Neymar benar-benar bekerja keras dalam laga Paris Saint Germain (PSG) vs Atalanta di babak perempat final Liga Champions di Estadio da Luz, Kamis (13/8) WIB. Kerja rodi Neymar nyaris berujung caci maki sebelum akhirnya PSG bisa menghindari tragedi lewat keajaiban di menit-menit terakhir.
PSG memutuskan menurunkan trio gelandang Ander Herrera, Marquinhos, dan Idrissa Gueye di lini tengah. Ketiga pemain itu diharapkan bisa jadi energi tak terbatas untuk mendukung pergerakan bebas Neymar yang ditempatkan di belakang Pablo Sarabia dan Mauro Icardi.
Neymar benar-benar membuktikan bahwa ia layak diandalkan untuk kemampuan individu dalam hal merobek pertahanan lawan. Lini belakang Atalanta berkali-kali dibuat kerepotan oleh Neymar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecepatan, kecerdikan, dan kejeniusan Neymar selalu membuat dirinya bisa lepas dari sergapan pemain-pemain Atalanta yang selalu mengawasi ketat pergerakan pemain asal Brasil tersebut.
Neymar terbukti bisa 3-4 kali berada dalam posisi bebas di babak pertama. Ia bahkan menciptakan peluang itu bukan hanya dengan menunggu di kotak penalti melainkan bergerak cepat dari tengah lapangan.
Kesalahan besar Neymar adalah tidak bisa mencetak gol di babak pertama. Padahal ia sempat dua kali berhadapan satu lawan satu dengan Marco Sportiello, belum lagi keputusan Neymar yang memilih mengoper dan kemudian operannya tak jelas arahnya dalam sebuah skema serangan cepat.
Neymar memang salah, tak berhasil memanfaatkan peluang di babak pertama. Namun, Thomas Tuchel juga punya peran dan kesalahan dalam penerapan strategi di lapangan.
![]() |
Sebagai tim yang ofensif, Tuchel malah memutuskan roda penyerangan hanya digerakan oleh Neymar, Sarabia, dan Icardi di babak pertama. Strategi ini memang terlihat tepat karena PSG tetap punya segudang peluang di babak pertama.
Namun skema itu juga menunjukkan bahwa Neymar bisa jadi mendapat beban terlalu berat sebagai pengatur serangan dan andalan untuk mencetak gol. Dalam beberapa momen, Neymar sempat kesulitan mencari opsi untuk mengoper karena hanya Sarabia dan Icardi yang berada di sekitarnya.
Juan Bernat dan Thilo Kehrer yang bertindak sebagai full back juga sering lambat naik ke atas membantu serangan. Sementara itu trio Herrera-Marquinhos-Gueye lebih banyak menunggu di lini tengah dan berupaya mengantisipasi serangan balik Atalanta.
Neymar juga terlalu jauh dari gawang lawan saat mulai membawa dan menggiring bola. Hal ini jelas mengurangi stamina dan fokus Neymar saat coba mengancam gawang lawan.
Ketiadaan Marco Verratti yang bisa mengatur serangan benar-benar berdampak negatif pada PSG di laga ini. PSG jarang sekali melakukan serangan dengan perlahan dan niat coba untuk mengurung pertahanan lawan.
Semua serangan PSG dilakukan dalam tempo cepat lewat kaki Neymar namun pada akhirnya gagal karena penyelesaian buruk plus minim opsi untuk memberikan operan.
Bantuan untuk Neymar
Ketinggalan satu gol di babak pertama membuat Thomas Tuchel harus bergerak di babak kedua. Terlebih, skor 1-0 masih bertahan hingga menit ke-60.
Kylian Mbappe yang cedera akhirnya dipaksakan main di menit ke-60, disusul Julian Draxler dan Leandro Paredes untuk mengisi lini tengah.
Dalam beberapa momen, Neymar sempat mulai membawa bola di sepertiga area pertahanan lawan. Serangan PSG jadi lebih tajam karena Neymar dan Kylian Mbappe sempat memiliki peluang untuk menembak ke gawang. Sayangnya, tembakan itu terlalu lemah.
![]() |
Di sisa waktu, Neymar terus berusaha keras untuk jadi motor permainan PSG dan ia terus-menerus jadi sasaran pelanggaran lawan. Keputusan Tuchel memasukkan Eric Maxim Choupo-Moting menggantikan Mauro Icardi di menit ke-79 akhirnya jadi solusi kebuntuan PSG.
Dalam situasi krisis, umpan Choupo-Moting ke arah Neymar yang menunggu di kotak penalti berbuah manis. Neymar lepas dari jebakan offside Atalanta.
Neymar lalu memberi umpan pada Marquinhos yang ada di muka gawang dan berujung pada gol penyama kedudukan di menit ke-90. Neymar meredam ego besar dalam diri dan meyakini bahwa Marquinhos punya peluang lebih baik untuk mencetak gol dibanding dirinya.
Momentum bagus setelah menyamakan skor 1-1 itu tak mau disia-siakan oleh PSG. Neymar yang menerima bola di depan kotak penalti pada kesempatan berikutnya berhasil mengirim umpan terobosan pada Mbappe. Mbappe lalu mengirim umpan silang mendatar yang bisa diselesaikan dengan sempurna oleh Choupo-Moting.
Dua gol PSG membuktikan bahwa Neymar bisa lebih optimal bila ia bisa bergerak di sepertiga area pertahanan lawan dan mendapat dukungan maksimal dari rekan-rekan setim lainnya. Neymar juga menunjukkan bahwa ia tak egois ketika melihat rekan setimnya punya peluang lebih baik untuk membobol gawang lawan.
Meski tak mencetak gol, Neymar jelas jadi bintang kemenangan PSG lewat performa apiknya selama 90 menit. Namun pujian itu tak akan hadir andai PSG gagal menang di akhir pertandingan. Tentu kesalahan-kesalahan Neymar yang gagal memanfaatkan peluang yang bakal lebih disorot dan jadi sasaran kritikan.
Neymar benar-benar kerja rodi di laga PSG vs Atalanta dan kali ini ia bisa tersenyum bangga lantaran mimpinya bersama PSG masih bisa bertahan di jalur yang benar dan PSG terhindar dari tragedi.
(bac)