Akhmad Hadian Lukita bantah ditunjuk jadi Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) karena dekat dengan Ketua PSSI Mochamad Iriawan.
Hadian Lukita resmi menjabat Dirut LIB berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Sabtu (13/6).
Akhmad merupakan seorang profesional yang bukan berasal dari 'orang bola'. Ia juga mengakui tak pernah membayangkan bisa menjabat posisi orang nomor satu di operator kompetisi sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur, tidak pernah kepikiran saya bisa jadi Dirut LIB karena dasarnya saya adalah orang IT (Teknologi Informasi). Tapi saya banyak bekerja di bidang manajemen dan perusahaan," kata Akhmad kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).
Akhmad mulai kenal sosok Iriawan atau Iwan Bule ketika menjadi peserta didik Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXII Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia periode Maret-September tahun 2019.
Selama tujuh bulan terakhir, ia banyak bertukar pikiran dengan Iwan Bule terkait manajemen dan perusahaan. Kemampuannya di bidang itu diduga jadi alasan PT LIB memilihnya.
"[Menjadi Dirut LIB karena kedekatan dengan Iwan Bule] Itu interpretasi orang saja. Latar belakang akademi saya di bidang perusahaan dan tidak punya urusan dengan bola. Dari situ mungkin bisa melihat lebih clear. Mungkin itu pertimbangannya," kata Akhmad.
Tak dimungkiri Akhmad menambah panjang daftar kerabat Iwan Bule yang masuk di LIB maupun PSSI. Dirut LIB sebelumnya, Cucu Somantri juga merupakan Pengkaji Bidang Geografis Lemhanas. Kemudian Anggota Exco PSSI, Sonhadji yang juga tercatat pernah menjabat sebagai Pengajar Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas pada 9 Maret 2018.
![]() |
Setelah empat hari resmi menjabat Dirut LIB, Akhmad mengaku masih beradaptasi sambil membaca kondisi perusahaan yang dipimpinnya. Ia menyebut berhentinya kompetisi akibat pandemi Covid-19 bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki internal organisasi LIB.
Ia belum bisa bicara banyak soal kelanjutan nasib kompetisi Liga 1 yang disebut bakal kembali bergulir mulai September atau Oktober mendatang.
"Anggap mobil sewaan tidak dipakai, kita betulkan dulu. Pada saat mau dijalankan sudah sehat. Perusahaan itu titik tolak menjalankan kegiatan. LIB belum benar bagaimana mau menjalankan visi-misi PSSI?"
"Jadi saya mulai bekerja dari kondisi yang berat. Internal harus punya sistem yang baik, ada pakta integritas yang bagus, karena ini modal utama," ucap Akhmad.
Meski tak punya latar belakang di bidang sepak bola, tapi Akhmad berhasrat membangun kompetisi jadi hiburan dan tontonan menarik buat seluruh lapisan masyarakat. Terlebih, lanjutnya, melalui kompetisi yang baik bakal tercipta timnas yang berprestasi.
"Saya lihat dari sisi hiburan olahraganya. Saya bilang ke Pak Iwan, kalau NBA, F1 bisa dikemas dengan baik, harusnya Liga 1 juga bisa," tuturnya.
(ttf/jun)