Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pemain
Manchester United dan
Liverpool, Paul Ince, menilai para pemain Setan Merah generasi saat ini mempunyai mental lemah.
MU sendiri bakal melakoni laga menghadapi Liverpool pada laga lanjutan
Liga Inggris 2019/2020 di Stadion Old Trafford, Minggu (20/20).
Ince membandingkan dirinya ketika masih memperkuat MU pada masa 1989 hingga 1995. Dia mengatakan terbiasa berjalan dengan penuh percaya diri menuju lapangan dari lorong pemain bersama rekan setim macam Mark Hughes, Eric Cantona, Ryan Giggs, Peter Schmeichel, dan Steve Bruce.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepatnya pada musim 1992-1993 ketika manajer saat itu, Sir Alex Ferguson, ingin mengakhiri paceklik gelar bergengsi bagi MU selama 26 tahun. Ferguson memilih pemain-pemain yang dianggap bernyali besar sebagai petarung di lapangan.
 Mantan gelandang MU angkat bicara soal keterpurukan Setan Merah saat ini. (IAN KINGTON / AFP) |
Alhasil, MU berhasil finis di klasemen puncak dengan beda 10 poin dari Aston Villa sebagai runner-up Liga Inggris 1992/1993.
"Ini menyangkut mentalitas. Anda harus memiliki pemain sekaligus karakternya. Hal terbesar bagi kami [saat itu] punya mental bagus."
"Di dalam lorong pemain, kami bahkan sudah menjatuhkan mental para pemain lawan bahkan sebelum sampai pertandingan," kata Ince dikutip dari
Daily Mail.
[Gambas:Video CNN]Ince kemudian membandingkan para pemain MU yang juga bertabur bintang dan pemain-pemain mahal saat ini.
"Kami bisa menghadirkan itu [mentalitas kuat], namun jika Anda lihat United saat ini, para tim lawan melihat mereka dan mudah berpikir bisa mengalahkannya. Itu bukan hanya di kandang, tapi ketika tim lawan bertandang ke Old Trafford [markas MU]," ujar Ince.
Ince sendiri pernah merasakan 10 trofi bersama MU dalam kariernya selama enam tahun di klub tersebut. Sebanyak dua di antaranya merupakan gelar juara Liga Inggris. Pada 1997, Ince memilih bergabung ke Liverpool setelah sempat merantau ke Liga Italia memperkuat Inter Milan.
(bac/nva)