Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat sepak bola Supriyono mengatakan lini serang
Timnas Indonesia U-22 harus tampil lebih kreatif saat melawan
Kamboja dalam laga terakhir fase grup
Piala AFF U-22 2019 dibanding dua laga sebelumnya.
Timnas Indonesia U-22 menjalani laga terakhir Grup B melawan tim tuan rumah di Stadion Olimpiade pada Jumat (22/2). Dalam dua pertandingan sebelumnya, skuat asuhan Indra Sjafri bermain imbang lawan Myanmar (1-1) dan Malaysia (2-2).
Menurut Supriyono penampilan lini serang Timnas Indonesia U-22 dalam dua laga itu belum meyakinkan dan belum bisa memberikan harapan. Ia menilai skuat Merah Putih belum bisa berbicara banyak tanpa gelandang Lechia Gdansk Egy Maulana Vikri dan gelandang Pahang FA Saddil Ramdani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Egy dan Saddil sempat diminta untuk memperkuat Timnas Indonesia U-22. Namun, mereka tidak mendapatkan izin dari klub masing-masing. Karena itu, Supriyono berharap tim asuhan Indra Sjafri itu bisa lebih kreatif saat melawan Kamboja.
"Maksudnya begini, jangan terlalu bergantung pada Egy dan Saddil. Minimal tanpa mereka berdua [Timnas Indonesia U-22] harus punya rencana lain. Kontribusi lini depan di uji coba juga belum bagus," ujar Supriyono kepada
CNNIndonesia.com pada Kamis (21/2) malam.
"Jadi intinya adalah setiap individu harus punya sisi ofensif yang tinggi. Asnawi [Mangkualam] di pertandingan pertama pun sering overlap, sering terjadi kebingungan untuk eksekusi atau memberi umpan. Kembali lagi, ketepatan mengambil keputusan itu sangat penting dan harus lebih dimaksimalkan di U-22 ini," Supriyono menambahkan.
Timnas Indonesia U-22 bisa jadi akan diuntungkan dengan posisi Kamboja yang menjadi pemuncak klasemen sementara dengan torehan enam poin.
 Rotasi Timnas Indonesia U-22 saat melawan Kamboja harus tepat. (Dok. PSSI) |
Tuan rumah bukan tidak mungkin akan memainkan pemain pelapis dalam laga nanti. Kendati demikian Supriyono tetap berharap Garuda Muda bisa mengantisipasi bola-bola mati Kamboja di laga nanti.
"Kalau membandingkan pertandingan pertama dan kedua, sebetulnya Timnas Indonesia U-22 ada kemajuan. Tapi harus diperhatikan antisipasi bola-bola
set piece," kata Supriyono.
Selain bola mati, Supriyono menyampaikan pelatih kepala Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri harus dapat merotasi pemain secara yang tepat.
"[Kiper] Awan Setho di laga pertama lawan Myanmar tidak terlalu [buruk], tapi saya tidak tahu rotasi Awan Setho dengan Satria Tama di laga kedua lawan untuk apa? Apakah untuk jam terbang?" ucap Supriyono.
"Kalau menurut saya, rotasi pemain itu untuk memperbaiki performa dan menjalankan taktik. Kemarin kan sepertinya Awan Setho dari sisi pengalaman lebih unggul dari Satria Tama tapi malah terkena rotasi," ucapnya menambahkan.
(map/nva)