Kegagalan di Thailand ini tentu wajib direspons dengan sebaik-baiknya. Ketiadaan turnamen selama 10 bulan tak bisa jadi alasan karena semua negara merasakan dampak serupa.
Hanya ada satu turnamen yang sempat diselenggarakan BWF dan tak diikuti Indonesia, yaitu Denmark Open di Oktober, namun secara umum tiap pemain punya masalah serupa.
Terlebih, Pelatnas Cipayung tetap berjalan di tengah pandemi sehingga latihan rutin tetap bergulir sebagai mana mestinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegagalan di Thailand makin patut jadi sorotan karena langkah-langkah pemain Indonesia terhenti jauh dari titik akhir. Dalam tiga turnamen di Thailand, Indonesia hanya tercatat menempatkan tujuh semifinalis dari total 60 slot yang tersedia.
![]() |
Rinciannya, empat semifinalis di Yonex Thailand Open, dua semifinalis di Toyota Thailand Open, dan satu semifinalis di BWF World Tour Finals.
Dari jumlah itu, hanya tiga finalis yang bisa didapat Indonesia, yaitu Praveen/Melati dan Greysia/Apriyani di Yonex Thailand Open, dan Ahsan/Hendra di final BWF World Tour Finals.
Data tersebut menunjukkan pemain-pemain Indonesia masih jauh untuk merindukan juara, seiring besarnya jarak mereka dengan podium tertinggi di tiap kejuaraan.
Kegagalan di awal tahun ini patut dicermati lantaran banyaknya agenda besar yang bakal dilakoni Indonesia di tahun ini, termasuk Olimpiade, andai ajang tersebut tetap bisa terlaksana.
Dengan gambaran prestasi di Thailand, peluang Indonesia untuk meraih medali emas di Tokyo mendatang tentu saat ini sedang berada dalam zona yang mengkhawatirkan.
![]() |
Belum lagi bila berbicara harapan-harapan lainnya, termasuk berprestasi di Piala Sudirman, Piala Thomas, dan Kejuaraan Dunia yang semuanya masuk agenda besar di tahun ini.
Setelah ini masih ada satu bulan persiapan sebelum pemain-pemain Indonesia berangkat menuju tur Eropa. All England bulan depan tentu bakal jadi barometer berikutnya bagi peta persaingan badminton dunia.
Usai menerima kekalahan di Thailand, pemain-pemain Indonesia wajib berbenah. Bukan hanya rindu berlaga yang harus membara, melainkan juga rindu untuk menjadi juara.
Dan seperti rindu-rindu lainnya, rindu juara tentu harus dituntaskan, bukan hanya sekadar didiamkan dalam angan.
(har)