Atlet Pelaku Match Fixing Disebut Terima Rp400 Juta

CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2021 19:13 WIB
Atlet badminton Indonesia yang menjadi terdakwa match fixing dan dihukum BWF menerima uang senilai Rp400 juta.
Ilustrasi bulu tangkis. (Istockphoto/undefined undefined)
Jakarta, CNN Indonesia --

Atlet badminton Indonesia pelaku match fixing atau pengaturan skor yang dihukum BWF disebut menerima uang senilai Rp400 juta dari sejumlah pertandingan pada 2017.

Wakil Sekjen PP PBSI Edi Sukarno mengatakan, dia mengetahui itu lantaran hadir ketika bidang keabsahan melakukan interogasi terhadap tiga dari delapan pemain bulutangkis Indonesia yang terlibat.

"Jadi anak-anak itu disuruh mengalah, taruhan. Ada mafianya memang. Waktu itu permainannya tahun 2017 kalau gak salah, dan di tahun itu juga bidang keabsahan sudah memanggil yang bersangkutan. Cuma yang datang tiga orang, yang limanya enggak," kata Edi melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/1) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tiga orang itu terungkaplah bahwa mereka memang disuruh mengalah dan kalau tidak salah mereka itu mengungkapkan dapat uang Rp400 juta dari yang mengaturnya. Itu cowok semua yang tiga orang itu. Kebetulan waktu bidang keabsahan menginterogasi bertiga itu, saya juga ada, saya dengarkan," ucap Edi menambahkan.

Tidak dijelaskan dengan rinci oleh Edi apakah per atlet mendapatkan Rp400 juta atau total keseluruhan yang didapatkan tiga atlet yang diinterogasi PBSI saat itu.

GIF Banner Promo Testimoni

Sementara itu, lima pemain lain yang terlibat juga sebenarnya sudah dipanggil untuk diminta klarfikasi namun yang bersangkutan tidak pernah datang. Rupanya, lanjut Edi, kasus ini juga sampai ke BWF.

Kemudian BWF melakukan investigasi atas kasus match fixing tersebut dan melakukan wawancara kepada atlet-atlet terkait. BWF juga meminta ke PBSI untuk menyampaikan pertanyaan ke masing-masing atlet.

Lagi-lagi, hanya empat pemain yang berkasnya terlampir dan ditandatangani yang bersangkutan. Sisa empat lainnya, sampai saat ini tidak diketahui kejelasannya.

"Jadi hasil investigasi ke empat orang itu sudah dikirim ke BWF, ada bundelnya. Sedangkan empat lainnya sudah tidam main lagi dan itu sudah dilakukan tahun 2018 investigasnya," ujar Edi yang pada periode 2016-2020 menjabat Kabid Organisasi PBSI.

(ttf/sry)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER