Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenangan 3-0
Barcelona atas
Liverpool pada leg pertama semifinal
Liga Champions tergolong skor telak namun belum ada yang bisa dipastikan sebelum leg kedua di Stadion Anfield, Rabu (8/5) dinihari, usai.
Kemampuan memenangi laga membuat Barcelona terlihat gemilang pada laga pertama. Gol-gol Luis Suarez dan Lionel Messi seolah menyisihkan fakta anak asuh Ernesto Valverde harus bersusah payah menjalani laga 2x45 menit di Stadion Camp Nou.
Tiga gol Blaugrana membuat harapan Liverpool tampak sirna. Tapi pertandingan belum selesai. The Reds masih bisa ke final meski peluang terlihat tipis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya Barcelona yang berada di atas angin bisa saja bernasib seperti musim lalu ketika gagal melaju ke semifinal setelah dihentikan AS Roma yang mampu bangkit setelah kalah di leg pertama.
Pengalaman adalah guru terbaik yang paling berharga. Pemain-pemain Barcelona tentu tidak mau mengulang kesalahan seperti musim lalu. Gerard Pique cs pasti mendambakan bermain dengan determinasi tinggi dan solid sejak menit pertama.
 Liverpool sempat membuat Barcelona kesulitan di leg pertama semifinal. (Action Images via Reuters/John Sibley) |
Sementara Liverpool bisa saja mengulang apa yang dilakukan Roma. Memang skor kekalahan Roma pada leg pertama perempat final musim lalu ketika kalah dari Barcelona. Serigala ibu kota Italia itu kalah dengan margin tiga gol namun bisa mencetak satu gol, sementara Liverpool tidak membawa modal gol ke Anfield.
Kendati sudah memimpin secara agregat, Barcelona masih membutuhkan gol. Sedangkan bagi Liverpool gol adalah sesuatu yang fardu, wajib dilakukan.
Dengan kondisi demikian, pertandingan pada leg kedua akan berlangsung sengit. Gol cepat menjadi incaran dua kesebelasan demi tempat di partai puncak.
Satu gol cepat bagi Barcelona bisa menyudahi pertandingan, untuk Liverpool sebuah gol pada menit awal bisa menumbuhkan harapan. Pertandingan saling serang seperti di leg pertama pun bisa kembali kita saksikan.
Tanpa Roberto Firmino dan Mohamed Salah, Juergen Klopp menemui permasalahan tersendiri. Menduetkan Sadio Mane, dan Divock Origi yang berjasa memenangkan The Reds atas Newcastle, bisa saja menjadi solusi yang muncul di tengah problem yang muncul mendadak.
 Lionel Messi dan Luis Suarez mengantar Barcelona meraih kemenangan pada leg pertama. (REUTERS/Albert Gea) |
Empat pemain tengah yang dimainkan Klopp pada leg pertama menjalankan tugas dan fungsi dengan apik. Lima pemain yang bergantian mengisi posisi gelandang -- James Milner, Georginio Wijnaldum, Fabinho, Naby Keita, Jordan Henderson -- bermain dengan takaran sempurna sehingga menyulitkan pergerakan kuartet lawan.
Andy Robertson, Virgil van Dijk, dan Joel Matip berpeluang kembali menjadi starter. Di sisi kanan, Joe Gomez akan menjadi pilihan jika Liverpool masih mengantisipasi ketajaman Jordi Alba dan Philippe Coutinho. Tetapi jika Klopp ingin bermain menyerang Trent Alexander-Arnold adalah opsi yang realistis.
Siapa pun yang akan dipilih Klopp bermain sejak menit pertama harus sigap mengantisipasi Messi yang terbukti menjadi pembeda dalam laga pertama.
 Juergen Klopp dipastikan tidak dapat memainkan Roberto Firmino. (REUTERS/Russell Cheyne) |
Di kubu tim tamu, kekalahan 0-2 dari Celta Vigo dalam laga La Liga akhir pekan lalu merupakan pengorbanan Barcelona. Valverde merotasi tim secara besar-besaran dengan mengistirahatkan seluruh pemain inti dengan harapan akan fit dalam laga tandang.
Selain Ousmane Dembele yang cedera, semua pemain Barcelona bisa dipilih menjadi pemain inti termasuk dua mantan pemain The Reds, Coutinho dan Suarez yang bakal menemani Messi di lini depan.
Sergio Busquets dan Ivan Rakitic akan menjadi jembatan di lini tengah selain Arturo Vidal yang dapat berperan sebagai perusak serangan lawan sebelum empat pemain belakang turun tangan.
Pada leg pertama Barcelona cukup kewalahan menghadapi tekanan anak asuh Klopp sejak laga dimulai. Untuk mengejar defisit gol, Liverpool bisa menggunakan cara yang sama yakni dengan melakukan
pressing terukur.
Satu hal yang harus diubah untuk mengubah angka di papan skor adalah dengan mencetak gol, sesuatu yang gagal dilaksanakan di Camp Nou. Efektivitas memanfaatkan peluang menjadi pekerjaan rumah Liverpool selain meredam sihir Messi yang amat mungkin menuntaskan harapan tuan rumah meraih gelar.
(nva/har)