak asuh Jose Pekerman yang bermain pasif dengan menunggu serangan-serangan Inggris sambil menunggu serangan balik sebenarnya tidak melakukan pekerjaan dengan bersih karena kerap melakukan pelanggaran.
 Pemain-pemain Kolombia melakukan pelanggaran di dekat kotak penalti. (REUTERS/Maxim Shemetov) |
Seolah tidak belajar dari perjalanan Inggris di fase grup yang mencetak banyak gol dari situasi bola mati, Kolombia bermain teledor dengan melakukan ganjalan-ganjalan berbahaya di area seputar kotak penalti.
Selama 120 menit, Inggris memiliki 16 percobaan mencetak gol yang separuhnya merupakan tendangan bebas. Penyelesaian akhir yang tidak cemerlang menjadi masalah tersendiri bagi Inggris, meskipun kemudian penalti Kane menghukum kesalahan pemain-pemain Kolombia.
Jika Inggris bisa memanfaatkan
set piece bukan tidak mungkin adu penalti tidak perlu dilakukan.
Terlepas dari ketidakmampuan Inggris menyelesaikan peluang dari bola mati, laga melawan Kolombia menunjukkan koordinasi permainan Inggris untuk mencetak gol berjalan cukup baik.
 Penyelesaian akhir timnas Inggris masih kurang meyakinkan. (REUTERS/Carl Recine) |
Tekanan yang dilakukan Los Cafeteros membuat Inggris tak bisa langsung menyerang. Bola harus dialirkan ke belakang dan gelandang-gelandang macam Dele Alli dan Jordan Henderson harus bersabar menunggu waktu yang tepat untuk mengirim umpan ke daerah pertahanan lawan.
Pergerakan Ashley Young dan Kieran Trippier di sisi sayap pun dituntut mampu mengatasi kecepatan lawan.
Raheem Sterling, Kane dan Jamie Vardy yang tidak dapat memperlihatkan penampilan terbaik untuk membobol gawang David Ospina juga menjadi permasalahan tersendiri. Tujuh peluang yang mereka ciptakan hanya satu yang berbuah gol.
Kolombia yang BerbedaKolombia yang begitu taktis dan tergolong cepat di fase grup memainkan gaya yang sedikit berbeda di laga melawan Inggris. Ada kemungkinan absennya James Rodriguez menjadi hambatan bagi Kolombia sehingga memutuskan bermain reaktif.
Permainan Kolombia baru terlihat berubah pada 45 menit kedua dan babak tambahan pertama. Jika di babak pertama waktu normal Kolombia hanya mampu mendapat bola sebanyak 46 persen maka di sisa waktu yang ada, perempat finalis Piala Dunia 2014 itu berhasil membukukan penguasaan bola sebanyak 52 persen.
Kolombia juga lebih giat melakukan percobaan mencetak gol. Sepuluh dari 14 tembakan yang mereka lepas ke gawang Jordan Pickford terjadi pada 45 menit kedua dan 15 menit pertama babak tambahan.
Setelah bermain landai di babak pertama, Kolombia mencoba meningkatkan intensitas di babak kedua. Momen gol Mina menjelang laga bubar seolah puncak bukit bagi permainan Kolombia karena seusai berupaya mempertahankan ritme, permainan mereka kembali merosot di 15 menit terakhir babak tambahan kedua.
Menghadapi SwediaKemenangan atas Kolombia mengantar Inggris kembali merasakan babak perempat final setelah kali terakhir merasakan di Piala Dunia 2006.
Melawan Swedia bukan pekerjaan mudah bagi skuat St George's Cross.
Finishing touch yang hanya terlihat bagus ketika melawan Panama sepertinya tidak akan mampu mendobrak pertahanan Swedia.
Mengingat tim Blaugult menunjukkan kualitas yang solid dalam tiga laga fase grup dan di pertandingan 16 besar, organisasi permainan Inggris juga harus pada performa puncak.
(ptr)