Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
Uruguay Oscar Tabarez tidak memberi keterangan pasti mengenai kondisi Edinson Cavani jelang laga perempat final
Piala Dunia 2018 menghadapi
Prancis.
Cavani mengalami cedera ketika Uruguay mengalahkan Portugal di babak 16 besar. Setelah mencetak dua gol kemenangan La Celeste, pemain Paris Saint-Germain itu harus ditarik ke luar lantaran mengalami cedera betis kiri.
Penyerang yang merupakan top skor kedua sepanjang sejarah timnas Uruguay sudah terlihat berlatih namun masih terpisah dari rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia adalah pemain penting bagi kami dan dia bermain dengan sangat baik. Setelah mengalami cedera dia berusaha untuk memulihkan kondisi dan memenuhi impiannya," ucap Tabarez dikutip dari Reuters.
 Edinson Cavani mendapat bantuan dari Cristiano Ronaldo untuk menepi dari lapangan dalam pertandingan babak 16 besar. (REUTERS/Toru Hanai) |
Cavani merupakan pemain tersubur Uruguay di Piala Dunia kali ini. Dari tujuh gol yang sudah diproduksi Uruguay dalam empat laga, penyerang yang pernah membukukan hattrick ke gawang Indonesia itu telah mencetak tiga gol.
"Saya tidak akan mengatakan lebih banyak lagi mengenai Cavani, saya tidak ingin masuk ke dalam permainan. Kelak Anda akan mengetahui siapa yang bermain dan siapa yang akan berada di bangku cadangan."
"Mohon maaf Anda tidak dapat mendapat semua informasi, seperti saya yang tidak mendapat informasi dari Prancis," ujar Tabarez yang memilih menutup mulut soal kepastian kondisi Cavani jelang laga perempat final pertama di Piala Dunia 2018.
Pelatih gaek yang pernah menangani AC Milan itu juga enggan menganggap anak asuhnya sebagai tim yang diunggulkan di laga melawan Prancis meski wasit yang memimpin pertandingan di Stadion Nizhny Novgorod adalah Nestor Pitana yang berasal dari Argentina.
"Itu hanya kebetulan. Kami tidak pernah meraih kemenangan ketika wasit ini memimpin laga. Saya tidak ingin membicarakannya. Tidak masalah dia orang Argentina atau bukan. Dia wasit yang bagus," kata Tabarez.
"Kami tahu negara kami, jumlah penduduk kami, karakteristik kami, batas kami. Kami tidak pernah menjadi favorit. Berpikir menjadi juara dunia tidak bagus untuk disuarakan karena itu tidak bagus untuk fokus dan konsentrasi kami," sambungnya.
(nva)