Petarung UFC Conor McGregor mengklaim dirinya paling banyak merobohkan lawan dalam pertarungan perebutan gelar. Namun, klaim ini disanggah oleh juara kelas menengah UFC, Israel Adesanya.
Pada 2016, McGregor mencetak sejarah jadi petarung pertama yang menyandang dua sabuk juara UFC di kelas berbeda. McGregor yang berstatus juara kelas bulu memenangi duel perebutan sabuk juara kelas ringan melawan Eddie Alvarez yang tiga kali tersungkur.
Lihat juga:Edusports: Peraturan Mesin di MotoGP |
McGregor merayakan pencapaiannya itu di media sosial Instagram. McGregor mengunggah beberapa foto pertarungan melawan Alvarez dan mengklaim sebagai petarung dengan rekor paling banyak menjatuhkan lawan dalam duel perebutan gelar UFC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terbanyak menjatuhkan lawan di perebutan sabuk juara UFC. Pukulan mematikan. Saya telah melampaui level ini berkali-kali," tulis McGregor.
Unggahan McGregor ini rupanya mengundang perhatian dari Adesanya. Petarung asal Nigeria itu turut merespons unggahan McGregor dengan menyanggah klaim petarung asal Irlandia tersebut.
"Menjatuhkan lawan terbanyak kedua," tulis Adesanya.
Adesanya menyanggah klaim McGregor karena merasa dirinya yang berhak menyandang status tersebut. Adesanya melakukannya saat pertarungan gelar interim kelas menengah UFC melawan Kelvin Gastelum tahun 2019.
Dalam pertarungan yang berlangsung selama lima ronde, Adesanya empat kali membuat Gastelum tersungkur. Artinya, Adesanya satu kali lebih banyak menjatuhkan lawan dalam pertarungan perebutan sabuk juara ketimbang McGregor.
Mengacu data resmi UFC, Adesanya merupakan petarung yang paling banyak merobohkan lawan dalam satu pertarungan perebutan gelar. Adesanya empat kali membuat lawan tersungkur sedangkan McGregor hanya tiga kali melakukannya saat menang atas Alvarez.
McGregor bersanding dengan lima petarung lain yang mengukir catatan serupa. Sebut saja Frank Mir, Gray Maynard, Anderson Silva, Georges St-Pierre, dan Lyoto Machida.