Palembang, CNN Indonesia -- Atlet sepatu roda Indonesia, Tias Andira, mengungkapkan kekecewaan terhadap pemerintah setelah gagal merebut medali pada nomor balap road 20 kilometer
Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City, Jumat (31/8).
Tias tereliminasi ketika perlombaan menyisakan lima putaran terakhir dari total 52 lap. Rekan dia, Muhammad Oky Andrianto, berhasil menyelesaikan balapan di posisi ketujuh dengan catatan waktu 33 menit 55,981 detik.
Dia mengatakan salah satu penyebab gagal meraih medali karena kurang perhatian dari pemerintah. Atlet 21 tahun itu mengaku tidak memiliki persiapan yang matang jelang tampil di Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama latihan yang kurang itu masih banyak dari segi perawatan atlet. Seperti ada pijat untuk atlet setelah latihan, itu kadang ada kadang tidak," kata Tias usai pertandingan.
"Kami juga sering latihan di luar [jalanan], pengamanannya juga kurang. Kapten kami [Oky Adrianto] sempat kecelakaan jelang persiapan Asian Games 2018. Harapannya, lebih diperhatikan atlet sepatu roda. Uang saku juga kadang-kadang [terlambat]," sambung Tias.
Medali emas nomor balap road 20 kilometer direbut atlet Taiwan Chao Tsucheng, disusul duo Korea Selatan Choi Gwang-ho dan Son Geun-seong yang merebut perak dan perunggu.
 Tim sepatu roda Indonesia gagal mempersembahkan medali di Asian Games 2018. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
"Saya tidak bisa berkata-kata. Cuaca di sini panas tapi agak berawan, hampir sama dengan di Taiwan. Lintasan di sini juga bagus, mulus, walau sedikit licin," tutur Chao usai merebut medali emas.
Indonesia juga gagal meraih medali di nomor road 20 kilometer putri. Dua atlet Indonesia, Namasta Alifia Meidia dan Niluh Salma Falya Heryadie, gugur ketika pertandingan tersisa tiga lap.
(har/bac)