Man City, sama seperti PSG, merupakan klub dengan daya dobrak terbaik kedua di Liga Champions setelah Bayern Munchen. Sebanyak 22 gol sudah diciptakan Kevin de Bruyne dan kawan-kawan.
Tidak ada satu pemain yang menonjol dalam urusan mencetak gol. Sepuluh pemain tercatat sudah menjaringkan gol ke gawang lawan. Sementara PSG dengan jumlah gol yang sama hanya dibukukan lima pemain.
Dalam bertahan Man City juga menampilkan keunggulan. Sejak fase grup hingga perempat final, gawang The Citizens baru bobol tiga kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan jumlah penyelamatan kiper sebanyak 15 kali dan 66 tekel yang dilakukan, Man City membuktikan mampu mengadang laju lawan sebelum masuk ke area berbahaya. Sebaliknya PSG cukup pontang-panting di lini pertahanan dengan 105 tekel dan 48 penyelamatan kiper.
Pep Guardiola telah mengubah Man City sebagai tim yang solid. Piawai menyerang, kuat bertahan, dan lancar menguasai bola. Possesion ala Guardiola bisa merusak impian PSG.
Merujuk catatan statistik di Liga Champions musim ini Man City memegang penguasaan bola sebanyak 60 persen, sementara PSG tak sampai 49 persen.
Guardiola belum pernah melawan PSG, namun tak asing dengan racikan Pochettino. Dari 18 pertemuan, Guardiola menang 10 kali dan hanya kalah tiga kali serta sisanya imbang.
![]() |
Setelah empat musim sebelumnya selalu gagal mencapai semifinal, di mana tiga musim terakhir selalu mentok di perempat final, Guardiola dan anak asuhnya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan menuju final.
Setelah meraih gelar pertama musim ini pada akhir pekan lalu di ajang Piala Liga, Man City akan datang ke Paris dengan kekuatan penuh sehingga memudahkan Guardiola memilih pemain.
Ederson yang diistirahatkan di Piala Liga bisa kembali mengawal gawang Man City. Kyle Walker dan Joao Cancelo akan mengapit Rubern Dias yang bisa bertandem dengan John Stones atau Aymeric Laporte di jantung pertahanan.
Rodri, Fernandinho, Ilkay Gundogan, De Bruyne, dan Phil Foden menjadi pilihan yang melimpah bagi Guardiola untuk mengisi formasi tiga gelandang.
![]() |
Guardiola pun harus memilih antara Bernardo Silva, Raheem Sterling, Ferran Torres, Riyad Mahrez, dan Gabriel Jesus sebagai trisula di lini depan.
Skuad mewah bertabur bintang di kedua kubu tak menjamin pemenang. Yang menang akan mencoba kans di final, sementara yang kalah akan membangun tim lagi di musim depan hingga bisa meraih impian juara Eropa setelah lebih dulu memupuk harta dan mengoleksi takhta di liga lokal.
(ptr)