Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu
The Jakmania akan menyaksikan laga penuh gengsi antara
Persija Jakarta vs
Persib Bandung pada pekan kedelapan
Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7) sore. Salah satu suporter yang mendukung Persija adalah Ajat Sudrajat.
Sosok Ajat menarik perhatian karena namanya persis seperti legenda Persib Bandung, Ajat Sudrajat. Ajat itu merupakan pemain Persib era 1980-an dan tercatat membela timnas Indonesia sejak 1981-1987.
Soal kesamaan nama ini, Ajat atau yang akrab disapa Beleng tidak pernah tahu alasan sang ayah memberikan nama tersebut. Sang ayah meninggal dunia ketika Ajat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 5 sehingga hilang sudah kesempatan untuk mengetahui asal muasal nama tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak saya dulu pendukung Persib, saya dikasih nama legenda Persib. Saya tidak sempat bertanya alasannya karena beliau meninggal saat saya kelas 5 SD. Saya tahu nama saya sama dengan legenda Persib itu saat masuk SMP [Sekolah Menengah Pertama]," kata pria kelahiran Majalengka, 30 Agustus 1994, tersebut kepada CNNIndonesia.com di pelataran Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7).
 Ajat Sudrajat memberikan dukungan langsung untuk Persija Jakarta di SUGBK. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Kendati lahir di Jawa Barat yang menjadi 'wilayah kekuasaan' Persib, bukan Maung Bandung yang Beleng dukung, melainkan Persija. Meski namanya sering diejek rekan dia dari Jakmania, Ajat tidak peduli.
Menjadi pendukung Macan Kemayoran, katanya, merupakan panggilan jiwa. "Pertama kali lihat Persija di televisi, pemain pertama yang saya kenal adalah Bambang Pamungkas karena saya melihat dia bermain di Timnas [tim nasional]. Ketika itu, Bambang Pamungkas lagi jaya-jayanya. Cakep permainannya," ucap Ajat.
"Saya cari tahu klubnya, lalu ya sudah mengalir begitu saja [dukung Persija]. Sekarang selain Bambang, juga ada Andritany [Ardhiyasa] dan Ismed Sofyan," ujar menambahkan.
Sebagai pendukung Persija, Ajat pantang melewatkan pertandingan melawan Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Ia datang bersama rekannya, Muhammad Murtado.
Ajat datang dari Purwakarta, sementara Murtado dari Bandung. Sama dengan Ajat, Murtado juga Jakmania dari Jawa Barat.
 Muhammad Murtado (kiri) dan Ajat Sudrajat (kanan) duduk santai jelang laga Persija vs Persib. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Sebagai Jakmania asal Jawa Barat, baik Ajat maupun Murtado mengaku pernah mendapat intimidasi dari pendukung Persib. "Kalau di Jakarta mengejek Viking yang kena imbas kami di Jawa Barat. Pendukung Persija di kampung [Jawa Barat] sering dikejar sama Viking," ujar Ajat.
"Di perbatasan keras, tidak bisa sembarangan pakai baju Persija. Kecuali wilayah Cikarang dan Bekasi," sambung Ajat.
Ajat mengatakan kejadian tersebut terjadi pada 2016. Selain dikejar dan dikeroyok, Ajat menyampaikan sebagian pendukung Persija juga ada yang dicopot bajunya dan dibakar. Kendati begitu, ia tidak kapok memakai baju Persija di Jawa Barat.
"Namanya juga cinta, kami juga ingin tunjukkan sama orang Jawa Barat bahwa Jakmania juga banyak di luar Jakarta. Mau kasih contoh juga kami tidak apa-apa di sini," tutur dia.
Di tengah isu perdamaian antarsuporter, Ajat berharap agar setiap pendukung klub bisa mengurangi nyanyian rasial. Ia yakin dari hal kecil tersebut bisa mewujudkan kerukunan antar suporter khususnya Jakmania dan Bobotoh.
"Paling seram itu di media sosial, kalau ngomong tidak mikir. Saya banyak teman Viking, santai saja," kata Ajat.
"Kalau diganggu, apa boleh buat. Biar saja [kalau cuma] provokasi, kecuali sudah main fisik," ujar Ajat.
Senada dengan Ajat, Murtado juga santai berteman dengan warga Bandung yang pendukung Persib. "Tergantung individual pemikirannya bagaimana. Bola dua babak, tidak perlu dibawa ke luar lapangan," ucapnya.
(map/jal)