Jakarta, CNN Indonesia -- CNNIndonesia.com mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan mantan pebalap
MotoGP Jorge Lorenzo di The Clubhouse at Ulu, Uluwatu, Bali, Rabu (24/11).
Setelah pensiun, Lorenzo tampak begitu santai menikmati hidup saat pelesiran ke Bali.
Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan mantan pebalap Honda tersebut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak orang pikir meninggalkan Yamaha adalah kesalahan terbesar Jorge Lorenzo di MotoGP. Anda setuju?Saya selalu percaya hidup itu tentang pilihan. Semua orang pernah membuat kesalahan, mengambil keputusan yang salah. Setiap hari orang membuat pilihan, pilihan baik atau buruk. 50:50. Tapi secara keseluruhan saya merasa beruntung dengan hidup yang saya punya. Saya bisa keliling dunia, bisa sukses, bisa merebut lima gelar juara dunia.
Saya pikir itu pilihan yang terbaik [pindah ke Ducati], jadi saya tidak menyesal, karena itu yang saya rasakan dan lakukan. Jadi itu bukan [sebuah kesalahan].
Deskripsikan Valentino Rossi dan Marc Marquez secara singkat?Valentino itu Michael Jordan-nya MotoGP karena dia sangat terkenal dan penting. Itulah kenapa saya bandingkan dia dengan Michael Jordan. Meski sembilan tahun terakhir dia tidak merebut juara dunia, tapi untuk hal kemampuan dan kepopuleran, dia seperti Michael Jordan di MotoGP.
[Gambas:Instagram]Bagaimana dengan Marc Marquez?Marc adalah pebalap yang punya talenta dan naluri murni. Dia sangat berani. Dia tidak takut tabrakan.
Siapa rival terbesar Jorge Lorenzo di MotoGP?Tergantung periodenya. Pernah Valentino, pernah pula Marc. Jadi saya bisa katakan keduanya. Juga Dani Pedrosa atau Casey Stoner. Jadi sulit untuk menentukan, tergantung periodenya.
[Gambas:Video CNN]Apa momen yang paling tidak terlupakan di MotoGP?
Banyak sekali, terutama saat juara dunia MotoGP terakhir saya pada 2015.
Apa momen yang tidak bisa Anda lupakan ketika jadi rookie di MotoGP dan jadi rekan setim Rossi?Semuanya berjalan dengan cepat. Ada banyak kecelakaan, banyak momen buruk, banyak cedera, tapi balapan-balapan itu jadi momen yang paling baik.
Siapa pebalap yang pernah menjadi rekan terbaik Anda di MotoGP?Dengan Ben Spies saya punya hubungan yang baik. Dengan Marc terutama dalam tiga atau empat bulan terakhir, kami sangat dekat dan banyak waktu yang menyenangkan.
Dengan Valentino dan Andrea Dovizioso, kami beberapa kali ribut. Saya tidak punya musuh. Tapi dengan Valentino dan Andrea, kami tidak terlalu mengenal baik. Jadi saya rasa Marc [rekan terbaik].
Saya tidak terlalu dekat dengan para pebalap, karena ketika sudah berada di trek, saya 100 persen fokus membalap. Saya tidak punya waktu yang banyak berbicara dengan orang lain.
 Jorge Lorenzo menikmati liburan 'one way ticket' di Bali. (CNNIndonesia/Ardita Mustafa) |
Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada para fan Indonesia karena tidak bisa tampil di MotoGP Indonesia?Ini menyedihkan bahwa saya tidak bertanding lagi tahun depan, tetapi Anda tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi ini sedih dan sulit, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara favorit saya.
Saya merasa dicintai masyarakat Indonesia, mereka selalu mendukung dan menyemangati saya.
Ada pendapat Anda mengenai MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika pada 2021?Saya pikir seharusnya MotoGP Indonesia bisa digelar mulai lebih awal. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak penggemar MotoGP, jutaan orang menggemari MotoGP.
(ard/bac)