Jakarta, CNN Indonesia --
Philippe Coutinho dan
Zlatan Ibrahimovic ternyata mengalami nasib sial serupa, yakni pindah ke klub raksasa Barcelona dan gagal meraih gelar
Liga Champions.
Semula, banyak pihak menilai kepindahan Coutinho ke Barcelona adalah sebuah kewajaran. salah satu klub terbaik dunia yang dihuni pemain bintang seperti Lionel Messi dan akrab dengan trofi bergengsi.
Gelandang asal Brasil itu bermimpi untuk mengangkat gelar Liga Champions bersama Barca yang dianggap punya semua syarat meraih titel di pentas Eropa. Rasa haus yang belum pernah didapat Coutinho selama lima tahun di Liverpool.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, mimpi Coutinho berbalik 180 derajat. Alih-alih meraih gelar Liga Champions, langkah Barcelona justru digagalkan mantan klubnya, Liverpool, di semifinal.
 Zlatan Ibrahimovic gigit jari menyaksikan Inter Milan juara Liga Champions. (AFP PHOTO / PIERRE-PHILIPPE MARCOU) |
Gelandang serang 26 tahun itu juga harus gigit jari ketika menyaksikan Liverpool yang akhirnya keluar sebagai juara di kompetisi antarklub elite Eropa.
Liverpool, klub yang pernah dibela selama lima tahun, justru sukses mengangkat trofi tertinggi usai mengalahkan Tottenham Hotpsur 2-0 di laga final. Rasa sakit Coutinho tak terbayangkan lagi. Terlebih ia masih belum mampu mencuri hati suporter Barcelona.
Sebelumnya, hal serupa pernah dialami Ibrahimovic. Ia meninggalkan Inter Milan dan bergabung dengan Barcelona pada 2009. Alasannya jelas: ingin meraih trofi Liga Champions bersama klub yang dianggap lebih pantas juara.
Barcelona, klub yang diperkuat Ibrahimovic malah takluk di tangan mantan klubnya, Inter Milan. Pesepakbola asal Swedia itu pun harus gigit jari menyaksikan Inter merayakan juara Liga Champions usai mengalahkan Bayern Munchen di final.
Meski berlatar belakang klub yang berbeda, Coutinho dan Ibrahimovic sama-sama mengalami hal menyedihkan ketika gabung Barcelona. Disingkirkan mantan klub yang pada akhirnya justru merayakan gelar juara Liga Champions.
(jun)