Lagu Dokter Timnas Indonesia untuk Tim Medis Corona

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mei 2020 15:18 WIB
Dokter khusus untuk timnas Indonesia, dr Syarif Alwi. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Dokter Syarif Alwi. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di usia yang sudah menginjak senja Dokter Timnas Indonesia, Syarif Alwi, masih terus bergerak membantu petugas medis sebagai garda paling depan untuk menyembuhkan pasien yang terpapar virus corona.

Dokter yang akrab disapa Papi itu tidak terjun langsung ke rumah sakit rujukan pemerintah untuk penanganan Covid-19. Papi hanya bisa memberikan motivasi dan semangat lewat perhatian dan karyanya kepada para anak muda yang jadi petugas medis di masa darurat ini.

"Saya mau bantu langsung. Panggilan hati nurani, sumpah dokter, saya mau sekali bantu. Tapi ada standar, untuk dokter yang berusia 60 ke atas dirumahkan saja dulu," kata Syarif Alwi yang kini menginjak usia 64 tahun kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan yang bertugas dokter-dokter muda. Maka itu, sekarang saya cuma bisa kasih informasi, nasihat kepada dokter-dokter muda ini dari jarak jauh," ucap Syarif menambahkan.

Kontribusi lain yang diberikan Papi untuk dokter dan perawat yang terlibat dalam penanganan virus corona ini adalah menciptakan lagu untuk mereka.

Dokter yang identik dengan bretel atau suspender dalam berpakaian itu juga membuatkan lagu berisi semangat buat rekan-rekan seprofesinya serta perawat yang bertugas melawan corona. Di lingkup Timnas Indonesia, Syarif Alwi dikenal sebagai sosok yang senang bernanyi dengan merdu.

Ia menciptakan lagu berjudul 'Corona Cepat Berlalu' dan 'Anakku'. Lagu-lagu itu dinyanyikan oleh empat orang dokter, termasuk Syarif Alwi.

Kisah dalam lirik lagu tersebut merupakan cerita nyata, ungkapan hati sahabat Syarif Alwi berama dr. Agus Suharto Manurung yang bertugas menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Pelni.

Menurut Syarif Alwi, Agus pernah menjadi dokter Timnas Indonesia U-23 di era tahun 2003-2004. Di mata Papi Agus bukan sekadar rekan satu profesi. Lebih dari itu Agus sudah dianggap anak oleh Papi yang pertama kali menangani Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 itu.

Ilustrasi penanganan virus corona.Ilustrasi penanganan virus corona. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
"Papi buat lagu itu setelah dapat ilham dari dokter Agus. Dia cerita ada orang tua pasien yang bercerita tentang seorang anak yang menjadi tumpuan dan harapan hidup keluarga terpapar virus corona lalu tidak bisa tertolong," ujar Syarif.

Ia juga tidak lupa terus mengingatkan rekan-rekannya yang kini berjuang mengatasi Covid-19 untuk selalu mengedepankan kedisiplinan.

"Sekali lagi disiplin mengikuti SOP (Standar Operasional Prosedur) supaya bisa terhindar dan bisa menangani Covid-19 sampai tuntas secepatnya," kata Syarif.

Persoalan kedisiplinan itu juga Syarif terapkan di klinik kesehatan tempat ia membuka praktek di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

[Gambas:Video CNN]

Bagi Papi, fasilitas kesehatan (faskes) tahap pertama seperti klinik atau puskesmas menjadi gerbang pertama yang paling rawan buat para tim medis.

Sebelum dibawa ke rumah sakit rujukan, pasien biasanya lebih dulu mengecek kesehatannya di klinik dengan berbagai macam gejala. Mulai dari batuk, influenza, demam, bahkan sesak napas.

"Datang ke klinik flu, tahu-tahu ternyata dia terpapar. Ini yang bahaya. Makanya kami harus siap," ungkapnya.

Di klinik tersebut terdapat lima dokter jaga, ditambah 10 perawat, apoteker dan petugas laboratoriu. Semuanya berada dalam tanggung jawab Papi.

Sebab itu ia selalu mengontrol kedisiplinan dokter dan perawat yang bertugas di kliniknya tersebut. Alat Pelindung Diri (APD) lengkap tak pernah lupa untuk dipakai petugas yang berjaga setiap hari. Ruangan selalu disterilkan, dan petugas medis diminta berjaga jarak dengan pasien.

"Sekarang sudah canggih, kalau saya tidak ke sana [klinik], saya pantau dari CCTV jadi saya bisa terus monitor kedisiplinannya. Sesekali juga saya datang ke klinik pakai APD lengkap sesuai protokol. Kita harus selalu disiplin," ucap Syarif Alwi.

Di sela kesibukannya memberikan semangat kepada tim medis, Syarif Alwi juga memantau kesehatan para pemain Timnas Indonesia. Pemain Timnas Indonesia yang kontak ke Papi pun beragam. Mulai dari pemain Timnas U-19, U-23 sampai senior.

Di mata Papi, pemain Skuat Garuda ibarat buah hati yang harus disayang dan dilindungi. Sesekali ia juga melakukan sambungan video bersama beberapa pemain atau sekadar menjawab pesan singkat pemain yang bertanya tentang kesehatan.

Pertanyaan yang muncul mulai dari menjaga pola makan yang benar saat tidak ada kompetisi dan selama bulan puasa, sampai waktu untuk menggelar latihan yang tepat.

"Yang suka tanya itu Evan Dimas, Slamet Nur Cahyo, Gavin Kwan juga sering tanya. Ya Papi kangen sama mereka, makanya kadang Papi duluan yang kontak untuk memberikan aura positif, suport mereka dari jauh," sebut Syarif Alwi.

Meski demikian, beberapa pemain juga menjahili sang dokter degan pertanyaan guyonan. Terutama soal lagu ciptaanya tentang virus corona.

"Seperti Yabes Roni kalau video call suka tanya, 'Papi enggak nanyi-nyanyi nih?' Papi jawab, 'Papi nyanyi di rumah saja. Kau nyanyi di sana, Papi di sini," kata Papi.

"Semacam ini bisa merangsang kekebalan tubuh lewat suasana positif, selalu membuat lingkaran malaikat supaya mereka selalu senang, pikirannya positif tidak negatif," tutur Papi menambahkan. (ttf/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER