Lionel Messi terancam meninggalkan Barcelona dengan cara yang buruk pada akhir musim ini. Di Liga Champions, Blaugrana melawan Paris Saint-Germain di babak 16 besar, sementara di Liga Spanyol masih terseok-seok.
Kontrak Lionel Messi dengan Barcelona habis pada akhir musim nanti. Selanjutnya, bintang asal Argentina itu disebut-sebut akan pindah klub pada musim depan.
Beban berat dimiliki Lionel Messi sebagai kapten sekaligus megabintang Barcelona. Kehebatan serta ketenarannya di sepanjang karier di Camp Nou menuntut Messi membawa klub asal Catalunya itu ke podium juara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, target tersebut rawan meleset lantaran panggang jauh dari api. Saat ini Barcelona dalam kondisi sulit juara di level mana pun.
Di Liga Spanyol, tim asuhan Ronald Koeman masih terseok-seok dan jauh dari papan atas dengan menempati peringkat kedelapan klasemen.
Barcelona baru memenangi 5 dari 11 pertandingan di La Liga, dengan 4 di antaranya menelan kekalahan. Dalam lima pertandingan terakhir di Liga Spanyol, Philippe Coutinho dan kawan-kawan meraih tiga kemenangan dan dua kekalahan.
Jalan terjal juga akan dihadapi Barcelona di babak 16 besar Liga Champions musim ini ketika bersua raksasa Liga Prancis, PSG.
Barcelona akan menjamu PSG lebih dahulu di Stadion Cam Nou pada 17 Februari mendatang pda leg pertama babak 16 besar. Sedangkan leg kedua digelar di Parc des princes pada 11 Maret waktu Indonesia.
Les Parisiens merupakan runner-up Liga Champions musim lalu setelah kalah 0-1 dari Bayern Munchen di Portugal.
Secara keseluruhan PSG memiliki penampilan yang lebih bagus ketimbang Barcelona di musim ini. Dalam pertandingan nanti, Barcelona tidak saja menghadapi ambisi besar PSG guna menjadi raja Eropa, tetapi juga dendam kesumat klub ibu kota.
Tim asuhan Thomas Tuchel itu tidak akan lupa dengan momen tragis di musim 2016/2017. Menariknya, ketika itu Barcelona dan PSG bertemu di babak 16 besar Liga Champions.
Pada Liga Champions 2016/2017, mimpi Qatar Sports Investment membawa PSG juara nyaris terwujud. PSG yang ketika itu dilatih Unai Emery menang dengan skor telak 4-0 atas Barcelona di leg pertama.
Agregat 4-0 di leg pertama untuk PSG itu sempat diprediksi akan sulit dibalikkan Barcelona yang masih dilatih Luis Enrique. Akan tetapi, Barcelona membuat keajaiban dengan di luar dugaan menang 6-1 di leg kedua di Camp Nou.
![]() |
PSG tidak saja akan selalu ingat dengan bencana tersebut, terlebih lagi dengan cara Barcelona menang lewat dua penalti dan gol Sergi Roberto di menit ke-90+5.
Salah satu penalti Barcelona berhasil dieksekusi Neymar yang kini jadi bintang PSG di menit ke-90+1, skor pada saat itu 5-1. Jika skor tersebut bertahan hingga bubar, PSG tetap akan lolos ke perempat final.
Tetapi petaka hadir ketika Roberto mencetak gol pemungkas yang mengubah skor jadi 6-1. Kemenangan itu terasa kontroversial lantaran wasit Deniz Aytekin yang memimpin pertandingan dinilai memiliki keputusan yang memihak.
Salah satunya ketika Angel di Maria dijegal Javier Mascherano di kotak penalti saat kedudukan 3-1 untuk Barcelona, namun tidak ada penalti untuk PSG. Terlebih lagi, Mascherano mengakui menjatuhkan Di Maria.
Kini, PSG memiliki momentum guna menuntaskan dendam kesumat selama hampir 4 tahun itu. Pintu terbuka bagi PSG untuk menyingkirkan Barcelona dari Liga Champions di musim ini pada babak 16 besar nanti.
Jika Barcelona gagal melewati adangan PSG, hal itu bisa jadi satu pertanda akhir karier yang buruk bagi Messi. Di mana La Pulga tidak bisa meninggalkan Barcelona pada akhir musim ini dengan salah satu trofi bergengsi.
Kans Barcelona akan juara di Liga Spanyol juga masih gelap. Performa Barcelona di kompetisi domestik masih naik-turun. Pada laga terakhir melawan Levante, akhir pekan lalu, Barcelona harus bersusah-payah lebih dahulu sebelum menang 1-0 lewat gol Lionel Messi di menit ke-76.
Faktor utama yang bisa membuat Messi gagal menutup babnya di Barcelona dengan manis adalah konflik internal di klub tersebut.
Saat ini Messi disebut tidak lagi dihormati di ruang ganti Barcelona seperti beberapa musim sebelumnya. Bahkan, sejumlah pemain seperti Antoine Griezmann dan kiper Marc-Andre Ter Stegen tengah berlomba jadi sorotan sebagai pengganti Messi di Barcelona.
Internal Barcelona yang terbagi menjadi beberapa kubu itu merupakan beban berat bagi Messi yang telah berkarier selama lebih dari 16 tahun (terhitung sejak 2005) dan memberikan 34 trofi.
Seandainya konflik internal itu mempengaruhi performa Barcelona di lapangan, maka tim asuhan Ronald Koeman tersebut akan sulit meraih gelar juara di musim ini.
Messi pun kini seperti di pengujung karier yang buruk di Barcelona. Ia tidak bisa menutup kariernya dengan apik, terlebih lagi Messi sempat membuat 'kericuhan' setelah ingin hengkang dari Camp Nou dengan gratis sebelum musim 2020/2021 bergulir.
(sry)