Jakarta, CNN Indonesia -- Penyerang Liverpool
Mohamed Salah masih dibayangi mimpi buruk di
final Liga Champions 2018 melawan Real Madrid jelang menghadapi
Tottenham Hotspur pada momen yang sama di Stadion Wanda Metropolitano, Sabtu (1/6) waktu setempat.
Liverpool dan Tottenham melangkah ke final dengan cara yang menakjubkan. Keduanya membuat keajaiban di leg kedua babak semifinal.
Usai kalah 0-3 dari Barcelona di leg pertama, The Reds bisa membalikkan kedudukan dengan menang 4-0. Sementara Tottenham lolos ke final dengan keunggulan gol tandang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di leg pertama Tottenham kalah 0-1. Lalu di leg kedua sempat tertinggal 0-2 di babak pertama. Tetapi tiga gol Lucas Moura di babak kedua membuat Tottenham untuk kali pertama melangkah ke final.
Bagi Salah, final nanti jadi yang kedua beruntun bersama Liverpool. Mantan pemain AS Roma itu juga berharap tidak mengalami pengalaman menyakitkan seperti di final Liga Champions 2018.
 Salah ingin juara di final Liga Champions kedua beruntunnya. (REUTERS/Phil Noble) |
Di final Liga Champions musim lalu, Salah tidak saja merasakan kekalahan 1-3 dari Madrid, tetapi juga tidak bisa melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera dislokasi bahu usai berduel dengan Sergio Ramos.
Cedera itu membuat Salah ditarik keluar pada menit ke-30 dan digantikan dengan Adam Lallana. Pergantian itu membuat The Reds kalah karena kehilangan Salah sebagai salah satu amunisinya.
"Saya sangat senang memiliki kesempatan bermain di final lagi. Saya harap bisa bermain penuh di final kali ini. Saya sangat bersemangat untuk itu," ujar Salah kepada beIN Sports dikutip dari
Standard.
"Saya harap kami bisa memperbaiki apa yang terjadi di musim lalu, mendapatkan hasil bagus, dan memenangi kompetisi," Salah menambahkan.
Menurut Salah, kekalahan di final pertama membuat Liverpool dalam kondisi yang lebih baik di final kali ini. Tidak hanya itu, The Reds juga lebih pengalaman dibandingkan musim lalu.
(jal)