Putra Permata Tegar Idaman
Putra Permata Tegar Idaman
Menggemari bulutangkis dan mengagumi Roberto Baggio sejak kecil. Pernah bekerja di harian Top Skor dan Jakarta Globe. Kini menjadi penulis di kanal olahraga CNN Indonesia
KALEIDOSKOP 2018

Kevin/Marcus, Raja Dunia Tanpa Mahkota

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Des 2018 12:10 WIB
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon layak disebut 'Raja Dunia' meski saat ini mereka belum berhasil memakai mahkota.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon adalah harapan besar Indonesia untuk meraih prestasi di tingkat dunia. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- "Bukan Kevin/Marcus yang harus malu karena gagal memenangkan Kejuaraan Dunia, namun Kejuaraan Dunia yang harus malu karena bukan dimenangkan Kevin/Marcus."

Kalimat tersebut memang terdengar bombastis, seperti halnya gurauan yang tenar di zaman ini. Namun, seperti mendekati kenyataan bila melihat penampilan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di sepanjang 2018.

Kevin/Marcus meraih delapan gelar di seri turnamen BWF plus medali emas Asian Games 2018. Catatan sembilan gelar di tahun 2018 membuat mereka menorehkan prestasi yang lebih bagus dibandingkan yang mereka catat di tahun 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun lalu, Kevin/Marcus meraih tujuh gelar dan banyak yang menduga hal tersebut akan sulit diulangi di tahun-tahun berikutnya. Namun nyatanya Kevin/Marcus berhasil tampil konsisten dan bahkan mencatat prestasi yang lebih baik dibandingkan tahun 2017.

Kevin/Marcus meraih kemenangan di delapan seri BWF World Tour musim ini. Hal tersebut membuat Kevin/Marcus jadi pebulutangkis dengan jumlah gelar terbanyak di seri BWF World Tour.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tampil konsisten dari awal hingga akhir tahun 2018.Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tampil konsisten dari awal hingga akhir tahun 2018. (ANTARA FOTO/INASGOC/Hadi Abdullah)
Keperkasaan Kevin/Marcus bertambah lewat medali emas Asian Games 2018. Lewat duel yang sengit melawan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak final, Kevin/Marcus berhasil memenangkan medali emas setelah beberapa kali menyelamatkan match point yang didapat lawan.

Kejuaraan Dunia sejatinya seperti kejuaraan biasa, dengan peserta yang sama dengan turnamen-turnamen BWF lainnya. Bahkan malah terkadang pesertanya punya kualitas sedikit di bawah kejuaraan BWF Super 1000 lantaran adanya pembagian kuota tiap benua.

Jika Kejuaraan Dunia digelar 10 kali dalam setahun, bukan omong kosong bila ada yang mengatakan Kevin/Marcus bisa memenangkan 6-8 di antaranya.

Namun, Kejuaraan Dunia hanya satu kali digelar setiap tahunnya, dan tidak akan digelar di tahun Olimpiade. Kevin/Marcus gagal di 2017 dan 2018, bahkan tidak bisa mendapat medali lantaran terhenti di babak perempat final.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal di Kejuaraan Dunia 2018.Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal di Kejuaraan Dunia 2018. (Dok. PBSI)
Dengan Olimpiade digelar pada 2020, maka Kejuaraan Dunia 2019 akan memiliki arti penting bagi duet berjuluk Minions ini. Mengukur penampilan, jumlah gelar, dan karisma yang mereka punya, Minions sudah layak masuk sebagai salah satu ganda putra terbaik yang pernah ada dalam sejarah bulutangkis dunia.

Tetapi, mereka jelas tetap butuh gelar juara dunia, dan juga medali emas Olimpiade, sebagai bukti sahih kehebatan mereka.

Jika mengamati performa Kevin/Marcus tahun ini, mereka jauh lebih baik dibandingkan 2017. Di pertengahan 2017, Kevin/Marcus mengalami penurunan performa di pertengahan tahun sehingga gagal juara di Indonesia Terbuka dan kemudian kalah di Kejuaraan Dunia.

Di pertengahan 2018, Kevin/Marcus bisa jadi juara Indonesia Terbuka dan Asian Games, meski harus tergelincir di Kejuaraan Dunia yang digelar tepat di tengah dua turnamen tersebut.

Melawan Diri Sendiri

Kevin/Marcus telah membuktikan konsistensi mereka di tahun 2018. Segala macam puja dan puji yang mereka terima di tahun 2017 tak menggoyahkan mereka.

Kepercayaan diri, mental bertanding, teknik, dan skill mereka tetap berada di level atas. Kematangan cara bermain jelas jauh lebih baik seiring bertambahnya jam terbang.

Namun semakin tinggi Kevin/Marcus terbang, maka lawan terberat yang mereka hadapi adalah diri mereka sendiri. Kevin/Marcus adalah sasaran tembak tiap ganda putra di dunia, sedangkan mereka harus menjaga level permainan agar tak mudah dibidik lawan.

Menang bagi Kevin/Marcus adalah sebuah kebiasaan dan kewajaran. Sedangkan kekalahan untuk Kevin/Marcus tak ubahnya seperti kecelakaan atau bencana besar.

Kevin/Marcus dipaksa keadaan untuk terus bermain dalam kondisi tersebut. Meski mereka tak pernah mengatakan mereka terbebani dengan status pebulutangkis nomor satu dunia, beban berat itu terkadang terlihat hinggap di pundak mereka.

Ketika mereka gagal jadi juara di Kejuaraan Dunia 2018, beban tersebut masih terasa hingga Asian Games. Permainan Kevin/Marcus belum meyakinkan sampai akhirnya mereka sukses meruntuhkan beban berat dan hanya fokus untuk tampil sebaik-baiknya tanpa berpikir medali emas sebagai sebuah kewajiban.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon punya beban sebagai pebulutangkis nomor satu di tiap laga yang mereka jalani.Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon punya beban sebagai pebulutangkis nomor satu di tiap laga yang mereka jalani. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Medali emas Asian Games punya arti besar bagi Kevin/Marcus. Kemenangan di Asian Games membuat permainan Kevin/Marcus kembali ada di level tertinggi pada paruh akhir tahun 2018. Mereka bisa kembali terlihat rileks menikmati permainan dan pertandingan.

Kevin/Marcus terbukti mampu tampil konsisten dan meraih empat gelar juara di paruh akhir 2018. Kegagalan Kevin/Marcus menjadi juara BWF World Tour Finals dikarenakan faktor cedera, bukan lantaran kemampuan di lapangan.

Tahun Penting Minions

Kevin/Marcus sudah membuktikan bahwa sukses mereka di 2017 bukan sebuah sensasi sesaat. Prestasi lebih tinggi di 2018 membuktikan bahwa mereka adalah ganda putra terbaik di dunia saat ini.

Minions adalah tolok ukur kemampuan ganda-ganda dari negara lain dalam dua tahun terakhir. Minions adalah sasaran tembak dan target sasaran seluruh pebulutangkis ganda putra di dunia.

Menang lawan Kevin/Marcus berarti peningkatan kemampuan sedangkan kalah dari Kevin/Marcus juga bisa berarti kemajuan bila mereka bisa memberikan perlawanan sengit. Begitu tinggi nilai Kevin/Marcus dalam tolok ukur kualitas saat ini.

Tahun 2019 jelas merupakan tahun yang penting untuk Kevin/Marcus. Di tahun ini, Kevin/Marcus bakal memulai mengumpulkan poin untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Di atas kertas Kevin/Marcus jelas akan dengan mudah meraih tiket ke Olimpiade 2020 dan penentuan bagi mereka hanyalah perihal status unggulan ketika Olimpiade berlangsung nanti. Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan Kevin/Marcus dan PBSI di 2019.

Hal pertama, jelas Kejuaraan Dunia 2019. Kejuaraan Dunia masih jadi 'hantu' dalam karier Kevin/Marcus. Kemenangan di Kejuaraan Dunia bakal punya peran penting untuk mengangkat kepercayaan diri dan beban mental dalam diri Kevin/Marcus secara bersamaan.

Bila mampu menjadi juara dunia, Kevin/Marcus bakal datang ke Olimpiade tahun berikutnya dengan beban yang lebih berkurang. Mereka tak lagi dibayangi kegagalan di ajang besar saat turun di Olimpiade nanti.

Kevin/Marcus harus mewaspadai faktor cedera yang bisa jadi penghambat penampilan mereka.Kevin/Marcus harus mewaspadai faktor cedera yang bisa jadi penghambat penampilan mereka. (Dok. Humas PBSI)
Kedua, faktor cedera yang dialami Kevin/Marcus. Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi pernah mengatakan bahwa cedera bisa jadi salah satu faktor yang mungkin bisa menghambat laju Kevin/Marcus.

Kevin pernah mengalami cedera bahu dan Marcus pernah mengalami cedera leher. Cedera bahu Kevin sempat membuat Kevin/Marcus kalah di Indonesia Terbuka 2017 dan mundur dari Australia Terbuka, sedangkan cedera leher Marcus membuat Minions mundur dari BWF World Tour Finals.

Kedua cedera ini harus diamati dengan baik oleh tim di PBSI agar tak jadi batu sandungan besar di tahun depan.

Di tahun krusial saat pengumpulan Olimpiade juga penting, Kevin/Marcus tak boleh memaksakan diri atau dipaksakan untuk mengikuti turnamen ketika kondisi mereka sedang tidak ideal. Pengumpulan poin Olimpiade penting, namun jauh lebih penting berusaha memastikan kondisi Kevin/Marcus ada dalam kondisi ideal ketika Olimpiade digelar.

Kevin/Marcus jelas merupakan raja dunia ganda putra. Di tahun depan, mereka ditantang untuk mendapatkan mahkota yang sudah seharusnya ada di kepala mereka. Indonesia tentu berharap mereka bisa mewujudkannya.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER