Sebelum memiliki nama besar sebagai petarung UFC, Francis Ngannou lebih dulu bergaul dengan kemiskinan dan sempat terseret masalah hukum akibat menjadi imigran gelap.
Ngannou yang kini berusia 34 merupakan salah satu petarung UFC yang diperhitungkan sebagai kandidat potensial calon pemegang sabuk juara. Pada akhir pekan ini Ngannou akan menantang juara bertahan kelas berat UFC, Stipe Miocic.
Padahal Ngannou baru benar-benar mendalami olahraga mixed martial arts pada 2013 setelah sempat serius berlatih tinju. Ngannou semula berharap tinju bisa mengubah jalan hidup sekaligus mengentaskan diri dari kemiskinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlahir di Batie, Kamerun, Ngannou hidup kekurangan dan tidak bisa bersekolah karena orang tuanya tidak memiliki uang. Petarung berjuluk The Predator itu juga sempat bekerja di tambang pasir ketika masih 10 tahun.
Ngannou kemudian bekerja serabutan dan sempat diajak masuk dalam geng lokal di desanya yang kemudian ia tolak.
Sempat berlatih tinju pada usia 22, Ngannou kemudian berhenti karena sakit. Baru pada usia 26 Ngannou mengadu nasib ke Paris demi impian menjadi atlet tinju profesional.
Ngannou menyeberang dari Afrika ke Eropa dengan menggunakan perahu secara ilegal. Akibatnya ia harus mendekam di penjara selama dua bulan.
Setelah keluar penjara Ngannou kemudian bisa tiba di Paris meskipun tanpa uang dan harus menggelandang di jalanan.
Ngannou baru bisa berlatih tinju pada Agustus 2013 di MMA Factory. Namun kemudian pemilik MMA Factory, Fernand Lopez mengarahkannya mendalami mixed martial arts.
Karier profesional MMA Ngannou dimulai pada 30 November 2013 di ajang 100% Fight. Setelah empat kali bertarung di ajang tersebut, Ngannou tampil di SHC 10 dan KHK MMA National Tryouts.
Ngannou baru tampil di UFC pada Desember 2015. Enam pertarungan beruntun di UFC berakhir dengan kemenangan, lima KO/TKO dan satu submission.
Setelah menang atas Alistair Overeem, Ngannou sempat merasakan dua kekalahan dari Stipe Miocic dan Derrick Lewis. Kemudian Ngannou kembali meraih empat kemenangan beruntun.
Ngannou merupakan salah satu petarung brutal di UFC lantaran memiliki kekuatan pukulan yang dahsyat. Mayoritas kemenangan diraih dengan kemenangan KO/TKO berkat kekuatan pukulan yang tercatat dalam rekor dunia saat ini.
Kini Ngannou, yang memiliki catatan tarung 15 kali menang dan tiga kali kalah, menjadi petarung penantang pertama di kelas berat dan berpeluang merebut gelar juara dari Miocic dalam pertarungan UFC 260 yang akan berlangsung Minggu (28/3) waktu Indonesia.
(nva/ptr)