ANALISIS

Dewa Kipas dan Simalakama Irene Kharisma

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 22 Mar 2021 08:20 WIB
Irene Kharisma Sukandar bakal menghadapi Dewa Kipas. (Tangkapan layar instagram @irene_sukandar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Duel Dewa Kipas dan WGM Irene Kharisma Sukandar bakal berlangsung hari ini. Laga ini bak simalakama untuk Irene.

Dunia catur jadi salah satu olahraga yang mengundang kehebohan besar di Indonesia dalam satu bulan terakhir, mengalahkan sepak bola yang hanya berkutat pada persiapan Piala Menpora.

Lewat kehebohan Dewa Kipas, catur banyak diperbincangkan, bersaing ketat dengan perbincangan perubahan status identitas bintang voli Aprilia Manganang menjadi Aprilio Perkasa Manganang dan Tim Indonesia yang dipaksa mundur dari All England.

Kehebohan Dewa Kipas ini sejatinya bermula dari hal ringan yaitu game online chess.com. Dalam situs tersebut, banyak yang ikut bertanding baik pehobi catur atau bahkan pecatur profesional.

Kehebohan kemudian dimulai ketika Dewa Kipas yang bernama asli Dadang Subur mengalahkan Gothamchess alias Levy Rozman yang sering melakukan live streaming dalam permainan caturnya.

Nama Dewa Kipas menghebohkan dunia maya dalam satu bulan terakhir. ( Pixabay/Nachrichten_muc)

Duel tersebut disiarkan langsung dan berujung pada kemenangan Dewa Kipas. Tak lama kemudian, akun Dewa Kipas di-banned oleh chess.com.

Dewa Kipas lewat sang anak, Ali Akbar membagikan cerita tersebut di akun media sosial miliknya. Cerita tersebut kemudian viral dan menyebar diketahui banyak orang mulai awal Maret lalu.

"Bapak main catur Online di Chess.com, bertemu dengan Gotham Chess. Waktu bapak tanding disiarkan live di Twitch dan ditonton ribuan orang. Bapak menang para penonton ngambek, mereka nuduh bapak curang, mereka nge-report massal akun bapak. Sumpah gue ga terima," ujar Ali Akbar lewat akun Facebooknya.

Kisah itu menggelorakan semangat netizen Indonesia untuk membela Dewa Kipas. Mereka balik menyerbu akun Gothamchess sehingga akun media sosial Gothamchess dipenuhi komentar-komentar negatif.

Gothamchess juga mengungkapkan data yang membuatnya mencurigai Dewa Kipas menggunakan bot yaitu karena akurasi Dewa Kipas yang tinggi dan catatan kemenangan 27 kali beruntun yang dianggap di luar kewajaran.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat netizen Indonesia. Gothamchess dianggap jadi sosok yang tidak mau menerima kekalahan dan mengecilkan Dewa Kipas hanya karena Dewa Kipas sosok orang biasa yang tak punya nama di dunia profesional catur.


Percasi Angkat Bicara, Irene Larut dalam Pusaran Sensasi Dewa Kipas

Sensasi yang membesarkan nama Dewa Kipas itu turut membuat Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ikut angkat bicara. Pasalnya, keributan di media sosial itu lalu membuat wajah catur Indonesia dibicarakan di dunia internasional.

Percasi berada pada pihak yang meyakini bahwa Dewa Kipas melakukan kecurangan dalam permainan online lewat bot atau chess engine yang turut membantunya menentukan langkah.

Komentar itu membuat Percasi kini jadi kena serangan netizen yang sudah terlanjur mengidolakan Dewa Kipas. Netizen pihak Dewa Kipas menganggap Percasi melakukan kesalahan karena tidak mendukung pecatur dari Indonesia dan malah bersikap kontra padanya.

Irene Kharisma Sukandar jadi salah satu pecatur yang vokal mengomentari sensasi Dewa Kipas. (detikcom/Rengga Sancaya)

Women Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar lalu angkat suara lewat surat terbuka usai Dewa Kipas tampil di Podcast Deddy Corbuzier dan kembali menyatakan bahwa ia tidak melakukan kecurangan.

Irene yang sudah berkiprah di dunia catur profesional pun ikut kena sasaran kritikan, ledekan, dan bahkan bully-an.

Irene ditantang netizen untuk menghadapi Dewa Kipas untuk membuktikan bahwa ia memang lebih baik dari Dewa Kipas.

Di mata netizen pendukung Dewa Kipas, sensasi dan kehebatan Dewa Kipas terus dipertahankan dan dipelihara oleh mereka. Irene yang sudah dua dekade menempa diri hingga akhirnya mendapat predikat Woman Grand Master (WGM) dianggap hanya ikut numpang tenar dalam sensasi Dewa Kipas.

Dalam titik ini, Irene kemudian menghadapi dilema dan ibarat memakan buah simalakama.

Apapun yang dilakukan oleh Irene bakal tetap salah dan dipersalahkan. Hal itu bisa tercermin dari komentar-komentar pendukung Dewa Kipas di media sosial.

Tak semua pendukung Dewa Kipas meyakini bahwa idola mereka bisa menang lawan Irene. Bila semua punya pandangan seperti ini, situasi akan lebih mudah dicerna dan Irene hanya cukup memenangkan pertandingan.

Namun permasalahannya, pendukung Dadang Subur alias Dewa Kipas tak seragam. Ada yang sudah mengolok-olok Irene karena dengan gelar Women Grand Master miliknya terlalu serius menghadapi tantangan dari Dewa Kipas yang hanya orang biasa dan level 'pecatur pos ronda'.

Ada pula yang menganggap Irene dan Percasi hanya ingin ikut menumpang sensasi lantaran menganggap Dewa Kipas tak penting namun terus ikut membicarakan dan mengomentarinya terus-menerus.

Irene jelas dalam posisi sulit. Terlebih Dewa Kipas menantang dirinya setelah sebelumnya Dewa Kipas menolak tantangan dari Susanto Megaranto dan Anjas Novita.

Menolak tantangan Dewa Kipas hanya akan menyudutkan Irene lebih dalam. Namun menerima tantangan tersebut juga tak serta merta melegakan posisi Irene.

Bila kalah, Irene akan makin disudutkan. Sedangkan menang pun, tidak serta membuatnya lepas dari tekanan.

Sementara itu bagi Dewa Kipas, ia tidak berada dalam posisi yang sulit dan mempertaruhkan reputasi. Namanya sudah harum di mata banyak netizen, bahkan mungkin bila ia kalah dengan telak sekalipun.

Irene Kharisma Sukandar kini sudah menentukan pilihan. Irene menerima pertandingan melawan Dewa Kipas dengan segala konsekuensi yang bakal ia terima.

(jal)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK