Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan hanya akan membantu pemenuhan biaya protokol kesehatan berupa tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Tes PCR menjadi syarat utama jika PSSI melalui PT Liga Indonesia berencana kembali menggelar kompetisi di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Namun, dibutuhkan biaya besar untuk bisa melaksanakan kewajiban protokol tersebut.
Kondisi itu juga menjadi beban tambahan baru buat klub, PSSI maupun LIB yang secara finansial di masa pandemi sedang tidak stabil. Biaya untuk melakukan tes PCR sekali per orang ditaksir mencapai Rp1,5-2 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika satu tim terdapat 40 orang termasuk pemain, pelatih, ofisial dan staf artinya klub harus mengeluarkan Rp60 juta sekali tes. Jika tes PCR harus dilakukan secara berkala dua pekan sekali selama kompetisi digelar di new normal sesuai aturan masa inkubasi maksimal Covid-19 atau 15 kali tes, klub harus siap menggelontorkan Rp900 juta semusim.
![]() |
Beban itu semakin berat dirasakan klub yang tidak mendapatkan tambahan pemasukan dari penjualan tiket jika kompetisi digelar tanpa penonton. Sementara itu, pemerintah melalui Kemenpora dipastikan hanya bisa membantu memfasilitasi pembiayaan tes PCR khusus untuk pelatnas.
"Yang menjanjikan PCR siapa? Gugus Tugas [Percepatan dan Penanganan Covid-19]. Artinya kalau wajib, ikuti apa kata Gugus Tugas. Karena yang kami bantu [fasilitasi tes PCR] untuk pelatnas saja. Termasuk Timnas U-19, Timnas U-16 dan senior," ucap Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Jumat (19/6).
Gatot belum bisa merinci secara teknis penyelenggaraan tes PCR bagi pelatnas, termasuk Timnas Indonesia. Ia masih harus menunggu proposal pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia dari PSSI yang berisi daftar lengkap pemain dan ofisial yang akan ikut di dalamnya.
PSSI melaui rilis resminya memastikan bakal kembali menggulirkan Liga 1 dan Liga 2 2020 pada September atau Oktober mendatang. Rencana PSSI itu tidak sejalan dengan arahan Gugus Tugas yang sampai saat ini belum mengizinkan cabang olahraga (cabor) yang sifatnya bersentuhan fisik untuk kembali memulai kegiatan, termasuk sepak bola.
"Ya sudah, PSSI harus menghormati apa yang diputuskan Gugus Tugas. PSSI harus menunggu lampu hijau dari Gugus Tugas. Selama kebijakan itu belum dicabut, berarti PSSI juga belum boleh [kembali memulai Liga]. PSSI jangan kecil hati, minta koordinasi dengan Gugus Tugas," sebut Gatot.
(ttf/bac)