Jakarta, CNN Indonesia --
Marcus Fernaldi Gideon tampil sebagai salah satu pebulutangkis terbaik di era saat ini. Marcus adalah perwujudan bakat yang ditempa oleh kerja keras dan semangat pantang menyerah.
Pertengahan Februari 2013, jalan karier Marcus tiba-tiba menjadi gelap. Ia memutuskan keluar dari pelatnas Cipayung. Sejak saat itu, ia meniti karier yang lebih berliku dan terjal.
Di luar pelatnas, Marcus pernah berpasangan dengan Andrei Adistia dan kemudian dengan Markis Kido. Dari Kido, Marcus mulai unjuk gigi. Gelar super series di Prancis jadi salah satu pencapaian besar duel Marcus/Kido.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun perbedaan umur dan generasi yang terlalu mencolok membuat Marcus tidak bisa terus seiring sejalan dengan Markis Kido. Perbedaan usia tujuh tahun membuat Marcus harus kembali berjalan sendiri ketika Markis Kido memutuskan menarik diri dari dunia bulutangkis.
 Kevin/Marcus jadi ganda nomor satu dunia saat ini. (Dok. Humas PBSI) |
Marcus Fernaldi Gideon akhirnya kembali ke pelatnas, memperbaiki kesalahan, dan menjelma jadi sosok yang jauh lebih kuat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Kegagalan dan kesalahan membentuk Marcus jadi pribadi yang jauh lebih tangguh, lebih disiplin, lebih memiliki determinasi, dan punya semangat juang sangat besar di lapangan.
Melihat Marcus Fernaldi Gideon bermain di lapangan sudah jadi kepuasan tersendiri bagi penonton. Mengamati teriakan dan ekspresi yang meledak-ledak dari Marcus membawa penonton terbawa dalam suasana pertandingan dalam sekejap mata.
[Gambas:Video CNN]Berjalan Bersama Kevin SanjayaSetelah Marcus resmi dipasangkan dengan Kevin pada 2015, segalanya tidak langsung berjalan mulus. Banyak kegagalan yang mereka alami di sejumlah turnamen yang mereka ikuti.
Namun begitu Kevin/Marcus mampu melejit lewat sejumlah raihan gelar super series di 2016, prestasi Kevin/Marcus tak lagi bisa dihentikan. Kevin/Marcus langsung menjadi raja turnamen dari tahun ke tahun.
Kolaborasi Kevin dan Marcus adalah kolaborasi yang unik. Kevin yang punya banyak variasi pukulan dan sering melakukan spekulasi berpadu satu dengan Marcus yang punya serangan yang tajam dan konstan. Gairah Marcus untuk menang sebanding dengan rasa tak ingin kalah yang dimiliki Kevin. Dua hal ini yang membuat mereka sulit dikalahkan.
 Kevin/Marcus jadi raja turnamen sejak 2017. (Dok. PBSI) |
Dalam kesuksesan duet Kevin/Marcus, anggapan bahwa Kevin lebih hebat masih sering terdengar. Pun begitu ketika Kevin/Marcus kalah, Marcus terkadang masih jadi pihak yang lebih sering disalahkan.
Padahal Kevin dan Marcus punya porsi yang sama. Mereka berjalan beriringan, baik saat meraih kemenangan dan menelan kekalahan.
Marcus adalah contoh nyata bahwa tidak ada vonis abadi untuk kegagalan, kecuali sang pelaku sudah menyerah dan memutuskan pergi serta menutup perjalanan.
Selamat ulang tahun, Marcus Fernaldi Gideon! (ptr/nva)