ANALISIS

Bayang-bayang Messi di Man City vs Chelsea

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Mei 2021 12:49 WIB
Duel Manchester City vs Chelsea di final Liga Champions akan jadi momentum Pep Guardiola lepas dari bayang-bayang Lionel Messi.
Lawan Chelsea, kans Pep Guardiola sukses di Liga Champions bersama Man City. (AP/Peter Powell)
Jakarta, CNN Indonesia --

Duel Manchester City vs Chelsea di final Liga Champions di Stadio Dragao, Minggu (30/5) dini hari waktu Indonesia, akan jadi momentum Pep Guardiola lepas dari bayang-bayang Lionel Messi.

Selama karier kepelatihannya, Guardiola baru dua kali menjuarai Liga Champions, yang seluruhnya saat bersama Barcelona.

Pada musim 2008/2009, Guardiola membawa Blaugrana juara Liga Champions untuk ketiga kalinya setelah mengalahkan Manchester United 2-0 di Stadion Olimpico.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua musim berselang, di tangan Guardiola, Barcelona meraih trofi Liga Champions keempat dalam sejarah klub pada 2010/2011. Lagi-lagi Barcelona juara Liga Champions setelah mengalahkan Man United, 3-1 di Stadion Wembley.

Ketika itu, Guardiola dan Barcelona berjaya di Liga Champions saat Lionel Messi dalam puncak permainan.

Beragam gelar individu disabet La Pulga: Pemain dan Penyerang Terbaik 2008/2009, Ballon d'Or 2009, Pemain dan Penyerang Terbaik 2011/2012, serta Ballon d'Or 2012 yang menjadi Ballon d'Or keempat secara beruntun sejak 2009. Ditambah dengan top skor La Liga 2012.

Dalam periode 2008/2009 hingga 2011/2012 itu Messi menjadikan Barcelona mendominasi kompetisi domestik dan juga Eropa.

Selain dua gelar Liga Champions, 3 gelar Liga Spanyol, 2 Copa del Rey, 2 Piala Super Eropa, 2 gelar Piala Dunia Antarklub, hingga 3 trofi Piala Super Eropa dibukukan Guardiola dan Barcelona.

Ketergantungan Guardiola dengan Lionel Messi di Liga Champions dibuktikan saat pelatih asal Soanyol itu melatih Bayern Munchen selama tiga musim.

Barcelona¥s coach Josep Guardiola (L) celebrates with Barcelona¥s Argentinian forward Lionel Messi (C) as Manchester United's forward Wayne Rooney  looks on at the end of the final of the UEFA football Champions League on May 27, 2009 at the Olympic Stadium in Rome. Barcelona defeated Manchester United 2-0 to win the Cup.       AFP PHOTO / CHRISTOPHE SIMON / AFP PHOTO / CHRISTOPHE SIMONPep Guardiola dinilai sukses di Liga Champions karena faktor Lionel Messi. (AFP PHOTO / CHRISTOPHE SIMON)

Selama menangani Munchen, pencapaian terbaik Guardiola hanya di semifinal dalam tiga musim beruntun sejak 2013/2014 hingga 2015/2016.

Tuah Guardiola sebagai pelatih top dunia juga belum terbukti saat menjadi arsitek Man City sejak Juli 2016.

Sebelum final musim ini, Guardiola menempatkan The Citizens di perempat final dalam tiga musim terakhir, sedangkan pada musim pertamanya hanya sampai babak 16 besar usai disingkirkan AS Monaco.

Akan tetapi, usai lepas dari 'kutukan' tidak pernah mencapai final Liga Champions usai berpisah dengan Messi, kini Guardiola bisa kembali mengangkat trofi Si Kuping Besar.

Melawan Chelsea dapat jadi pembuktian Guardiola juara Liga Champions tanpa bayang-bayang Lionel Messi.

Pelatih 50 tahun itu memiliki kans besar juara Liga Champions musim ini. Berdasarkan statistik, Guardiola tidak pernah kalah ketika mencapai final Liga Champions.

[Gambas:Video CNN]

Kondisi tersebut bisa membuat mimpi besar Man City selama ini terwujud dengan mengharapkan magis Guardiola di Liga Champions.

Sebelum dibeli Abu Dhabi United Group pada 2008, Man City merupakan klub medioker di Inggris.

Saat itu koleksi gelar mereka sebatas 2 trofi Liga Inggris, 4 Piala FA, 2 Piala Liga Inggris, dengan gelar tertinggi juara Piala Winners 1969/1970.

Tetapi usai diambil alih konsorsium Timur Tengah, hingga kini The Citizens menambah lemari trofi dengan 5 gelar Premier League, 2 Piala FA, dan 6 Piala Liga.

Banner Live Streaming MotoGP 2021

Hanya gelar di Eropa yang belum dimiliki Manchester Biru. Setelah perubahan kepemilikan tersebut, gelar Liga Champions selalu jadi yang diburu Man City di setiap musim.

Akan tetapi, sejak kali pertama tampil di era Liga Champions pada 2011/2012, pencapaian terbaik Man City hanya di semifinal musim 2015/2016.

Pada musim 2015/2016, Man City yang masih dilatih Manuel Pellegrini disingkirkan Real Madrid usai kalah agregat 0-1.

Kini, dengan berharap tuah Guardiola, penantian panjang Man City menjuarai Liga Champions bisa berakhir.

Peluang Man City juara Liga Champions di musim ini diperkuat dengan rapor apik Guardiola atas Chelsea dan Thomas Tuchel.

Sejauh ini Guardiola 18 kali bertemu dengan Chelsea di semua ajang, dengan meraih 8 kemenangan dan menelan 7 kekalahan.

Rekor Guardiola melawan Tuchel di berbagai turnamen juga positif usai menang 4 kali dan 2 kali kalah dalam 7 pertandingan.

Duel Pertahanan Terbaik di Liga Champions

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER