CERITA ARENA

Lopetegui, Jenderal Franco, dan Kesempurnaan Real Madrid

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Rabu, 31 Okt 2018 20:05 WIB
Real Madrid dikenal sebagai klub yang amat menuntut kesempurnaan berawal dari era Jenderal Franco, korbannya kini Julen Lopetegui.
Santiago Bernabeu Yeste menjadi Presiden Real Madrid selama 35 tahun. (Nationaal Archief, Den Haag, Rijksfotoarchief: Fotocollectie Algemeen Nederlands Fotopersbureau via Wikimedia Commons CC-BY-SA-3.0-NL))
Melalui arahan dari Jenderal Franco, Santiago Bernabeu Yeste menjadi orang kepercayaan nomor satu untuk mengelola Madrid ketika klub itu mulai melakukan pembenahan. Bernabeu yang menjadi presiden klub pada 1943 dianggap sukses mengangkat pamor Los Blancos. Namanya bahkan diabadikan menjadi nama stadion markas klub tersebut.

Bernabeu yang merupakan mantan pemain Madrid juga pernah ikut berperang dalam perang saudara membela kubu Jenderal Franco yang merupakan ultra-nasionalis antikomunis. Ia berperang sebagai prajurit di bawah komando Jenderal Agustin Munoz Grandes yang notabene tangan kanan Jenderal Franco.

Kebijakan tangan besi dan pragmatis ini pula diteruskan Bernabeu untuk membesarkan El Real hingga menjadi salah satu klub raksasa di Eropa. Masa jabatannya sebagai presiden klub pun sangat lama yakni 35 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wajah Madrid yang terkesan 'angkuh' sebagai pengikat pemain-pemain bintang terus bertahan hingga sekarang di era Florentino Perez sebagai presiden klub. Tak ada satu pun pemain yang lebih besar dari nama klub, menjadi kepercayaan Madrid yang terus dipertahankan.

Florentino Perez sukses mendatangkan Cristiano Ronaldo ke Real Madrid pada 2009. (Florentino Perez sukses mendatangkan Cristiano Ronaldo ke Real Madrid pada 2009. (REUTERS/Susana Vera)
Karakter Perez yang dikenal otoriter pun segendang sepenarian dengan warisan dari Jenderal Franco. Kepintarannya dalam melobi dan menarik para pemain bintang dunia pun membuat pria yang kembali jadi presiden klub sejak 2009 itu menegaskan DNA baru Madrid.

Sebut saja nama-nama bintang dunia macam Cristiano Ronaldo yang berhasil digaet dari Manchester United pada 2009. Deretan nama bintang lain yang merupakan rekrutan Madrid pada masanya yaitu Gareth Bale, Karim Benzema, Toni Kroos, dan Luka Modric, merupakan hasil lobinya.

Begitu pula nama-nama pelatih yang pernah menangani klub itu di era Perez, juga punya nama besar. Mereka adalah Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, Zinedine Zidane, dan Julen Lopetegui.

Karakter Perez sejalan dengan nilai-nilai Madrid yang terkesan tak memberikan penghargaan terhadap pencapaian besar para pelatih maupun pemain. 

Sebut saja di antaranya pemain bintang macam Raul Gonzalez. Striker asal Spanyol itu didepak begitu saja pada masa-masa awal rezim Perez di klub. Padahal, ia turut mempersembahkan tiga gelar Liga Champions dan enam gelar La Liga Spanyol.

Begitu pula dengan sosok kiper Iker Casillas yang hengkang dari Madrid ke FC Porto pada 2015. Ia juga ikut mempersembahkan tiga trofi Liga Champions dan lima gelar Liga Spanyol.

Sementara itu, Zinedine Zidane jadi segelintir sosok yang cukup beruntung bisa pensiun di Madrid dan melanjutkan karier kepelatihan di klub itu. Namun, kisahnya juga berakhir pahit berkarier sebagai juru taktik di klub itu usai menggantikan Rafael Benitez.

Meski sudah mempersembahkan 'Si Kuping Besar' tiga kali beruntun, ia terlempar dari kursi panas pelatih Los Blancos. Zidane diklaim terlibat perseteruan dengan Perez sehingga memilih mundur dari klub tersebut, beberapa hari setelah Madrid juara Liga Champions 2017/2018.

Tak lama kemudian, Ronaldo mengikuti jejak sang pelatih, pergi dari Los Blancos dan berusaha mencari kententraman di Juventus.

Madrid saat ini berada di peringkat kesembilan klasemen sementara La Liga Spanyol usai dihajar Barcelona 1-5 di Stadion Camp Nou.

Posisi itu tentu membawa malu bagi Los Blancos yang mendambakan terus berada di persaingan atas. Sial bagi Lopetegui, ia didepak karena dianggap gagal total meski kompetisi bahkan belum memasuki tengah musim. From hero to zero, mungkin kesalahan besar bagi pelatih potensial itu berada di klub sekelas Madrid.

(bac/jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER