Pengamat: Tenaga Timnas Indonesia 20 Menit Harus Jadi Cambuk

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Senin, 09 Mar 2020 20:13 WIB
M. Kusnaeni menyebut pernyataan Shin Tae Yong tentang kemampuan Timnas Indonesia yang hanya 20 menit harus jadi cambuk.
Komentar Shin Tae Yong harus jadi cambuk motivasi untuk Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat sepak bola, M. Kusnaeni menyebut pernyataan Shin Tae Yong tentang kemampuan Timnas Indonesia yang hanya 20 menit harus jadi cambuk.

Kusnaeni menilai pengamatan Shin Tae Yong bisa jadi titik awal pembenahan fisik pemain-pemain Timnas Indonesia.

"Jangan kecil hati dengan penilaian Shin Tae Yong terhadap kebugaran fisik. Dia mau menjadikan itu sebagai cambuk, bahwa kalau kita mau bersaing di level Asia itu masih jauh, sehingga itu bisa dijadikan target capaian."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebab itu, jika konsep ini yang diterapkan di Timnas Indonesia saat ini kondisinya baru 20 persen. Buat pemain, tidak usah jadi beban dengan pernyataan itu," ujar Kusnaeni.

Kusnaeni menyebut Shin Tae Yong butuh pemain dengan fisik prima sebagai syarat utama pola permainan miliknya bisa dijalankan.

"Konsep yang dia inginkan sangat menuntut pemain untuk memiliki kekuatan fisik dan kebugaran yang tinggi. Makanya dia bilang pemain kita hanya siap main di 20 menit saja. Saya tidak kaget dan heran dengan ucapan itu karena memang cara bermain sepak bola Indonesia dengan Korea Selatan itu berbeda."
Pengamat: Tenaga Timnas Indonesia 20 Menit Harus Jadi CambukShin Tae Yong mengusung misi besar sebagai pelatih Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

"Shin Tae Yong datang dari budaya sepak bola yang berbeda dengan Indonesia. Dengan intensitas kecepatan dan pressing yang tinggi, sebab itu level kebugaran pemain jadi yang utama," tutur mantan pelatih timnas Korea Selatan tersebut.

Kusnaeni menganggap kesadaran pemain untuk mengatur kondisi fisik saat sedang tidak ikut kompetisi belum terlihat jelas. Kebanyakan pemain hanya bergantung dari latihan fisik yang diberikan pelatih fisik di klub masing-masing.

"Kebugaran pemain kita sangat bergantung kepada klub. Mungkin mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana cara menjaga kondisi fisiknya supaya tidak mudah drop," terangnya.

Kusnaeni menyatakan faktor lain yang bisa mempengaruhi yaitu masalah gizi dan nutrisi dari asupan makanan yang dikonsumsi pemain. Belum lagi masalah sport science yang belum banyak diterapkan pemain-pemain, terutama mereka yang berstatus sebagai pemain nasional.

Kusnaeni mengingatkan tanggung jawab meningkatkan fisik bukan hanya sekadar jadi tanggung jawab Shin Tae Yong.

[Gambas:Video CNN]

"Ini bukan PR [Pekerjaan Rumah] Shin Tae Yong semata, tapi ini PR sepak bola Indonesia, dalam hal ini tugasnya Dirtek [Direktur Teknik] untuk membangun formula sepak bola Indonesia yang bisa bersaing di Asia."

"Kalau Pelatih Timnas ini dari sisi tim, tapi sesungguhnya ini tugas Dirtek untuk mengubah kurikulum sepak bola mulai dari SSB [Sekolah Sepak Bola] sampai ke klub. Ke depannya, Filanesia dilengkapi dengan kondisi fisik yang bagus dan nutrisi buat pemain. Jadi bukan cuma bagaimana mencari ciri khas permainan sepak bola Indonesia, tapi juga bagaimana itu bisa bersaing di level yang lebih tinggi," jelasnya.

Bukan hanya komunikasi dan berkoordinasi untuk mengatasi masalah kebugaran fisik pemain, tapi juga program yang ditetapkan Dirtek PSSI harus sejalan dengan pelatih Timnas Indonesia.

Dikonfirmasi terpisah, Dirtek PSSI, Indra Sjafri hanya menjawab singkat untuk menanggapi masalah kebugaran fisik pemain.

"Ke depan harus disiapkan generasi baru pesepakbola Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Dan itu yang sedang disiapkan dengan berbagai program dari pelatih timnas. Saat ini lagi berproses," ucap Indra. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER