Jakarta, CNN Indonesia -- Entah apa yang ada di pikiran manajemen
AC Milan dengan mendatangkan
Zlatan Ibrahimovic di bursa transfer Januari 2020. Milan seperti terjebak dalam 'nostalgila' yang berulang.
Milan memang punya kenangan indah bersama Ibrahimovic. Setelah dipinjam dari Barcelona pada 2010, penyerang asal Swedia itu kemudian pindah ke San Siro secara permanen pada 2011.
Dua musim bersama Milan, Ibrahimovic berhasil merebut gelar Scudetto dan Piala Super Italia pada 2011. I Rossoneri kemudian menjual Ibrahimovic ke Paris Saint-Germain pada 2012. Lebih dari tujuh tahun berlalu, Ibrahimovic memilih kembali ke Milan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Milan merekrut kembali Ibrahimovic pantas dipertanyakan. Pasalnya di usia 38, Ibrahimovic bukan jawaban untuk masalah yang sedang dihadapi Milan saat ini. Ibrahimovic saat ini bukanlah 'Ibracadabra' yang memperkuat I Rossoneri pada 2010 hingga 2012.
 Zlatan Ibrahimovic gagal memberi kemenangan pada laga debut bersama AC Milan. (Sapda/LaPresse via AP) |
Mantan pemain Ajax Amsterdam itu memang belum kehilangan ketajaman saat memperkuat Los Angeles Galaxy, setelah mencetak 52 gol dari 56 pertandingan. Namun, kualitas Liga Amerika Serikat (MLS) jelas jauh di bawah Liga Italia.
Dari sisi bisnis, merekrut Ibrahimovic tentu cukup menguntungkan bagi Milan. Selain mendapatkan sang pemain dengan bebas transfer, Ibrahimovic masih punya nama besar di dunia sepak bola Eropa. Klub terkesan hanya ingin membuat senang suporter dengan mendatangkan nama besar.
Dari sisi prestasi, Ibrahimovic jelas bukan pemain yang tepat untuk mengangkat Milan. Padahal Milan butuh penyerang yang tajam untuk bisa bangkit. Musim ini defisit gol Milan di Liga Italia mencapai minus delapan hingga pekan ke-18 setelah hanya mampu mencetak 16 gol. Krzysztof Piatek menjadi top skor sementara dengan empat gol.
Masa emas Ibrahimovic di sepak bola Eropa sudah habis. Di musim terakhir mantan kapten timnas Swedia itu bermain di Eropa bersama Manchester United, Ibrahimovic hanya mampu mencetak satu gol dari tujuh penampilan, dan itu pun tercipta di Piala Liga Inggris.
Menariknya ini bukan kali pertama Milan merekrut kembali mendatangkan mantan bintang dan mengharapkan nostalgia, berharap masa-masa indah berulang. Sebelumnya, Milan melakukan hal yang sama dengan Andriy Shevchenko dan Ricardo Kaka.
Shevchenko merupakan legenda di Milan setelah meraih banyak sukses sejak 1999 sebelum memutuskan pindah ke Chelsea pada 2006. Ketika itu Shevchenko mencetak 170 gol dari 296 penampilan bersama Milan di semua kompetisi sebelum berlabuh di Stamford Bridge.
Milan kemudian 'memulangkan' Shevchenko dengan status pinjaman pada musim 2008/2009. Hasil tidak sama. Penyerang Ukraina itu hanya mampu mencetak dua gol dari 26 penampilan. Shevchenko yang tajam bersama Milan sudah hilang.
Kaka juga diboyong Milan kembali ke San Siro pada 2013 setelah 'membelot' ke Real Madrid pada 2009. Di fase kedua memperkuat Milan, Kaka gagal bersinar dan hanya mampu mencetak sembilan gol dari 37 penampilan tanpa mampu merebut gelar. Padahal sebelumnya, Kaka sukses mencetak 95 gol dari 270 pertandingan dan merebut lima gelar bergengsi.
[Gambas:Video CNN]Milan yang mengharapkan nostalgia masa-masa sukses berulang dengan Shevchenko dan Kaka, justru merasakan 'nostalgila' atau hasil buruk yang didapat. Hal yang sama bisa terjadi dengan Ibrahimovic musim ini.
Berisik di Luar LapanganDebut Ibrahimovic bersama Milan tidak mengesankan saat melawan Sampdoria, Senin (6/1). Masuk menggantikan Piatek pada menit ke-55, Ibrahimovic gagal menciptakan shot on target ke gawang Sampdoria. Milan pun ditahan Il Samp imbang tanpa gol.
Sejak kedatangan ke Milan di bursa transfer Januari 2020, Ibrahimovic lebih mendapat sorotan karena ucapan di luar lapangan. Bahkan dalam konferensi pers usai resmi kembali ke Milan, Ibrahimovic sudah menciptakan sensasi lewat pernyataannya.
 Zlatan Ibrahimovic sudah kehilangan sinar di sepak bola Eropa. (Sapda/LaPresse via AP) |
"Mustahil untuk bermain seperti yang saya lakukan sepuluh tahun lalu, tapi saya tahu apa yang harus saya lakukan: Daripada berlari, saya akan menendang dari jarak 40 meter," ujar Ibrahimovic.
Ibrahimovic kemudian membuat heboh dengan ucapan yang menyindir penyerang Juventus Cristiano Ronaldo. Ibrahimovic menganggap CR7 sebagai 'Ronaldo palsu'.
"Saya akan menemui Ronaldo sungguhan di [Liga] Italia? Tidak akan. Hanya ada satu Ronaldo asli, asal Brasil! Saya pikir Ronaldo Il Fenomeno adalah yang terbaik," ucap Ibrahimovic.
Ibrahimovic kini punya waktu enam bulan untuk benar-benar membuktikan Milan tidak salah merekrutnya. Jika tidak, maka Milan akan kembali terjebak dengan 'nostalgila' mantan bintang.
(jun)