Juara kelas menengah UFC Israel Adesanya mengaku baru memahami persoalan rasialisme ketika pindah ke Selandia Baru.
Adesanya lahir di Nigeria namun pindah ke Selandia Baru pada usia 10 tahun. Di usia anak-anak itu, ia mulai memahami serangan rasial terhadap dirinya.
"Saya benar-benar tidak menyadari bahwa memiliki kulit hitam merupakan sebuah masalah sampai akhirnya saya tiba di Selandia Baru. Saya seperti bergumam, 'Kenapa kalian tidak bisa berperilaku baik terhadap saya?'" tutur Adesanya, dikutip dari RNZ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adesanya lalu menceritakan momen ketika ia kehilangan kontrol terhadap para perundung yang menyerangnya.
"Minggu pertama di sekolah, ada seorang anak yang berperilaku mengesalkan terhadap saya. Dia bersepeda melewati rumah dan berkata pada saya, 'Pulanglah ke negaramu, kulit hitam'."
![]() |
"Minggu berikutnya di sekolah, dia datang saat waktu istirahat dan kemudian mendorong saya hingga jatuh. Saya kehilangan kontrol dan saya mengalahkan dirinya dalam waktu 1,5 menit," tutur Adesanya.
Meski menang dalam pertarungan, Adesanya tetap menangis usai insiden tersebut.
"Saya menangis sambil menghajarnya kemudian saya kabur dan bersembunyi. Sungguh pengalaman yang traumatis bagi saya."
"Saya tidak mengerti kenapa ia begitu bermasalah dengan saya hanya karena warna kulit saya? Saya tidak bisa memahami hal itu," tutur Adesanya.
Adesanya sendiri sempat turun ke jalan dalam protes unjuk rasa untuk gerakan Black Lives Matter empat bulan lalu.
Lihat juga:Kronologi AS Roma Dihukum Kalah 0-3 |
Adesanya saat ini tengah bersiap menghadapi Paulo Costa dalam UFC 253, Minggu (27/9). Adesanya dan Costa sama-sama belum pernah merasakan kekalahan dalam karier MMA mereka.
(ptr/ptr)