Jakarta, CNN Indonesia -- Bintang
Juventus Cristiano Ronaldo memiliki beberapa impian yang dianggapnya tak pernah terwujud.
Salah satunya adalah keinginan menunjukkan kehebatan di atas lapangan hijau kepada sang ayah, Jose Dinis Aveiro, seperti yang ia dambakan sejak kecil.
Dinis Aveiro meninggal pada September 2005 di usia 52 karena sakit liver. Sang ayah yang merupakan mantan militer memang dikenal sebagai pemabuk berat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Dinis Aveiro meninggal, Ronaldo baru masuk musim ketiga kariernya merumput di Liga Inggris membela Manchester United. Kala itu Ronaldo digadang-gadang bakal jadi pemain bintang karena penampilan impresif bersama Setan Merah.
 Cristiano Ronaldo sedih sang ayah tak pernah menyaksikan kesuksesannya. (AP Photo/Mindaugas Kulbis) |
Pemain yang memulai merasakan masa-masa kejayaannya di Real Madrid tersebut merasa menyesal kesuksesannya sebagai pemain top dunia tak pernah disaksikan sang ayah.
"Menjadi nomor satu dan dia [Dinis Aveiro] tidak melihatnya sama sekali. Dia tidak menyaksikan ketika saya menerima penghargaan," ujar Ronaldo kepada Poers Morgan di program acara ITV seperti dikutip dari
IBT.
[Gambas:Video CNN]Ronaldo pernah merasakan kesedihan yang mendalam ketika hampir seluruh keluarga menyaksikan kesuksesannya sebagai pesepakbola profesional kelas dunia, kecuali sang ayah.
"Keluarga saya melihatnya, ibu saya, kakak saya, bahkan anak tertua saya. Tetapi tidak dengan ayah saya, dia tidak melihatnya. Dia meninggal di usia muda," kata Ronaldo.
Dalam wawancara itu, Ronaldo juga menangis saat menyaksikan cuplikan video sang ayah berkomentar mengutarakan rasa bangga dan yakin sang putra bakal jadi pemain top dunia.
"Saya kira wawancara ini bakal begitu menyenangkan. Saya tidak menyangka malah menangis. Saya tidak pernah melihat video ini sebelumnya."
"Saya tidak tahu. Saya harus punya video itu untuk menunjukkan kepada keluarga. Namun, saya tidak tahu ayah saya 100 persen. Yang saya tahu dia adalah pemabuk. Saya tidak pernah bicara dengannya, maksudnya mengobrol secara normal. Itu sangat sulit," tutur Ronaldo.
(bac/nva)