ANALISIS

Piala Indonesia: Turnamen Profesional Rasa 'Tarkam'

Jun Mahares | CNN Indonesia
Senin, 29 Jul 2019 19:43 WIB
Final Piala Indonesia antara PSM Makassar vs Persija Jakarta yang semestinya dikelola secara profesional malah turun kelas layaknya pertandingan 'tarkam'.
PSM Makassar vs Persija Jakarta akan d (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penundaan pertandingan leg kedua final Piala Indonesia 2018/2019 antara PSM Makassar vs Persija Jakarta kembali mencoreng sepak bola Indonesia. Turnamen yang sedianya dikelola secara profesional malah turun kelas layaknya pertandingan klub antarkampung.

Pertama, PSSI sebagai penyelenggara Piala Indonesia sudah tidak konsisten sejak awal. Laga final yang sejatinya digelar satu pertandingan di tempat netral, mendadak diubah dua leg dengan format tandang-kandang.

Kepentingan hak siar dan pemasukan tambahan bagi klub dan pengelola turnamen jadi alasan kuat. Terlebih kedua klub juga menyetujui perubahan regulasi mendadak tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengundian status tuan rumah pertama pun dilakukan usai laga semifinal berakhir. Persija terpilih sebagai tuan rumah di leg pertama dan pertandingan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (21/7).

Persija Jakarta menang 1-0 atas PSM Makassar di leg pertama final Piala Indonesia.Persija Jakarta menang 1-0 atas PSM Makassar di leg pertama final Piala Indonesia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Persija yang lebih dulu bertindak sebagai tuan rumah terbilang sukses menggelar pertandingan. Keamanan pemain PSM sebagai tim tamu mampu terlindungi dengan baik. Begitu pula dengan suporter mereka.

Macan Kemayoran berhasil mengamankan laga kandang dengan kemenangan 1-0 di SUGBK. Gol tunggal tim Ibu Kota tercipta berkat aksi pemain pengganti, Ryuji Utomo di pengujung laga.

Manajemen Persija tentu mendapat 'keuntungan' secara finansial dari penjualan tiket. Buktinya, jumlah penonton mencapai 70.306 kursi di tribune SUGBK.

Panitia pelaksana pertandingan PSM vs Persija pun berinisiatif menambah kuota penonton sebanyak 800 kursi. Kebijakan ini tentu sudah mendapat restu dari PSSI merujuk fakta adanya penjualan tiket secara offline di Stadion Andi Mattalatta, sehari sebelum kick off.

Meledaknya animo suporter PSM jadi alasan penambahan tiket. Lumrah memang karena Pasukan Ramang yang dihuni sederet pemain top masih mengantongi kans untuk membalikkan keadaan di Makassar.

Piala Indonesia: Turnamen Profesional Rasa 'Tarkam'Leg kedua final Piala Indonesia ditunda akibat ulah oknum suporter. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Hanya saja, pelonjakan suporter tak mampu diantisipasi panitia pelaksana pertandingan. Segelintir oknum suporter yang tak mendapat tiket pertandingan melampiaskan kekesalan kepada tim tamu yang mendapat jatah latihan sehari sebelum pertandingan digelar.

Rombongan bus pemain Persija jadi sasaran. Oknum suporter yang kecewa tak mendapat tiket melakukan pelemparan hingga mengakibatkan kaca bus Persija pecah. Bahkan, salah satu ofisial Persija yakni Aditya Julistiawan mengalami luka di kepala akibat lemparan tersebut.

Apapun alasannya, panpel PSM beserta pihak yang berwenang gagal melindungi tim tamu. Penyerangan kepada pemain dan ofisial klub tidak boleh dianggap lumrah.

Tanggung Jawab PSSI 

PSSI selaku pihak yang bertanggung jawab harus mengambil keputusan cepat dan tepat. Sama sekali tak bermaksud mendukung Persija, namun intimidasi berlebihan kepada pemain dan ofisial adalah tindakan kriminal. Maka, polisi bisa ikut menindak tegas si pelaku.

Setelah perwakilan PSSI lewat Sekjen Ratu Tisha Destria hadir di Makassar, keputusan penundaan pertandingan resmi dikeluarkan beberapa jam sebelum kick off. Padahal, insiden pelemparan batu sudah terjadi saat latihan resmi atau sehari sebelum laga digelar.

Piala Indonesia: Turnamen Profesional Rasa 'Tarkam'Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Agar duduk persoalan terang-benderang, PSSI perlu memberikan konfirmasi kapan rekomendasi pembatalan pertandingan resmi dikeluarkan. Sebelum atau sesudah Persija bertolak ke Bandara Internasional Hasanuddin?

Akan menjadi sah ketika Persija memutuskan kembali ke Jakarta sesudah rekomendasi pembatalan pertandingan dikeluarkan. Sebaliknya, Persija perlu mendapat sanksi jika pulang tanpa merujuk keputusan PSSI.

Insiden Bus Rombongan Persib

Perlu diingat, Persija juga pernah mendapat sanksi akibat ulah oknum suporter yang membandel jelang menjamu Persib Bandung di Liga Super Indonesia (ISL) 2013.

Bus yang ditumpangi skuat Persib Bandung dilempari oknum suporter Persija ketika keluar dari Hotel Kartika Chandra, Jakarta, saat rombongan Maung Bandung hendak berangkat ke SUGBK.

Oknum suporter Persija juga pernah melakukan pelemparan batu kepada bus rombongan Persib Bandung.Oknum suporter Persija juga pernah melakukan pelemparan batu kepada bus rombongan Persib. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Persib memutuskan kembali ke Bandung dan laga pun akhirnya tertunda. Kemudian, pertandingan diputuskan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada 28 Agustus 2013.

Pertandingan sempat diwarnai bentrok antarsuporter karena Bobotoh diizinkan hadir. Padahal, konflik kedua suporter yang sudah berlangsung lama, memaksa penyelenggara kompetisi (PT Liga Indonesia) rutin melarang suporter tim tamu hadir di stadion.

Hubungan Harmonis The Jakmania vs Macz Man

Namun, hubungan antarsuporter Persija dan PSM selama ini terbilang harmonis. Tidak seperti The Jakmania-Bobotoh yang kerap bentrok hingga menelan korban nyawa.

Piala Indonesia: Turnamen Profesional Rasa 'Tarkam'
Saat ini, pentolan The Jakmania Ferry Indrasjarief pun terus menggalakkan kampanye damai dengan Bobotoh. Setidaknya yel-yel negatif yang mengandung lirik 'Dibunuh Saja' diharamkan berkumandang saat Persija berlaga.

Pria yang akrab disapa Bung Ferry itupun punya hubungan baik dengan Macz Man, julukan suporter PSM. Dalam akun Instagram resmi Jakmania, Ferry menceritakan bagaimana ia disambut hangat di Makassar.

Suporter PSM Makassar dan Persija Jakarta punya hubungan harmonis.Suporter PSM Makassar dan Persija Jakarta punya hubungan harmonis. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Selain itu, Ferry juga mengimbau kepada anggota The Jakmania untuk tetap menjaga persaudaraan yang telah lama terjalin dengan Macz Man.

"Pada dasarnya suporter ada karena kecintaan kepada klubnya masing-masing. Kemarin kita terluka, sekarang mereka terluka. Sekarang kita sedang diuji, apa makna kata 'saudara' bagi kita," tulis Ferry di akun Facebook pribadinya.

"Apapun keputusan yang dibuat nanti, apapun efeknya yang terjadi nanti, adalah bagian dari romantika suporter yang harus kita jalani. Jakarta-Makassar bersaudara sudah sekian lama. Jangan jadi generasi yang merusak persaudaraan ini."

Buruknya penyelenggaraan kompetisi atau turnamen sepak bola Indonesia hendaknya jangan melulu mengkambinghitamkan suporter Indonesia yang sedang belajar dewasa. PSSI atau PT Liga Indonesia Baru (LIB) pun harus belajar untuk menjaga kualitas penyelenggaraan pertandingan bila tak ingin disebut pengelola sepak bola tarkam.

Profesionalisme PSSI selaku penanggung jawab turnamen Piala Indonesia akan kembali diuji pada laga tunda PSM vs Persija yang akan digelar di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Selain itu wajah suporter Indonesia juga pun bisa tercermin lewat kedewasaan The Jakmania dan Macz Man dalam menyikapi persoalan ini. (jal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER