Jakarta, CNN Indonesia --
Setelah menjadi juara Liga Inggris musim lalu, Liverpool kini nyaris keluar dari zona empat besar dan Jurgen Klopp menyuarakan empat besar adalah target musim ini.
Kekalahan 1-4 dari Manchester City di Anfield, Minggu (7/2), semakin menegaskan Liverpool ada dalam bahaya di tengah upaya mempertahankan gelar juara.
Sempat bercokol di puncak klasemen pada awal musim, Liverpool perlahan tapi pasti merosot. Disalip Manchester United, Man City, juga Leicester City. Bahkan kini hanya unggul satu poin atas Chelsea dan West Ham United yang berada di luar zona empat besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, seandainya menang atas Man City maka Liverpool bisa menjaga persaingan empat besar tetap ketat.
Seperti yang dikatakan Klopp, Alisson Becker dengan mudah bisa ditunjuk sebagai biang kekalahan Liverpool. Namun itu hanya perkara takdir. Pemain Liverpool lainnya juga bisa menjadi pesakitan seperti Alisson di pertandingan lain.
 Liverpool menelan kekalahan kelima pada musim ini. (Pool via REUTERS/Laurence Griffiths) |
Perkara utamanya adalah Liverpool sedang tidak memainkan permainan terbaik mereka di atas lapangan.
Man City yang sedang di atas angin lantaran sebelumnya memenangkan 13 laga secara beruntun berhasil mempertahankan standar performa.
Manchester Biru, pada babak kedua khususnya, berhasil membuat Liverpool tertekan. Seandainya Liverpool masih berada dalam level permainan, semangat, dan kepercayaan diri seperti musim lalu, kemungkinan ada solusi yang bisa ditawarkan untuk meredam Man City.
[Gambas:Video CNN]
Klopp mengakui ada perubahan Man City yang tidak bisa diantisipasi anak asuhnya pada babak kedua.
Kesalahan yang dilakukan Alisson juga tidak lepas dari pergerakan-pergerakan pemain lain yang gagal mendapat ruang dari pressing The Citizens.
Kekalahan pun direspons Klopp dengan cara cukup menyedihkan, mengingat Liverpool merupakan juara bertahan.
"Itu [empat besar] adalah target utama kami. Kami akan mencoba melakukan segalanya. Ada banyak pertandingan untuk dilakukan dan kami butuh kemenangan. Hari ini, kami tidak melakukannya," ucap Klopp.
Sementara bagi Pep Guardiola, perubahan pada babak kedua yang antara lain tercermin dari perubahan formasi 4-3-3 menjadi 4-4-2 menunjukkan kesiapan Man City menyongsong trofi pada musim ini.
Masalah Liverpool tak hanya terlihat dari kekalahan melawan Man City. Sederet hasil buruk juga diraih Liverpool, seperti ketika ditekuk Southampton, Burnley, dan Brighton & Hove Albion.
Klopp sudah berupaya meredakan masalah lini belakang, termasuk kehilangan Virgil Van Dijk, dengan mendatangkan pemain baru. Tetapi Klopp agaknya masih belum percaya diri menempatkan Ozan Kabak dan Ben Davies dalam starter.
Di sisi lain konsistensi Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah di sektor depan serta Thiago di barisan tengah juga menjadi problem.
Karakter tim juga diterpa masalah. Jargon 'lebih sulit mempertahankan daripada merebut' nyata dialami Liverpool. Lama tak muncul sebagai juara, agaknya muncul rasa puas di benak pemain The Reds.
Masih ada 15 laga lagi untuk mengejar defisit 10 poin dari Man City, namun hal yang mengganjal selanjutnya adalah kemampuan Liverpool untuk bangkit.
Dua pertandingan terdekat, Liverpool harus menghadapi Leicester dan Everton. Bukan pertandingan mudah bagi klub yang sedang berada di masa labil.
 Jurgen Klopp harus segera memecahkan kebuntuan Liverpool. (Pool via REUTERS/LAURENCE GRIFFITHS) |
Kekalahan dari The Foxes atau The Toffees bisa memupuskan ambisi Liverpool menyamai jumlah gelar juara liga milik Man United.
Sebaliknya, jika Liverpool bisa menang atas dua tim tersebut maka kans mengoleksi trofi Liga Inggris untuk kali ke-20 masih tetap terbuka lebar, bukan hanya empat besar seperti yang dikatakan Klopp setelah kekalahan melawan Man City.
Ke depan tampaknya jalan cukup terjal bagi Klopp dan anak asuhnya karena mereka juga akan berlaga di Liga Champions yang berarti akan menambah padat jadwal dan rotasi pemain menjadi krusial.
Klopp dituntut harus memiliki kepercayaan pada seluruh pemain yang ia miliki. Begitu pula para pemain Liverpool yang harus selalu siap dimainkan di laga-laga final.
Jika masih berambisi menjadi juara tentu 15 laga terakhir di Liga Inggris tak ubahnya seperti partai final yang harus dimenangkan.
Jika tanpa perubahan, maka dengan performa yang ditampilkan dalam dua bulan terakhir, mungkin kita akan mendengar lagi fan Liverpool berkata slogan yang cukup familiar, "next year is our year."