Lini pertahanan Manchester United yang tidak memainkan Harry Maguire mendadak solid saat melawan Paris Saint-Germain di laga pertama Grup H Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Rabu (21/10) dini hari waktu Indonesia.
Karena performa apik pada barisan di depan David de Gea itu, Setan Merah meraih tiga poin pertama usai mengalahkan PSG 2-1.
Keputusan Solskjaer tidak membawa Maguire ke Paris awalnya cukup mengejutkan. Karena sampai sejauh ini, Setan Merah tidak memiliki profil yang bagus sebagai bek tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pihak hanya memandang, bek tengah MU yang dianggap berkualitas hanyalah Victor Lindelof, Harry Maguire, dan Eric Bailly. Tapi penampilan ketiganya pada musim ini justru tidak pernah konsisten.
Lihat juga:Hasil Liga Champions: MU Menang 2-1 atas PSG |
Terlebih lagi, lawan yang dihadapi MU kali ini adalah PSG, runner-up Liga Champions musim lalu yang memiliki amunisi hebat seperti Kylian Mbappe dan Neymar.
Dengan Maguire yang notabenenya bek termahal dan andalan timnas Inggris saja MU kerap kedodoran, apalagi tanpa mantan pemain Leicester City itu yang selama ini jadi andalan Ole Gunnar Solskjaer.
Kenyataannya, penampilan lini belakang tim tamu dalam laga di Paris itu seperti berubah 360 derajat dan mendadak enak dipandang.
Solskjaer memainkan skema 5-3-2 dengan menggunakan dua wingback: Aaron Wan-Bissaka di sektor kanan, dan pemain anyar Alex Telles di sisi kiri. Sedangkan tiga bek tengah diisi Victor Lindelof, Axel Tuanzebe, dan Luke Shaw.
Dalam jalannya pertandingan, tiga bek tengah dan dua wingback MU menang banyak atas lini serang PSG yang dihuni Neymar, Mbappe, dan Angel Di Maria.
Trisula PSG itu nyaris tidak bisa leluasa bergerak dalam laga tersebut. Neymar yang bermain dari sektor kiri kerap dimatikan Wan-Bissaka dan Tuanzebe. Di Maria yang biasa lihai bergerak dari sisi kanan juga seperti terkunci oleh Shaw dan Telles.
Begitu juga dengan Mbappe sebagai penyerang tengah PSG. Pergerakan striker timnas Prancis tersebut selalu ditempel ketat Tuanzebe ketika masuk kotak penalti.
Tuanzebe merupakan bintang dari lini pertahanan MU saat melawan PSG. Fokus bek 22 tahun itu adalah Neymar dan Mbappe. Pemain berdarah Kongo itu bermain dengan taktis ketika menghadapi bintang-bintang seperti Mbappe dan Neymar.
![]() |
Statistik Tuanzebe ketika melawan PSG adalah 100 persen memenangi duel udara, 92 persen akurasi operan, hingga membuat 7 sapu bersih.
Jebolan akademi MU yang pernah bermain untuk Aston Villa tersebut nyatanya sanggup meladeni kecepatan Mbappe dan Neymar sehingga jarang membahayakan gawang De Gea. Dalam sejumlah kesempatan, Tuanzebe juga membuat keputusan yang tepat, membuang bola guna menghindari kemelut di pertahanan sendiri.
Lindelof yang biasa blunder dan tampil kacau saat diduetkan dengan Maguire juga bermain disiplin, meski sebenarnya perannya tidak banyak terlihat, karena aksi memukau dari Tuanzebe.
Pertahanan MU melawan PSG bukan tanpa cela. Neymar dan Mbappe beberapa kali sempat masuk ke kotak penalti Bruno Fernandes dan kawan-kawan. Akan tetapi, komunikasi yang apik di lini belakang MU, membuat Mbappe dan Neymar tidak bisa mencetak gol.
Dibandingkan dengan Neymar, Mbappe lebih memiliki banyak pergerakan di kotak penalti MU. Hanya saja, jika tidak diganggu Wan-Bissaka dan Tuanzebe, peluang Mbappe bisa dimentahkan David de Gea yang kebetulan tampil bagus di pertandingan itu.
Lini belakang MU yang berdiri di depan kotak penalti membuat De Gea mudah menetralkan peluang Mbappe, Neymar, dan Di Maria. Tembakan-tembakan trio maut Les Parisiens dari luar kotak penalti tanpa kesulitan dimentahkan De Gea guna mengamankan gawang The Red Devils dari kebobolan.
Satu-satunya gol yang tercipta ke gawang kiper asal Spanyol itu pun dari bunuh diri Anthony Martial yang salah mengantisipasi sepak pojok Neymar.
Karena penampilan apik di lini pertahanan, sektor menyerang MU pun bisa fokus dalam mendobrak pertahanan PSG yang justru tidak begitu solid.
Tekanan dari Marcus Rashford, Martial, dan Bruno Fernandes sukses membuat MU menang 2-1 dan membawa pulang tiga poin. Martial menjadi aktor lahirnya penalti yang bisa dieksekusi Fernandes dengan baik.
Menjelang pertandingan bubar, giliran Rashford yang mencatatkan namanya di papan skor usai menerima umpan matang Paul Pogba.
Usai pertandingan melawan PSG, duet Tuanzebe dengan Lindelof tampaknya akan lebih realistis bagi Solskjaer dan MU dalam kelanjutan musim 2020/2021, dibandingkan kembali memainkan Maguire.
(sry/sry/sry)