Jakarta, CNN Indonesia --
Arsene Wenger mengaku menyesal menjadi pelatih selama 22 tahun di Arsenal. Sebab, pengorbanannya untuk klub membuat orang-orang terdekatnya menjadi telantar.
Hal itu dikatakannya saat ditanya stasiun televisi RTL soal kesalahan terbesar sepanjang hidupnya.
"Mungkin, bersama satu klub dalam tempo 22 tahun," ucap Wenger, dikutip dari
Dailymail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya adalah orang yang tak bisa diam, tapi saya juga suka tantangan," imbuhnya.
 Wenger mengangkat trofi FA Cup usai mengalahkan Chelsea, 2017. ( Reuters/Lee Smith) |
Pria berkebangsaan Prancis itu mengaku sudah memberikan pengorbanan yang sangat besar untuk membuat Arsenal kompetitif di Liga Primer Inggris. Termasuk, mengorbankan waktunya bersama keluarga.
"Saya menyesal sudah mengorbankan segalanya karena saya sadar saya sedih akibat [nasib] orang-orang di sekitar saya. Saya mengabaikan banyak orang, saya mengabaikan keluarga, saya menelantarkan banyak orang-orang dekat," tuturnya.
 Wnger sempat menjalani rivalitas panjang dengan SIr Alex Ferguson yang melatih Manchester United. ( AFP PHOTO / PAUL ELLIS) |
Wenger (68) menyebut itu tak lepas dari persoalan obsesi. Hal yang sama dinilainya akan terjadi pada eks pemain yang potensial menjadi pelatih handal, yakni Thierry Henry dan Patrick Vieira.
 Thierry Henry (kanan) bersama skuat Arsenal, 2004. ( AFP PHOTO / ODD ANDERSEN) |
"Mereka memiliki kualitas, mereka cerdas, tahu sepak bola, punya
skill menawan, tapi juga akan mengorbankan apa yang harus dikorbankan. Ini obsesi yang terus ada di kepala Anda siang malam. Anda bangun jam 3 pagi, berpikir soal pemilihan skuat, taktik, dan formasi," tutur dia.
"Saya menjadi tahanan dalam tantangan saya sendiri pada periode [di Arsenal] itu," kata Wenger menambahkan.
 Patrick Viera sempat jadi gelandang bertahan andalan Arsenal. ( AFP PHOTO / NICOLAS ASFOURI) |
Wenger mulai melatih The Gunners pada Agustus 1996. Dua tahun kemudian, ia membawa Arsenal jadi juara Liga Primer Inggris dan FA Cup di musim yang sama.
Secara total, mantan pelatih Nagoya Grampus itu sudah memberi tiga gelar Liga Primer Inggris, tujuh Piala FA, dan tujuh Community Shield.
Selama menangani Arsenal, dia terkenal dengan kebijakan mendatangkan pemain dari negara asalnya, Prancis, yang terkenal dengan istilah French Connection. Di antara yang sukses adalah Henry dan Vieira.
(har)