
Salah Kaprah Soal Irfan Bachdim Terkait Naturalisasi
Minggu, 01 Sep 2019 11:06 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Status penyerang Timnas Indonesia, Irfan Bachdim, kerap disalahpahami sejumlah publik sepak bola sebagai salah satu pemain naturalisasi.
Namanya disamakan dengan Cristian Gonzales, Stefano Lilipaly, Raphael Maitimo, Diego Michiels, dan deretan nama pemain naturalisasi lainnya.
Faktanya, Irfan Bachdim bukan merupakan pemain naturalisasi meski berdarah campuran Indonesia dan Belanda, serta lama tinggal di Negeri Tulip tersebut.
Irfan justru sudah mengantongi paspor Indonesia sejak kecil selain paspor Belanda.
Pemain bernama lengkap Irfan Haarys Bachdim atau yang dikenal dengan Irfan Bachdim melejit kala membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2010 di bawah kepelatihan Alfred Riedl.
Debut Irfan bersama timnas berbuah manis lantaran skuat Garuda berhasil kandaskan Timor Leste dengan skor 6-0 meski hanya laga persahabatan, pada 21 November 2010 lalu.
Pada awal bulan Desember, Irfan baru berseragam Timnas Indonesia di turnamen resmi dalam ajang piala AFF 2010 saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1. Kala itu nama Irfan semakin pesat lantaran dirinya menjadi andalan di lini depan dan berhasil menyumbang satu gol.
Berkat penampilannya bersama timnas tersebut, Irfan sering disalahartikan sebagai pemain naturalisasi.
Irfan memang dibesarkan dan dilahirkan di Belanda. Ayahnya yang bernama Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang hingga tahun 80-an. Kemudian dia tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Sementara sang ibu, Hester Van Dijk merupakan warga negara Belanda asli.
Isu Irfan yang merupakan pemain naturalisasi kembali mencuat kala pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy memanggil dirinya dan beberapa pemain naturalisasi untuk membela skuat Garuda dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2020.
Pemain 31 tahun itu menegaskan bahwa dia bukanlah pemain naturalisasi. Ketika memasuki umur 17 tahun di mana seseorang akan memiliki kartu tanda penduduk (KTP), dia memilih menjadi warga negara Indonesia.
Saat itu pula dia melepas kewarganegaraan Belanda dan memilih tanah kelahiran sang ayah karena Indonesia hanya mengakui satu kewarganegaraan, tak seperti Belanda.
[Gambas:Video CNN]
Irfan sendiri memulai kariernya dalam sepak bola ketika masuk dalam akademi sepak bola Ajax Amsterdam. Tiga tahun berselang, ia memutuskan untuk pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun bermain sebagai gelandang.
Pada tahun 2003, Irfan direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht dan langsung menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia pun dipercaya untuk bermain dengan tim junior Utrecht dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior.
Kariernya di Negeri Kincir Angin usai setelah memilih bergabung dengan klub HFC Haarlem sebagai tempat terakhir sebelum dirinya memutuskan untuk pindah ke Indonesia.
Memasuki bulan Maret pada 2010, Irfan pernah mengikuti seleksi untuk bergabung dengan Persija Jakarta dan Persib Bandung. Namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Lima bulan berselang, Irfan direkrut untuk memperkuat Persema Malang bersama adik iparnya, Kim Jeffrey Kurniawan.
Irfan juga pernah mencicipi bermain di liga Thailand dan Jepang. Di Thailand, ia dikontrak selama setahun oleh klub Chonburi. Sementara di Jepang, dirinya bergabung dengan tim divisi dua liga Jepang, Consadole Sapporo.
Tahun 2017 Irfan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United hingga saat ini. (mcf/bac)
Namanya disamakan dengan Cristian Gonzales, Stefano Lilipaly, Raphael Maitimo, Diego Michiels, dan deretan nama pemain naturalisasi lainnya.
Irfan justru sudah mengantongi paspor Indonesia sejak kecil selain paspor Belanda.
Pemain bernama lengkap Irfan Haarys Bachdim atau yang dikenal dengan Irfan Bachdim melejit kala membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2010 di bawah kepelatihan Alfred Riedl.
![]() |
Pada awal bulan Desember, Irfan baru berseragam Timnas Indonesia di turnamen resmi dalam ajang piala AFF 2010 saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1. Kala itu nama Irfan semakin pesat lantaran dirinya menjadi andalan di lini depan dan berhasil menyumbang satu gol.
Berkat penampilannya bersama timnas tersebut, Irfan sering disalahartikan sebagai pemain naturalisasi.
Irfan memang dibesarkan dan dilahirkan di Belanda. Ayahnya yang bernama Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang hingga tahun 80-an. Kemudian dia tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Sementara sang ibu, Hester Van Dijk merupakan warga negara Belanda asli.
![]() |
Pemain 31 tahun itu menegaskan bahwa dia bukanlah pemain naturalisasi. Ketika memasuki umur 17 tahun di mana seseorang akan memiliki kartu tanda penduduk (KTP), dia memilih menjadi warga negara Indonesia.
Saat itu pula dia melepas kewarganegaraan Belanda dan memilih tanah kelahiran sang ayah karena Indonesia hanya mengakui satu kewarganegaraan, tak seperti Belanda.
[Gambas:Video CNN]
Irfan sendiri memulai kariernya dalam sepak bola ketika masuk dalam akademi sepak bola Ajax Amsterdam. Tiga tahun berselang, ia memutuskan untuk pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun bermain sebagai gelandang.
Pada tahun 2003, Irfan direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht dan langsung menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia pun dipercaya untuk bermain dengan tim junior Utrecht dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior.
Memasuki bulan Maret pada 2010, Irfan pernah mengikuti seleksi untuk bergabung dengan Persija Jakarta dan Persib Bandung. Namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Lima bulan berselang, Irfan direkrut untuk memperkuat Persema Malang bersama adik iparnya, Kim Jeffrey Kurniawan.
Tahun 2017 Irfan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United hingga saat ini. (mcf/bac)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK