APPI: Hampir Semua Gaji Pemain PSM Tertunggak

CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2021 14:08 WIB
APPI mengungkapkan kasus penunggakan gaji bukan hanya dialami pemain asing tapi juga diderita sebagian besar pemain PSM Makassar.
Sebagian besar pemain lokal di PSM Makassar juga mengalami penunggakan gaji. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

General Manager Asosiasi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman menyebutkan kasus penunggakan gaji yang dialami sebagian besar pemain PSM Makassar.

Sebelumnya, PSM mendapatkan sanksi larangan transfer pemain oleh FIFA karena kasus tunggakan gaji mantan pemain asing mereka, Giancarlo Lopes Rodrigues. Sanksi itu diketahui berdasarkan surat dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang ditandatangani Direktur Utama, Ahmad Hadian Lukita kepada PSM.

Dalam surat itu disebutkan LIB melakukan implementasi terkait status sengketa pemain antara Rodrigues dengan PSM sesuai salinan putusan FIFA Dispute Resolution Chamber (DRC) tertanggal 29 Januari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PSM ada penunggakan gaji juga ke pemain lokal di periode pandemi ini, hampir seluruh pemain. Kalau Giancarlo, langsung melapor ke DRC. Pemain asing memang punya jalur untuk melapor langsung ke DRC FIFA tanpa melalui APPI. Begitu juga dengan pemain Indonesia yang main di luar, mereka punya hak yang sama seperti pemain asing di sini," kata Ponaryo kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).

Menurut Ponaryo, untuk bisa terhindar dari sanksi FIFA, PSM diwajibkan untuk menyelesaikan permasalahan gaji pemain dalam waktu 45 hari. Sesuai regulasi FIFA, hukuman akan putus jika gaji dibayar sebelum 45 hari sejak putusan sengketa DRC FIFA.

"Tapi jika lewat 45 hari belum dibayar, klub dilarang melakukan aktivitas transfer. Jika masih belum dibayar juga, akan ada hukuman pengurangan poin," terangnya

Selain PSM, APPI mendapatkan informasi soal Kalteng Putra juga belum membayarkan tunggakan gaji pemain. Bahkan, tunggakan Kalteng Putra sudah dilakukan sejak transfer Liga 2 2020 dimulai.

"Kalau sesuai regulasi, sama harusnya hukuman Kalteng Putra dengan PSM. Mereka transfer saat liga 2 mulai (2020). Keputusan DRC turun setelah itu, sampai sekarang belum bayar. Tahun depan menurut regulasi, mereka tidak bisa transfer dan daftar pemain baru. Kalau sampai bisa, tanyakan regulatornya (PT LIB). APPI sudah menyurati [PSSI] tapi sampai sekarang belum ada jawaban," tegas Ponaryo.

Permasalahannya, lanjut Ponaryo, bukan karena kasus penunggakan gaji Kalteng Putra tidak sampai ke FIFA. Tapi, untuk kasus penunggakan gaji pemain lokal sebenarnya bisa diputuskan melalui DRC yang sejatinya berada di bawah PSSI.

Sayangnya, di PSSI perangkat DRC ini belum lengkap dan maksimal untuk bisa mengeksekusi sebuah putusan.

"Posisinya, NDRC sama dengan DRC di FIFA. Kalau setelah ada putusan tapi tidak dijalankan, karena di PSSI belum tuntas perangkat yang mengeksekusi putusan DRC ini. Ini yang sudah kami minta segera dirampungkan PSSI, tapi sampai sekarang belum ada respons," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ttf/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER