Sudirman, Persija, dan 'Raja Kecil' Indonesia
Dalam empat tahun terakhir, Persija Jakarta adalah klub paling sukses di Indonesia. Terbaru, tim berjuluk Macan Kemayoran itu merengkuh gelar juara Piala Menpora 2021, setelah menumpas rivalnya, Persib Bandung.
Persija memulai kampanye "reinkarnasi" puasa gelar 17 tahun dengan meraih trofi Boost Sports Superfix Cup 2018 di Malaysia. Usai itu, Macan Kemayoran merengkuh gelar Piala Presiden 2018 lantas ditutup dengan juara Liga 1 2018.
Kemudian Persija hanya nyaris juara Piala Indonesia 2018/2019, setelah ditaklukkan PSM Makassar pada laga final. Karenanya gelar juara Piala Menpora disambut gempita, sebab hal ini menegaskan posisi Persija.
Sejak era baru sepak bola Indonesia pada 2017, tak ada klub yang sesukses Persija. Bali United dan Bhayangkara FC memang juara liga, tetapi keduanya tak punya trofi Piala Presiden, Piala Menpora, dan tak sampai final Piala Indonesia.
Presiden Klub Persija, Mohamad Prapanca, menyebut Persija sebagai klub sepantasnya meraih gelar dalam setiap ajang yang diikuti. Ini karena ada nama besar klub itu sendiri, termasuk tekanan besar dari suporter.
"Sebenarnya target kami tidak tercapai. Target kami di Piala Menpora itu masuk tiga besar, tetapi malah juara. Ini yang saya maksud, Persija itu selalu ingin menjadi yang terbaik meski sejatinya hanya tampil di pramusim," ucap Prapanca, Selasa (27/4) malam.
Salah satu sosok kunci di balik sukses Persija itu adalah Sudirman. Pelatih yang biasa disapa Jenderal ini awalnya dihujat fan klub karena permainan Persija tidak jelas. Sudirman disebut sebagai pelatih Penjaskes [pendidikan jasmani dan kesehatan] atau guru olahraga.
Namun, hujatan ini kini berbalik menjadi sanjungan. Sejumlah kalangan dengan hiperbolis menyebutnya dengan Guardiman, merujuk ke nama pelatih Manchester City Pep Guardiola.
Sudirman mengatakan, hujatan dan kritik dianggap sebagai pemicu. Hasilnya, Sudirman membuat sejumlah terobosan yang awalnya dianggap aneh menjadi kunci sukses.
Salah satunya mencadangkan Marko Simic di dua laga final. Pelatih yang akrab disapa Jenderal itu berani menurunkan pemain muda minim jam terbang Taufik Hidayat.
"Kekurangan dan kelemahan pasti ada. Kami belum detail mengoreksinya. Pastinya tentunya untuk persiapan ke Liga 1 nanti karena pelatihnya belum jelas, jadi saya tidak bisa ngomong terlalu ke depan," kata Sudirman saat ditanya CNNIndonesia.com soal kekurangan terbesar Persija selama Piala Menpora.
Terkait persiapan Liga 1 2021 yang rencananya akan bergulir pada Juli mendatang, Persija akan mengumpulkan pemain seusai lebaran Idulfitri. Untuk komposisi pemain tak akan berubah banyak, tetapi akan ada beberapa tambahan pemain.
Soal Liga 1 2021, kapten Persija Andritany Ardhiyasa menegaskan Persija adalah Persija yang senantiasa haus gelar juara. Bagi kiper yang biasa disapa Bagol ini, Persija sudah seharusnya memburu gelar "raja" sepak bola Indonesia dalam setiap ajang yang diikuti.
"Beruntungnya saya bekerja dengan orang-orang hebat. Ketika tim kami [Persija] dikritik, dan atasan kami marah [Prapanca marah besar setelah kalah dari PSM]. Kami tidak langsung terpuruk, namun bangkit dan membawa piala ini [Menpora] ke Jakarta," ucap Andritany.
(abd/jun)