Harapan Mendiang Tati Sumirah kepada Kemenpora

CNN Indonesia
Jumat, 14 Feb 2020 13:08 WIB
Mendiang legenda bulutangkis Indonesia Tati Sumirah sempat menjalani kehidupan yang sulit meski pernah mengharumkan nama negara.
Tati Sumirah titip pesan kepada Menpora. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tahun sebelum tutup usia, legenda bulutangkis Indonesia Tati Sumirah, pernah berpesan kepada Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenpora.

CNNIndonesia.com pernah berkesempatan mewawancarai Tati di sela acara penghargaan atlet wanita Indonesia berprestasi dari Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI) di Auditorium Mutiara Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, 17 Desember 2018.

Dalam kesempatan tersebut Tati berharap pemerintah bisa memberikan uang pensiun kepada atlet berprestasi. Sebab, tak banyak atlet yang punya jaminan keuangan di hari tua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berharap ada uang pensiun untuk atlet. Kalau atlet sekarang sudah keenakan, pendapatan banyak dan pekerjaan enak. Kalau kami bagaimana? Pensiun saja deh, berapapun saya terima."

[Gambas:Video CNN]
"Ada atlet yang sudah tidak bekerja, akhirnya rumah sendiri dikontrakkan. Itu saja harapan saya dan akan terima apa adanya. Maka dari itu saya tidak ingin sakit, karena masih harus bantu orang tua apalagi saya anak pertama dari enam bersaudara," tutur Tati kala itu.

Tati Sumirah bersama lima pebulutangkis lainnya sukses mempersembahkan Piala Uber untuk pertama kali bagi Indonesia usai menundukkan Jepang dengan skor 5-2.

Setelah pensiun, Tati cukup lama menghabiskan waktu sebagai kasir di sebuah apotek sebelum akhirnya legenda bulutangkis lainnya, Rudi Hartono, memberikan pekerjaan di salah satu perusahaan pelumas.

"Tapi saya tetap senang saja, alhamdulillah. Saya tidak neko-neko, terima apa adanya. Saya selama kerja di apotek 20 tahun, tidak mengontak teman [atlet bulutangkis] karena pemalu kondisi saya agak susah. Setelah pindah ke tempat Rudi Hartono, ya alhamdulillah gajinya lumayan [lebih tinggi] dari yang sebelumnya," ucap Tati.

Tati mengembuskan napas terakhir pada Kamis malam setelah sembilan hari dirawat di ICU RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Ia meninggal akibat kadar gula darah yang tinggi dan bermasalah pada paru-paru. (jun/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER