Duel Paris Saint-Germain vs Manchester United pada laga perdana Grup H Liga Champions pada Rabu (21/10) dini hari WIB, jadi salah satu partai akbar yang paling dinanti.
Merujuk statistik awal musim, PSG telah membuktikan diri sebagai tim yang beringas. Catatan lima kemenangan dari enam penampilan di Liga Prancis jadi buktinya.
Sempat kalah dari Marseille di laga perdana Liga Prancis, PSG mengamuk dan melahap lima kemenangan beruntun. Metz, Nice, Reims, Angers SCO, dan Nimes jadi korban keberingasan Les Parisiens.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trisula maut PSG yang terdiri dari Neymar, Kylian Mbappe, dan Angel Di Maria saat ini terus menunjukkan taji sebagai komposisi penyerang terbaik di Eropa dengan skema awal 4-3-3.
Lihat juga:Gaethje: 8 Pukulan Cukup untuk Khabib |
Mbappe tercatat sudah mengemas empat gol. Selain tajam di depan gawang, talenta muda Prancis itu juga jeli memberikan peluang kepada rekan setimnya. Terbukti empat assist sudah ditorehkannya sejauh ini.
![]() |
Kepiawaian Neymar mengolah si kulit bundar tak perlu disangsikan. Penyerang asal Brasil ini hobi membongkar pertahanan lawan lewat aksi individu ciamik.
Tak jarang aksinya bikin kesal bek-bek lawan dan justru membuka ruang bagi Mbappe dan pemain lain bikin gol. Sejauh ini Neymar sudah menjaringkan dua gol dan satu assist.
Di Maria juga punya kemampuan menerobos pertahanan lawan dan mengirimkan umpan-umpan akurat untuk memanjakan Mbappe dan Neymar.
Itu artinya ketiga pemain ini siap mengeksploitasi barisan belakang Man United yang masih belum solid. Aksi liar Neymar, Mbappe, dan Di Maria bisa lebih leluasa lantaran Maguire absen.
UEFA.com melansir, pelatih Man Utd Ole Gunnar Solskjaer kemungkinan akan memberikan kepercayaan kepada Axel Tuanzebe untuk menggantikan peran Maguire. Pasalnya, Eric Bailey juga tak bisa dimainkan.
Ini menjadi kesempatan emas bagi Tuanzebe untuk unjuk kebolehan. Namun, pemain 22 tahun asal Inggris itu juga bisa jadi titik terlemah karena minim pengalaman bermain di level tertinggi.
Tuanzebe akan mendampingi Victor Lindelof di jantung pertahanan. Sementara dua bek sayap, Aaron Wan-Bissaka dan Alex Telles kemungkinan bakal lebih sibuk bertahan untuk meladeni gempuran Neymar cs.
Salah satu kelebihan Man Utd saat ini adalah keberadaan Bruno Fernandes. Ia bisa menjadi jenderal lini tengah Man Utd dan sesekali muncul sebagai pemecah kebuntuan.
Hanya saja, penampilan Bruno Fernandes jadi kurang lebih leluasa karena Paul Pogba yang terlalu sering berlama-lama menguasai bola.
Kebiasaan buruk Pogba yang sering memaksakan diri melakukan dribling justru jadi kartu mati bagi MU. Apalagi jika bola dari kakinya berhasil direbut dan membuka kesempatan tim lawan melancarkan serangan balik.
Nemanja Matic yang bertugas sebagai destroyer juga sering kali kewalahan meladeni serangan balik cepat, terutama mengawal para pemain cepat model Mbappe dan Neymar. Maklum, Matic sudah tak muda lagi dan usianya sudah mencapai 32 tahun.
Setan Merah sebenarnya punya sederet pemain muda potensial yang kelak bisa jadi penyerang top dalam diri Marcus Rashford dan Anthony Martial. Namun, kedua pemain ini juga masih angin-anginan.
![]() |
Keberadaan Edinson Cavani sebenarnya bisa merangsang persaingan positif di lini depan MU. Pengalaman Cavani tampil di klub-klub top Eropa pun jadi modal bagus.
Sayangnya, Cavani yang baru direkrut di hari penutupan bursa transfer, masih belum fit 100 persen untuk melakoni debutnya bersama MU. Padahal striker internasional Uruguay itu mengusung misi balas dendam kepada PSG yang telah 'membuangnya'.
Meski demikian, Martial dan Rashford juga bisa membuat kejutan di Parc des Princes nanti malam. Kedua pemain muda ini pun punya peluang untuk membongkar pertahanan PSG yang tanpa diperkuat Marquinhos.
Salah satu cara Ole Gunnar Solskjaer meredam gempuran serangan PSG adalah menggunakan taktik parkir bus yang sempat melekat dalam diri Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal itu terbiasa menggunakan strategi tersebut jika harus menghadapi tim besar yang berkarakter menyerang.
Setelah sukses membuat tim lawan frustrasi, serangan balik efektif menjadi kunci untuk mematikan lawan. Strategi inilah yang memuluskan Inter Milan juara Liga Champions 2010.
Solskjaer tak perlu malu mencontek Mourinho jika memang keteteran meredam serangan agresif PSG. Apalagi MU saat ini memiliki dua penyerang cepat seperti Martial dan Rashford.
Pelatih asal Norwegia itu juga harus menjaga atmosfer tim yang sedang menanjak lewat kemenangan 4-1 atas Newcastle di Liga Inggris. Ini bisa jadi modal bagus menghadapi PSG setelah sebelumnya Bruno Fernandes dkk dipecundangi Tottenham Hotspur 1-6.
Perlu diingat, Solskjaer juga punya catatan bagus saat menghadapi PSG di babak 16 besar Liga Champions 2018/2019. Sempat kalah 0-2 di Old Trafford, Red Devils bangkit dan memetik kemenangan 3-1 di Paris sehingga lolos ke perempat final.
Mungkin taktik parkir bus mengandalkan skenario serangan balik bisa jadi salah satu cara MU meredam keberingasan PSG di Parc des Princes.
(har)