ANALISIS

Pebulutangkis Indonesia: Rindu Berlaga, Belum Rindu Juara

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 10:49 WIB
Pebulutangkis Indonesia bisa menuntaskan rasa rindu untuk kembali berlaga namun belum terlihat rindu untuk kembali juara.
Hafiz/Gloria tidak mampu memaksimalkan peluang untuk melaju jauh. (dok. PBSI)

Kegagalan di Thailand ini tentu wajib direspons dengan sebaik-baiknya. Ketiadaan turnamen selama 10 bulan tak bisa jadi alasan karena semua negara merasakan dampak serupa.

Hanya ada satu turnamen yang sempat diselenggarakan BWF dan tak diikuti Indonesia, yaitu Denmark Open di Oktober, namun secara umum tiap pemain punya masalah serupa.

Terlebih, Pelatnas Cipayung tetap berjalan di tengah pandemi sehingga latihan rutin tetap bergulir sebagai mana mestinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegagalan di Thailand makin patut jadi sorotan karena langkah-langkah pemain Indonesia terhenti jauh dari titik akhir. Dalam tiga turnamen di Thailand, Indonesia hanya tercatat menempatkan tujuh semifinalis dari total 60 slot yang tersedia.

Anthony Sinisuka GintingSetelah kalah menyakitkan di semifinal Yonex Thailand Open, Ginting malah tak bisa bangkit dan menuai hasil buruk di dua turnamen berikutnya. (Dok. Humas PBSI)

Rinciannya, empat semifinalis di Yonex Thailand Open, dua semifinalis di Toyota Thailand Open, dan satu semifinalis di BWF World Tour Finals.

Dari jumlah itu, hanya tiga finalis yang bisa didapat Indonesia, yaitu Praveen/Melati dan Greysia/Apriyani di Yonex Thailand Open, dan Ahsan/Hendra di final BWF World Tour Finals.

Data tersebut menunjukkan pemain-pemain Indonesia masih jauh untuk merindukan juara, seiring besarnya jarak mereka dengan podium tertinggi di tiap kejuaraan.

Kegagalan di awal tahun ini patut dicermati lantaran banyaknya agenda besar yang bakal dilakoni Indonesia di tahun ini, termasuk Olimpiade, andai ajang tersebut tetap bisa terlaksana.

Dengan gambaran prestasi di Thailand, peluang Indonesia untuk meraih medali emas di Tokyo mendatang tentu saat ini sedang berada dalam zona yang mengkhawatirkan.

Hendra Setiawan (L) of Indonesia celebrates with partner Mohammad Ahsan after winning their men's doubles final match against Hiroyuki Endo and Yuta Watanabe of Japan at the BWF World Tour Finals badminton tournament in Guangzhou in China's southern Guangdong province on December 15, 2019. (Photo by STR / AFP) / China OUTSetelah hasil buruk di Thailand, pemain Indonesia wajib berbenah mengingat banyak agenda besar di tahun ini. (STR / AFP)

Belum lagi bila berbicara harapan-harapan lainnya, termasuk berprestasi di Piala Sudirman, Piala Thomas, dan Kejuaraan Dunia yang semuanya masuk agenda besar di tahun ini.

Setelah ini masih ada satu bulan persiapan sebelum pemain-pemain Indonesia berangkat menuju tur Eropa. All England bulan depan tentu bakal jadi barometer berikutnya bagi peta persaingan badminton dunia.

Usai menerima kekalahan di Thailand, pemain-pemain Indonesia wajib berbenah. Bukan hanya rindu berlaga yang harus membara, melainkan juga rindu untuk menjadi juara.

Dan seperti rindu-rindu lainnya, rindu juara tentu harus dituntaskan, bukan hanya sekadar didiamkan dalam angan.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER