Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga diuntungkan dengan absennya ganda Jepang dan China. Ganda Jepang selama ini mendominasi persaingan di nomor ganda putri plus Chen Qingchen/Jia Yifan dari China.
Tanpa mereka, Greysia/Apriyani bisa unjuk gigi dan layak percaya diri untuk meraih gelar juara.
Dari jalur yang ada, Greysia/Apriyani tak akan bertemu pemain unggulan hingga babak semifinal. Kesempatan ini yang bisa dimaksimalkan oleh pasangan terbaik Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tantangan terberat untuk Greysia/Apriyani dalam mewujudkan mimpi lolos ke babak final bakal berasal dari ganda Korea Selatan, Chang Ye Na/Kim Hye Rin dan Lee So Hee/Shin Seung Chan.
Praveen Jordan/Melati Daeva yang merupakan juara All England 2020 juga bisa berbicara banyak di nomor ganda campuran lantaran tidak adanya Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dong Ping (China) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang). Tantangan berat mereka akan hadir dalam sosok Marcus ELlis/Laurent Smith dan rekan senegara, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas.
Sementara di tunggal putri, peluang juara masih terbilang lebih berat dibandingkan nomor lainnya lantaran Tai Tzu Ying, P.V Sindhu, dan Carolina Marin masih hadir di turnamen ini.
![]() |
Gregoria Mariska ada di blok atas dan langsung berjumpa Sung Ji Hyun dari Korea Selatan.
Di luar peluang di atas kertas, hal lain yang mesti diperhatikan oleh pemain-pemain Indonesia adalah adaptasi terhadap turnamen internasional dengan baik.
Lihat juga:McGregor Janji Menang KO 60 Detik di UFC 257 |
Pemain-pemain Indonesia terakhir kali bertarung di turnamen badminton pada All England 2020 di bulan Maret. Setelah itu, atlet Indonesia tak lagi bertarung di turnamen internasional dan hanya menjalani turnamen internal di pelatnas Cipayung.
Andai adaptasi turnamen bisa dijalankan dengan baik, Indonesia punya peluang bagus untuk merebut setidaknya dua gelar di turnamen Yonex Thailand Open.
(sry)