Senol Gunes Bawa Gairah Masa Emas Turki 2002
Turki datang ke Piala Eropa 2020 dengan modal meyakinkan. Lebih sering dianggap kuda hitam Eropa, negeri bulan bintang ini siap menggebrak seperti edisi 2002.
Pada 2002, Turki di luar dugaan menembus semifinal Piala Dunia dan akhirnya menempati peringkat ketiga. Pencapaian tahun 2002 pada era Hakan Sukur ini jadi pencapaian terbaik.
Hal ini ingin diulangi Senol Gunes di Piala Eropa 2020 lantas dilanjutkan di Piala Dunia 2022. Gunes adalah pelatih yang membawa negeri di sisi tenggara Eropa ini menembus semifinal Piala Dunia 2002.
Modal Gunes cukup meyakinkan. Pada fase kualifikasi Piala Eropa 2020, Turki menjadi runner-up Grup H di bawah Prancis. Walau hanya menempati peringkat kedua, Turki menorehkan rapor hijau dengan sekali kalah, dua kali imbang, dan tujuh kali menang.
Dari 10 pertandingan kualifikasi, Cenk Tosun menjadi top scorer Turki dengan lima gol. Pemain berdarah Jerman-Turki yang membela Besiktas ini bakal menjadi andalan untuk mendobrak persaingan Grup A Piala Eropa 2020.
Dari segi usia Tosun sedang dalam masa kematangan, 29 tahun. Pemain yang kaki kiri dan kanan sama baik ini digadang-gadang bisa melampaui torehan gol Burak Yilmaz, salah satu legenda Turki.
Yilmaz yang saat ini berusia 35 tahun dan belum menyatakan pensiun dari Timnas Turki telah menorehkan 27 gol, sedang Tuson sudah 18 gol. Dalam dua-tiga tahun kedepan Tuson diyakini bisa menyamai torehan gol tersebut.
Nantinya Tuson akan tampil dengan barisan gelandang andal Turki. Pertama Hakan Calhanoglu yang saat ini membela AC Milan, Cengiz Under yang baru saja meraih gelar juara Piala FA Inggris bersama Leicester City, dan ketiga Orkun Kokcu sebagai gelandang masa depan Turki di Liga Belanda.
Pertandingan Grup A Piala Eropa 2020 akan berlangsung di Roma, Italia, mulai 11 Juni 2021. Turki akan bersaing bersama Italia, Wales, dan Swiss. Utamanya Swiss sama sekali tak bisa diremehkan.
Pasalnya, tim asuhan Vladimir Petkovic ini menjadi jawara Grup D babak kualifikasi. Swiss unggul satu poin dari 8 pertandingan dibanding Denmark yang punya tradisi sepak bola lebih baik di level dunia.
Dalam sebuah wawancara televisi yang dilansir dari Sozcu, Gunes menyebut Piala Eropa adalah sarana terbaik membuktikan bahwa Turki masih merupakan salah satu tim sepak bola terbaik di dunia. Apalagi, kini ada banyak pemain berkelas dunia.
"Perkembangan suatu negara harus tercermin dari individu-individunya. Sepak bola adalah bisa jadi cerminannya. Kami akan senang jika kami membawa kesuksesan. Kami memiliki Piala Eropa dalam waktu dekat," katanya.
Gunes yang awalnya diragukan banyak pihak saat pertama kali datang ke Timnas Turki, pun sudah mulai dipercaya. Kini kritik yang muncul di media bukan lagi soal taktik permainan dan kolektivitas permainan tim.
"Ketika saya pertama kali datang ke timnas, mereka mengatakan saya datang dengan membawa torpedo. Hasilnya bagus. Kali ini mereka tidak mengatakan apa-apa tentang lapangan. Mereka mulai mengkritik karisma, pakaian, dan tukang cukur pemain," ujarnya Gunes.
Satu-satunya beban di pikiran pelatih yang membawa Turki menjadi tim terbaik Eropa 2002 ini adalah Italia. Gunes khawatir Italia menjadi sandungan di Piala Eropa 2020, karena akan menjadi lawan pertama babak grup.
Karenanya tiga pertandingan pemanasan pada FIFA Match Day Mei-Juni akan dimaksimalkan. Gunes ingin mematangkan skema permainan tim saat jumpa Azerbaijan (27/5), Irlandia Utara (31/5), dan Moldova (3/6).
Skuad Turki di Piala Eropa Euro 2020:
Kiper: Altay Bayındır (Fenerbahce), Ugurcan Cakır (Trabzonspor), Mert Gunok (Istanbul Basaksehir)
Belakang: Kaan Ayhan (Sassuolo), Zeki Celik (LOSC Lille), Merih Demiral (Juventus), Ozan Kabak (Liverpool), Umut Meras (Le Havre), Mert Muldur (Sassuolo), Caglar Soyuncu (Leicester), Ridvan Yilmaz (Besiktas)
Tengah: Taylan Antalyali (Galatasaray), Hakan Calhanoglu (AC Milan), Halil Dervisoglu (Brentford), Irfan Can Kahveci (Fenerbahce), Orkun Kokcu (Feyenoord), Abdulkadir Omur (Trabzonspor), Dorukhan Tokoz (Besiktas), Ozan Tufan (Fenerbahce), Okay Yokuslu (West Brom)
Depan: M. Kerem Akturkoglu (Galatasaray), Kenan Karaman (Fortuna Dusseldorf), Enes Unal (Getafe), Cengiz Under (Leicester), Yusuf Yazici (LOSC Lille), Burak Yilmaz (LOSC Lille)
(abd/jun)