ASIAN GAMES 2018

Pelatih Voli Pantai Putra Puas Ulang Sejarah Asian Games 2002

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 29 Agu 2018 01:25 WIB
Pelatih voli pantai Indonesia Koko Prasetyo Darkuncoro puas atas medali perak Asian Games 2018 yang diraih anak asuhnya, Selasa (28/8).
Danangsyah Yudistira Pribadi/Gilang Ramadhan menjadi salah satu pasangan yang membela Indonesia di cabor voli pantai putra Asian Games 2018. (REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih voli pantai Indonesia Koko Prasetyo Darkuncoro puas atas medali perak Asian Games 2018 yang diraih anak asuhnya, Selasa (28/8).

Medali perak merupakan sumbangan medali pertama voli pantai putra untuk Indonesia sejak Asian Games 2002.

Ade Chandra Rachmawan/Mohamad Ashfiya meraih medali perak putra Asian Games 2018 usai dikalahkan Janko Ahmed Tijan/Samba Cherif Youousse dari Qatar di Jakabaring Sport City.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capaian Chandra/Asyifa menyamai torehan sang pelatih ketika membela Indonesia 16 tahun lalu bersama pasangannya, Agus Salim, yang kini menjadi pelatih voli pantai putri.

"Hari ini saya puas karena ada dua medali [perak dan perunggu], tapi terus terang ada hal yang harus dikoreksi untuk ajang selanjutnya. Danang Yudhistira dan Gilang Ramadhan (peraih perunggu) bermain dengan berani ambil resiko. Candra dan Yaya set pertama bisa memainkan risiko, tapi di set kedua mereka berhati-hati," kata Koko dalam konferensi pers usai pertandingan.

"Tentu saja ketika bicara emas, untuk menjuarai Asian Games harus betul-betul sampai titik tertinggi. Perjuangan mereka cukup maksimal, mereka sudah termasuk atlet di level dunia. Kami sudah siapkan segala risiko dan strategi, tapi Gilang dan Danang lebih berani dibandingkan Candra dan Yaya," katanya menambahkan.

Koko Prasetyo (tengah) diapit dua tim voli pantai putra Indonesia yang berlaga pada Asian Games 2018.Koko Prasetyo (tengah) diapit dua tim voli pantai putra Indonesia yang berlaga pada Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Koko menilai kekalahan anak asuhnya di partai final tidak terlepas dari keunggulan fisik lawan.

"Set kedua pukulan mereka semakin keras, kami harus mengakui kekuatan mereka sangat bagus. Tapi kami pernah mengalahkan Qatar dalam Kejuaraan Asia Pasifik pada 2017. Berikutnya strategi kami harus lebih pintar karena dari jangkauan sudah kalah," ujar Koko.

Agar kemampuan para pevoli pantai Indonesia meningkat, Koko berniat untuk mempersiapkan para atlet untuk tampil di kejuaraan internasional, setidaknya di level Asia Pasifik hingga Kejuaraan Dunia.

"Di Kejuaraan Dunia itu ada level 1 sampai 5. Pevoli terbaik main di level 3, 4, 5. Anak-anak memang harus pergi ke sana [Kejuaraan Dunia]," ucap Koko.

"Kalau kembali ke Asia atau Asia Tenggara, justru menurunkan penampilan. Target utama Olimpiade," ujar Koko. (nva/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER