Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan bintang
Manchester City, Yaya Toure mengaku sedih dengan masih seringnya pemain-pemain kulit hitam jadi serangan rasial di
sepak bola.
Selama ini perilaku rasial berbuah hukuman denda atau bahkan larangan bertanding tanpa penonton. Namun menurut Yaya Toure, hal itu tidak menimbulkan efek jera. Pekan lalu, Raheem Sterling jadi korban serangan rasial saat timnas Inggris menghadapi tuan rumah Montenegro.
"Saya rasa FIFA dan UEFA harus melakukan hal yang lebih tegas. Mereka harus memberikan pesan yang kuat, mungkin kepada klub atau pemain, karena kita semua bisa melihat klub seperti CSKA Moskow atau tim lain di Rusia."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana, suporter dihukum untuk beberapa laga atau beberapa bulan, saya tidak tahu jelas. Namun yang pasti hal itu masih belum bekerja [memberikan efek jera]. Hal ini mengejutkan saya," kata Yaya Toure seperti dikutip dari
SkySports.
 Yaya Toure sering jadi korban serangan rasial. (Reuters / Scott Heppell) |
Menurut Yaya Toure, sulit bagi seorang pemain yang jadi korban serangan rasial untuk menghadapi situasi di rumah.
"Sangat sulit ketika dirimu bertemu anak di rumah dan anakmu berkata 'Ayah, kenapa ketika kamu menyentuh bola, saya mendengarnya di TV, ada lagu seperti seruan monyet," ucap Yaya Toure.
Dengan karier yang panjang, Yaya Toure mengaku sudah terbiasa jadi korban.
"Banyak, sangat banyak. Jika saya bisa mengatakannya, di Belgia, di Rusia, terkadang ketika kami harus bepergian dengan tim dan bermain.. mungkin juga di Italia, pada masa lalu."
"Hal itu terjadi. Namun secara mental, saya sangat kuat. Saya tahu apa yang harus saya lakukan karena pada saat itu terjadi, saya bisa mengatakan 'Oke,saya akan mencoba mengabaikannya, mereka adalah orang-orang bodoh dan tidak mengerti."
(ptr/bac)