Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih kawakan yang jauh dari noda kekalahan, namun musim ini mantan gelandang timnas Spanyol itu mulai akrab dengan kegagalan meraih poin.
Guardiola identik dengan gelar juara. Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City sudah merasakan keampuhan racikan juru latih pengoleksi delapan gelar liga tersebut.
Memasuki musim 2019/2020 dengan predikat juara bertahan, Man City bersama Guardiola justru tak ubahnya seperti kesebelasan semenjana yang mudah kalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menjalani 33 pertandingan, Man City yang menempati peringkat kedua sudah menelan sembilan kekalahan. Catatan tanpa poin The Citizens lebih buruk ketimbang beberapa klub yang berperingkat lebih rendah seperti Manchester United, Wolverhampton Wanderers, dan Arsenal.
Lantaran banyak menelan kekalahan pula, Man City tertinggal jauh dalam perburuan poin dengan Liverpool yang akhirnya tampil sebagai juara.
Sembilan kekalahan dalam satu musim liga domestik juga merupakan catatan terburuk Guardiola sepanjang sejarah menangani sebuah klub.
"Saya juga tidak tahu alasannya apa tetapi Anda terus berbicara tentang pertandingan, cara bermain, dan tidak sering kebobolan serta memaksimalkan peluang mencetak gol," kata Guardiola dikutip dari Daily Mail mengenai jumlah kekalahan yang diderita Man City musim ini.
Catatan terburuk Guardiola sebelumnya bersama Man City di Liga Inggris adalah menelan enam kekalahan pada musim 2016/2017 atau musim pertama mantan gelandang Barcelona itu menangani Manchester Biru.
Bersama Bayern, Guardiola paling banyak menelan lima kekalahan dalam satu musim. Jumlah yang sama juga diperoleh Guardiola ketika menangani Barcelona pada awal karier di musim 2008/2009.
Satu kekalahan lagi pada musim ini, maka Guardiola untuk kali pertama bakal mengalami kekalahan double digit dalam semusim.