Kompetisi NBA 2019/2020 jadi salah satu cerminan ajang dunia yang sukses digelar di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Sebagian besar kegiatan olahraga di dunia terdampak wabah Covid-19. Sebagian mengalami pengunduran selama beberapa bulan, sebagian lain hingga tahun depan, seperti Piala Eropa 2020 dan Olimpiade 2020.
NBA 2019/2020 merupakan salah satu contoh kompetisi yang harus diundur karena virus corona. Liga olahraga ini dimulai sejak 22 Oktober 2019, dan dijadwalkan berakhir pada Juni 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat NBA musim ini ditunda pada 11 Maret 2020, lebih tepatnya setelah center Utah Jazz Rudy Gobert dinyatakan positif corona.
Lihat juga:Tips Jadi Manusia Berani dari Mike Tyson |
Karena kondisi tersebut, laga Utah Jazz vs Oklahoma City Thunder mendadak ditunda menjelang tip-off. Ketika itu NBA masih memainkan musim reguler.
Selain Gobert, rekan setimnya Donovan Mitchell juga positif Covid-19 satu hari berikutnya. Forward Detroit Pistons Christian Wood jadi pemain NBA ketiga yang positif corona, pada 14 Maret.
Setelah sejumlah pemain NBA 'tumbang' karena corona, pada 23 Mei pihak NBA mengambil sikap dengan bernegosiasi dengan The Walt Disney Company guna menyelesaikan kompetisi ini di kompleks olahraga Walt Disney ESPN di Orlando.
Dalam kondisi ini Komisioner NBA Adam Silver memegang peran penting. Silver dan pihak liga NBA memberitahu Dewan Gubernur, bahwa pada 13 Juli merupakan batas waktu memutuskan kelanjutan kompetisi.
Kurang dari dua pekan setelah pertemuan tersebut, tepatnya 4 Juni, Dewan Gubernur NBA menyetujui rencana NBA 2019/2020 dilanjutkan pada 30 Juli di Orlando.
![]() |
Berdasarkan rencana di atas, NBA memangkas jumlah tim, dari 30 tim yang berasal dari 6 divisi atau dua wilayah, menjadi hanya 22 tim.
Sebanyak 22 tim itu terdiri dari 13 tim Wilayah Barat dan 9 tim Wilayah Timur. Tim-tim tersebut akan memainkan 8 pertandingan 'seeding'.
Pertandingan seeding itu merupakan laga tersisa yang akan dimainkan masing-masing tim sebelum babak playoff. Laga tersebut dipilih dari sisa pertandingan di musim reguler.
Pada akhir Juli, seluruh tim tiba di kompleks olahraga Walt Disney ESPN. Mereka ditempatkan di tempat terpencil yang disebut 'Orlando bubble'.
Dalam bubble tersebut diterapkan protokol kesehatan terkait Covid-19 yang sangat ketat. Semua pihak yang masuk ke dalam lingkungan itu tidak diperkenankan keluar (kecuali dengan alasan khusus) sebelum NBA 2019/2020 selesai.
Beberapa protokol itu adalah: suporter tidak diizinkan masuk ke pertandingan NBA; sebelum masuk ke Orlando bubble, setiap orang perlu melakukan tes dalam periode 23-30 Juni; selain itu, siapa pun yang masuk ke dalam bubble harus dikarantina lebih dahulu selama 48 jam dan wajib menyerahkan dua hasil tes negatif Covid-19.
Pemain yang keluar dari bubble harus dikarantina lagi selama 10 hari ketika kembali ke Disney, dan menyerahkan dua tes negatif serta tes antibodi.
Setiap tim hanya diizinkan membawa 17 pemain terpilih ke dalam bubble, namun untuk laga playoff hanya 15 pemain yang diperbolehkan. Pemain terpilih ini adalah mereka yang tidak memiliki risiko terhadap kesehatan.
Sebanyak tiga hotel disiapkan guna menampung 22 tim. Meski demikian, pemilihan hotel tersebut tetap dilakukan oleh NBA. Tim dengan 8 catatan terbaik di liga ditempatkan di hotel Gran Destino, yang merupakan resor terbaru di Disney World.
Beberapa pemain mengkritik mengenai fasilitas hingga menu makanan selama di bubble, tetapi sebagian lain memilih bersyukur.
Dalam pemberitaan AA.com, Joel Embiid dari Philadelphia 76ers jadi salah satu pemain yang tidak terkesan dengan menu makanan di bubble.
JR Smith dari LA Lakers juga melontarkan kritik setelah kamar hotelnya tidak menyediakan selimut.
Meski demikian, pemain Lakers lainnya, Kyle Kuzma, mengalami kondisi yang berbeda. Kuzma bersyukur dengan fasilitas yang tersedia.
"Bubble bagus. Saya dari Flint, Michigan, saya pernah melihat yang lebih buruk," kata Kuzma.
Pihak Liga tidak bisa memberikan garansi pemain tidak akan tertular, namun sejumlah tindakan pencegahan dilakukan selain melakukan tes.
![]() |
Point Guard Memphis Grizzlies Ja Morant juga senang dengan pelayanan yang 'terbatas' di dalam bubble.
"Kamar saya baik-baik saja. Makanannya enak. Saya berasal dari kalangan orang biasa," ucap Morant.
Beberapa tindakan pencegahan agar pemain tidak terpapar virus corona adalah: diminta menahan diri untuk tidak menjilati jari mereka selama latihan dan pertandingan; melakukan pembatasan dalam berkumpul saat di kampus Disney; diminta hanya berinteraksi dengan pemain dan pelatih ketika di hotel termasuk dengan menjaga jarak; serta tidak diizinkan masuk ke kamar hotel orang lain.
Para pemain wajib menyetujui peraturan luar biasa ini. Akan tetapi, penyelenggara juga bisa meninggalkan bubble untuk sejumlah alasan: mulai dari kelahiran anak, anggota keluarga yang meninggal, hingga keadaan darurat medis atau pribadi lainnya.
Tidak hanya itu, terdapat juga saluran anonim guna melaporkan potensi pelanggaran protokol di Orlando.
Menurut laporan CBS Sports, setiap pemain yang positif Covid-19 selama di bubble akan dikarantina minimal selama 7 hari. Setiap pemain yang positif corona atau cedera bisa diganti, namun pemain yang diganti tidak bisa kembali ke Orlando bubble.
Selain pemain, karyawan tim, dan ofisial liga, jurnalis peliput NBA 2020 juga harus 'diasingkan' di Orlando bubble. Para peliput NBA tersebut merupakan orang-orang yang terpilih.
Dikutip dari The Daily Beast, Presiden Asosiasi Penulis Basket Profesional, Josh Robbins, mengirimkan surat elektronik yang menyebut NBA mengizinkan sekelompok jurnalis terpilih masuk ke Orlando bubble.
Akan tetapi, mereka harus 'dikarantina' di lokasi tersebut selama lebih dari 3,5 bulan. Tidak hanya itu, biaya jurnalis selama meliput sisa musim NBA 2020 juga tidak murah.
Terlebih lagi, NBA dan Walt Disney tidak menanggung biaya tersebut. Penyelenggara hanya akan memberikan jatah makan kepada peliput. Tetapi untuk tempat tinggal tidak ditanggung.
Selain biaya yang mahal, para jurnalis juga dihadapkan pada dua tingkatan peliputan. Pada level pertama, jurnalis akan mendapat tes setiap hari dan diizinkan berinteraksi dengan pemain serta pelatih. Di kelompok ini para wartawan memiliki akses paling banyak.
Meski demikian, jurnalis di level pertama ini juga memiliki risiko yang lebih besar. Jika melanggar protokol karantina, maka tidak akan diizinkan masuk kembali untuk waktu yang lama.
Lihat juga:Hazard Dikejar Waktu Menuju El Clasico |
Sementara itu, level kedua adalah tingkatan peliputan bagi jurnalis yang perusahaannya tidak bisa menanggung biaya mahal tersebut serta tidak dapat jauh dari keluarga untuk waktu yang lama.
Jurnalis di level kedua ini diizinkan meliput pertandingan secara langsung, tetapi tidak memiliki akses ke kampus Disney. Dengan begitu, mereka tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan pemain, pelatih, atau staf tim.
Pada akhirnya, perjuangan NBA dan semua pihak termasuk tim peserta menyelesaikan musim 2019/2020 tuntas pada Minggu (11/10) waktu setempat atau Senin (12/10) waktu Indonesia setelah LA Lakers menjadi juara NBA 2020 dengan mengalahkan Miami Heat 4-2 usai menang 106-93 di gim keenam di AdventHealth Arena.
(sry/ptr)