Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Korea Selatan (Korsel) termasuk salah satu bintangnya, Son Heung-min terancam batal bebas wajib militer (wamil) setelah militer pemerintah berencana meninjau ulang peraturan tersebut.
Wajib militer berlaku untuk pria berusia 18 sampai 35 tahun guna mengabdi selama 21 bulan kepada Korea Selatan. Tetapi ada pengecualian untuk mereka yang meraih medali emas
Asian Games 2018 atau medali dengan warna apa pun di Olimpiade.
Skuat timnas sepak bola dan bisbol Korea Selatan mendapat 'hadiah' tersebut setelah meraih emas Asian Games edisi ke-18 itu. Termasuk pemain Tottenham Hotspur, Son Heung-min.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, dikutip dari
Euronews, Kementerian Pertahanan Korea Selatan yang bertanggung jawab atas program wajib militer itu mengatakan peraturan bebas wamil itu masih bisa diubah.
"Kami merencanakan pemeriksaan ulang yang komprehensif dari sistem di bidang olahraga dan seni," kata Komisioner Administrasi Personel Militer, Ki Chan-soo kepada Yonhap dikutip dari
Euronews.
"Kami sudah kehabisan sumber daya personel militer. Jadi kami akan mulai dengan melihat apakah program pembebasan itu adil," Ki menambahkan.
 Son Heung-min dan skuat timnas Korea Selatan ramai diberitakan bebas wajib militer. (REUTERS/Athit Perawongmetha) |
Seorang pejabat di agen wajib militer mengatakan kepada
Reuters bahwa Ki berbicara 'pada prinsipnya' dengan mempertimbangkan permintaan media dan parlemen baru-baru ini. Jadi tidak ada rencana khusus untuk melakukan peninjauan ulang.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan juga diklaim tidak mempertimbangkan perubahan dalam sistem untuk saat ini, tetapi akan melakukan konsultasi antar-lembaga mengenai masalah bebas wamil.
Bebas wamil sebagai imbalan ini diperkenalkan pada era 1970-an sebagai bagian dari keinginan Seoul menjadi kekuatan olahraga dunia. Tetapi bebas wamil itu mendapat kritik dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa pihak menyerukan agar bebas wamil itu dihapus sama sekali. Pasalnya, hak istimewa tersebut tidak berjalan seimbang di semua lapisan mansyarakat Korea Selatan.
Menurut survei pada bulan Juli oleh lembaga survei Realmeter, hampir 48 persen mendukung peningkatan insentif bagi para atlet, sementara 44 persen menentang.
Sementara seorang anggota parlemen oposisi, Ha Tae-keung, menilai program wajib militer harus diperluas dengan memasukkan profesi lain seperti boyband K-Pop.
(bac)