Pertukaran Arthur Melo dan Miralem Pjanic disebut mencerminkan keburukan manajemen dan bisa merusak masa depan Barcelona.
Salah satu kandidat presiden Barcelona, Victor Font, menilai transfer yang melibatkan Juventus tersebut hanya berlandaskan alasan ekonomi belaka.
"Tindakan [transfer] tersebut mengungkap prioritas absolut pimpinan adalah untuk menyeimbangkan pemasukan dengan cara yang merusak, terlebih keadaan sudah begitu ditekan selama bertahun-tahun jauh sebelum pandemi," cuit Font dalam akun Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang berprofesi sebagai pengusaha tersebut menganggap Barcelona sudah tidak lagi mengedepankan proyek olahraga sebagai prioritas, sembari menunjukkan bukti lain berupa pertukaran kiper dengan klub Valencia.
"Tahun lalu untuk menyelamatkan diri, dewan klub membuang pemain-pemain muda yang merupakan rencana strategis klub pada masa depan. Ini adalah bukti tidak ada proyek olahraga dalam momen-momen seperti ini dalam institusi," jelasnya.
Font berharap Josep Maria Bartomeu selaku Presiden Barcelona mau memberi penjelasan transparan mengenai pertukaran Arthur dengan Pjanic yang dinilainya tidak strategis mengingat usia gelandang Bosnia yang sudah tua.
"Pertukaran Arthur dengan Pjanic ini sepertinya di atas harga pasar berlebih jika mengingat pemain yang sudah berada dalam fase akhir kariernya," tekan Font.
Transfer kedua pemain itu dianggap mengejutkan banyak pihak, karena pelatih Barcelona Quique Setien bersedia menerima Pjanic yang berusia 30 tahun dengan melepas Arthur yang jauh lebih muda, 23 tahun.
Dalam pertukaran pemain itu, Juventus akan menambah dana 10 juta euro atau setara dengan untuk bisa memboyong Arthur ke Turin.
(nva/bac)